x

Foto Aya yang menikmati tugasnya sebagai guru dan sukarelawan di tanah Mataram.

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 17 April 2023 19:05 WIB

Rumi: Kita Hanya Numpang Lewat di Bumi

Rumi dengan indah mampu melukiskan sebuah filosofi kehidupan yang sangat bijaksana. Demikian juga filosofi Jawa. Bagaimana paparannya? Sila ikuti terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

 

Kata mutiara Maulana Jalaludin Rumi selalu indah dan sarat makna.  Itulah sebabnya sang sufi dari Konya, Turkiye ini tidak pernah dilupakan masyarakat.  Bahkan sebuah buku terjemahan karyanya dalam Bahasa Inggris sempat menjadi best seller di negeri Paman Sam. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kali ini kita akan membahas lagi sebuah kutipan dari Rumi yang seperti biasanya indah dan penuh makna. Berikut ini kata mutiaranya.

 

You don’t live on the earth.  You are passing through it.  Kamu tidak tinggal di bumi. Kamu melewatinya.

Manusia memang hanya hidup sebentar saja di bumi ini.  Dibandingkan dengan kehidupan setelah mati alias kehidupan di akherat yang abadi, kehidupan manusia di bumi hanya sekejap mata.

Ada sebuah ayat yang menjelaskan bahwa sehari di akherat adalah setara dengan seribu tahun di bumi. 

Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).

 

 

Ada juga ayat ayat yang menjelaskan bahwa kehidupan di akherat adalah abadi.  Arwah manusia tidak akan mati.  Hanya raga saja yang mati. Maka arwah akan hidup abadi di akherat.  Masalahnya di sana ada dua tempat. Satunya disebut sorga, satunya neraka.  Maka pastikan kita hidup di dunia menaati aturan Allah swt agar memenuhi syarat masuk sorga.

 

“Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.” (QS AN Nisa 13)

 

Senada dengan kata mutiara Rumi ada pepatah Jawa yaitu Urip ming mampir ngombe.  Artinya hidup ini hanya mampir minum.  Maksudnya hidup manusia di bumi ini hanya singkat saja.  Kita hanya transit saja dalam perjalanan kehidupan menuju ke kehidupan abadi di akherat.

 

Baik Rumi dan orang Jawa memiliki pandangan hidup yang sama. Mereka sama sama memandang kehidupan dari perspektif waktu.  Saya sudah menulis sebuah artikel dengan judul “Mampir Ngombe”  di indonesiana. Sila baca.

 

Dengan memandang kehidupan dari perspektif waktu kita memiliki suduh pandang mata nalar yang lebih luas dan lebih komprehensif.  Inilah dasar kita menentukan rencana besar kehidupan.  Artinya kita harus merencanakan kehidupan dunia dan akherat.  Bukan hanya kehidupan dunia saja.  Kalau bisa meraih sukses di keduanya, mengapa hanya satu saja?  Rugi dong. 

 

Maka pastikan semua tindakan kita tertuju pada tercapainya sukses di kedua kehidupan itu.  Pikiran kita dan rencana kita panjang sampai ke akherat.  Bagaimana memastikannya?  Uraiannya panjang.  Secara singkatnya patuhi saja semua aturan Allah swt.  Serta jauhi laranganNya. Kalau itu sudah bisa dilakukan maka Insya Allah kita akan mencapai sukses dalam dua kehidupan itu. 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler