Bening bukan
transparan, atau
tak berwarna.
Sejuk itu, bukan
angin sepoi-sepoi
adem, semilir.
Mengalir tak
sekadar hulu ke hilir
sampai ke muara.
Bukan,
gelombang tsunami
menggulung pantai.
Tak serupa sampan
mengalir sungai-sungai
banjir bandang.
Bukan pula
ombak mengayun
perahu di dayung.
Tak pula,
seperti batu mandi
di arus sungai.
Tak sembarang
jernih, awan-awan
berkaca di danau.
Tak mungkin semirip
lautan mengombak
langit biru.
Sekalipun horizon
patuh di garis
cakrawala.
Mencipta sukma
melukis cuaca-cuaca
dari mata turun ke hati.
Jernih atau bening
mata air, hadir
sendiri.
***
Jakarta Indonesiana, Mei 22, 2023.
Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.