Bagaimana aku sanggup melerai bulir embun di sudut matamu
Bersebab kerinduan menyetubuhi sunyi yang paling sahdu
Dari palung-palung gulita samudra
Jemari waktu mengintip di atas rel yang membuat jarak
peron hanya kata singgah. Dan kau adalah kepulangan
Aku bersegera mengemasi puing-puing kepergian itu
bersabarlah, kuncup-kucup yang pernah mekar
Menyusupkan sari-sari kedalam cawan kata
Hanya siutan kereta dan dingin rel yang tahu,
Aku sembunyikan airmata
Di gerbong terakhir
Ikuti tulisan menarik Rizal De Loesie lainnya di sini.