x

Digital Photography by Tasch 2023.

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Jumat, 12 Mei 2023 13:24 WIB

Anonim (14)

Anonim (14). Kenangan. Angan tiba ataupun telah lalu. Puisi, menulis kejujuran cerita perasaan. Transendental jernih jiwa. Cerita perjalanan kasih sayang atau apapun. Salam cinta saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rumah, tempat berteduh, bercengkerama, bertukar pikir, membangun ide atau hal lain, diperlukan oleh hidup penghuninya. 

Kalau rumah setan tentu hal pokoknya dialektika persetanan, juga termasuk rumah lain-lain, tentu berurusan dengan lain-lain. Disita atau disegel, oleh, nah ...

Rumah pohon, bangunan kecil, sedang atau cukup besar bergantung pada pokok pohonnya. Tempat bermain, masa kecil, rumah dunia imajinasi. Tentu ada banyak kisah di dalamnya, ketika kedewasaan memicu angan kembali pulang pada kenangan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berwarna kisah-kisah telah berlalu, seolah-olah dibangkitkan imaji. Kaleidoskopis, tampil indah beraturan atau mungkin saja melompat-lompat. Rumah, tempat makhluk, insan kamil pulang. 

Burung-burung walet kesarangnya memberi manfaat pada makhluk lain, setelah sejak pagi berangkat bekerja, para elang sibuk menyusui anaknya sebelum berangkat memburu mangsa. 

Anak ayam riang berkotek sepagi subuh. Para bebek ramai memberi telur. Kerbau sibuk di sawah bertenaga menemani petani, membajak tanah, sekarang udeh pake traktor kale, industri kemodernan.

Berumah di kolong langit, berangin-angin, mendaki pegunungan, bukit-bukit, mandi air terjun, terasa pulang setelah lelah mendaki. Oksigen, memberi wawasan kemitraan kehidupan, cinta, air mata kasih ataupun amarah, kewajaran mengarungi relung realitas. 

Lantas berani memberi maaf, apapun kecemburuan, sila berlalu, sebab hati hanya ingin lega, gembira, bebas merdeka, ngakak, senyum penuh bunga.

Ibu, ayah, menyambut salam, senyumnya surga awal mula ke rumah. Menunggu kakak atau adik pulang, kerinduan berikutnya ada di rumah. 

Sejiwa, belahan hati tak lengkap di meja makan, menunggu hadirnya. Hidangan hanya ketentuan pelengkap santapan duniawi bagi tubuh bukan bagi jiwa. Rumah cinta, bukan sekadar dongeng untuk cerpen atau novel. Kewajiban menghadirkannya.

Langit, memberi warna nurani, makna kurva horizon, mencipta cakrawala. Terbuka sepanjang peradaban berganti musim. Luas pandangan, tebar cinta di hati, hapus fatamorgana. Buka jendela lebar-lebar. Biarkan berkat datang pergi sesuka hati.

Rumah tanpa bunga di jambangan, bagai sepi tak berpuisi. Stasiun tanpa kereta api, halte tanpa bus berhenti, kehidupan tak lalulalang, tak mungkin menerka kisah akan tertulis. 

***

Jakarta Indonesiana, Mei 12, 2023.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB