x

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Jumat, 7 April 2023 21:38 WIB

Haus adalah Godaan Terberat Puasa Ramadhan di Jakarta

Bagi yang pernah melaksanakan puasa di Jakarta, tentu sepakat bahwa godaan terberat puasa Ramadhan di Jakarta adalah haus. Sehingga tidak mengherankan, meskipun Bulan Ramadhan dapat dengan mudahnya menjumpai orang yang sedang minum es dengan santai di tengah teriknya jalanan ibukota.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagi yang pernah melaksanakan puasa di Jakarta, tentu sepakat bahwa godaan terberat puasa Ramadhan di Jakarta adalah haus. Sehingga tidak mengherankan, meskipun Bulan Ramadhan dapat dengan mudahnya menjumpai orang yang sedang minum es dengan santai di tengah teriknya jalanan ibukota.

Setiap kali mudik ke kampung halaman, Paman menceritakan bahwa dirinya beberapa kali harus batal puasa, karena saking hausnya. Hal tersebut membuat Paman harus diledek oleh keponakan-keponakannya yang masih kecil "Wis gede bolong puasane, mengko muncul sungu kebo lah."

Saya sendiri pun saat itu malah ikut meledek Paman saya, ia berdalih bahwa ia bekerja lapangan. Barulah ketika saya merantau ke Jakarta, saya merasakan apa yang dirasakan oleh Paman. Cuman bedanya, saya tidak sampai membatalkan puasa. Atmosfer puasa Ramadhan di Jakarta dengan di daerah sendiri, tentu berbeda rasanya. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali melaksanakan puasa di Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika puasa Ramadhan di daerah sendiri, lalu merasakan haus, hanya dengan nyantai di bawah pohon rindang, ataupun mandi rasa haus tersebut hilang. Lain halnya ketika saya puasa di Jakarta, nyantai di bawah pohon rindang malah diliatin sama orang-orang, dan ada yang menawarkan es. Lalu setelah mandi juga malah sumuk (berkeringat), jadi haus, maka dari itu di Jakarta saya hanya mandi 1 kali sehari, Heheh.

Kemudian bagi yang belum terbiasa puasa di Jakarta, saya menyarankan untuk tidak bepergian antara jam 10 pagi sampai 3 sore. Pernah saya puasa Ramadhan bepergian dari Ciputat ke Kemayoran, macetnya ibukota, teriknya Jakarta, penuh sesaknya Transjakarta, dan rasa haus yang melanda benar-benar menguji iman saya. Ditambah lagi saat sahur, saya lupa minum air putih.

Sesampainya di Kemayoran, sore harinya jam 5 saya harus membantu ayah saya berjualan, jarak menuju tempat ia biasa mangkal sangat jauh. Di sepanjang jalan penjual takjil bertebaran, berbagai macam jenis es tersedia, membuat siapapun bingung berbuka mau minum es apa.

Selain itu di sepanjang perjalanan saya juga melihat beberapa orang sedang minum, saya lalu bertanya kepada Ayah mengapa mereka tidak puasa. Ia menjawab bahwa godaan terberat puasa Ramadhan di Jakarta adalah rasa haus.

Sambil mendorong gerobak, ayah saya menasehati agar jangan mencela mereka yang tidak berpuasa. Lalu jangan sombong dengan ibadah yang kita kerjakan dalam hal ini adalah puasa, sebab kita tidak tahu apakah puasa kita diterima oleh Allah SWT atau tidak.

Ketika saya bertanya kepada Ayah apakah ia merasa haus, ia menjawab tidak karena dirinya sudah terbiasa, jadi tidak kaget. Berulang kali ia tertawa melihat saya yang begitu lemas "Seharuse nang kontrakan bae, apamaning koen bar perjalanan saking Ciputat." Saya pun menjawab "Mohlah nang kontrakan sepi, rebahan justru gawe weteng wegah."

Di tempat Ayah mangkal tidak henti-hentinya saya melihat jam di handphone, ketika adzan berkumandang segelas teh manis hangat, dan sebotol air mineral langsung habis.

Saya merasa kagum dengan mereka yang meskipun kerja berat, tapi tetap melaksanakan puasa. Pekerjaan yang berat tidak dijadikan alasan untuk tidak berpuasa, ataupun membatalkan puasanya.

Oleh sebab itu solusinya adalah ketika sahur harus banyak minum air putih, begitu juga ketika berbuka jangan langsung minum es, minum air putih hangat terlebih dahulu. Boleh-boleh saja minum es, tapi setelah makan terlebih dahulu. Kalau berbuka langsung minum es, rasa haus masih terasa, rasanya ingin minum terus gitu.

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler