x

Foto Tempo

Iklan

Isis Prianita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Mei 2023

Kamis, 25 Mei 2023 10:35 WIB

Mengubah Paradigma Ekstraksi Sumber Daya Alam: Perlindungan Air dan Pangan sebagai Hak Asasi Manusia

artikel ini mengajak untuk saling menjaga bumi dari dampak negatif industri ekstraktif melalui pendekatan yang berkelanjutan, partisipasi perempuan dan kelompok yang dilemahkan, serta komitmen untuk melindungi lingkungan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kolonialisme industri ekstratif menjadi isu yang semakin mendominasi perdebatan global. Praktik ekstrasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dan merusak lingkungan telah mengakibatkan dampak yang merugikan untuk manusia dan bumi. Praktik industri ekstratif dapat menyebabkan dampak lingkungan yang merugikan, termasuk kerusakan ekosistem, degradasi tanah, polusi air dan udara, hilangnya keanekaragaman hayati, serta kontribusi terhadap perubahan iklim. 

Namun, ekstraksi sumber daya alam juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang dilemahkan, termasuk perempuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengubah paradigma ekstraksi sumber daya alam agar perlindungan terhadap air dan pangan menjadi hak asasi manusia yang dijamin.
Penting untuk melibatkan perempuan secara aktif dalam pengambilan keputusan terkait ekstraksi sumber daya alam. Dalam mengembangkan kebijakan dan program, perempuan harus didorong untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga suara mereka didengar dan kebutuhan mereka diakomodasi dengan baik.
Pengalihan Risiko terhadap Kelompok yang Dilemahkan, Terutama Perempuan:
Dalam konteks kolonialisme industri ekstraktif, perempuan sering kali merupakan kelompok yang paling rentan dan terdampak secara langsung. Mereka seringkali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya, termasuk air dan lahan pertanian. Industri ekstraktif dapat memperburuk ketidaksetaraan gender, meningkatkan kesenjangan sosial, dan meningkatkan beban kerja perempuan dalam mencari air bersih dan memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan


Pengalihan risiko dari industri ekstraktif kepada kelompok yang dilemahkan, terutama perempuan, merupakan langkah penting dalam memerangi kolonialisme industri ekstraktif. Dalam upaya ini, perlu diterapkan tindakan konkret, seperti:
1. Pemberdayaan Perempuan: Dukungan penuh terhadap partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya alam, serta pemberian akses yang adil terhadap sumber daya tersebut.
2. Perlindungan Hak-Hak Perempuan: Menjamin perlindungan hak-hak perempuan dalam mengakses sumber daya air dan lahan pertanian, serta hak-hak terkait pengambilan keputusan terhadap sumber daya alam.
3. Keberlanjutan Ekonomi: Mendorong pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan dan inklusif, dengan melibatkan perempuan dalam sektor-sektor ekonomi yang berkelanjutan, seperti pertanian organik, energi terbarukan, dan pariwisata berbasis alam.
4. Pendekatan Gender-Responsif: Perlindungan terhadap kelompok yang dilemahkan, terutama perempuan, harus didasarkan pada pendekatan yang responsif terhadap gender. Ini berarti mempertimbangkan peran, kebutuhan, dan harapan perempuan secara khusus dalam perencanaan, implementasi, dan pemantauan kebijakan dan program terkait ekstraksi sumber daya alam.

Industri ekstraktif dapat memperparah kondisi bumi, seperti pembuatan Pembangkit Listrik uap dari batubara yang mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis, contoh lain adalah es yang mencair di kutub Utara maupun Selatan diakibatkan meningkatnya produksi gas rumah kaca, perkembangan revolusi industri, peningkatan kadar gas karbondioksida yang memicu peningkatan suhu secara global. Dampak tersebut mengakibatkan suhu Bumi yang meningkat menyebabkan gletser di kutub Bumi mencair dan memicu kenaikan permukaan air laut. Industri ekstraktif seperti pertambangan, penggalian minyak, dan industri kimia juga sering kali membutuhkan penggunaan air yang besar. Mereka mengambil sumber air dari sungai, danau, atau akuifer, yang dapat mengancam pasokan air bersih untuk masyarakat lokal dan ekosistem alami.

Air dan pangan menjadi dua aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Tetapi paling tercemari dengan adanya praktik industri ektratif. Keduanya merupakan sumber kehidupan yang vital bagi manusia dan ekosistem di planet ini. Namun, industri ekstraktif sering kali mencoba menguasai dan mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk air dan lahan pertanian, dengan dampak yang merugikan.

Dampak merugikan pada Air sebagai Sumber Kehidupan. Industri ekstraktif seperti pertambangan, penggalian minyak, dan industri kimia sering kali membutuhkan penggunaan air yang besar. Mereka mengambil sumber air dari sungai, danau, atau akuifer, yang dapat mengancam pasokan air bersih untuk masyarakat lokal dan ekosistem alami. Selain itu, proses ekstraksi ini juga dapat menyebabkan polusi air melalui limbah industri dan bahan kimia berbahaya, yang merusak kualitas air dan mengancam kehidupan akuatik.

Selain Air, Pangan dan Lahan Pertanian juga mendapat dampak. Industri ekstraktif sering kali membutuhkan luas lahan yang besar, yang sering kali berasal dari konversi lahan pertanian yang subur. Pertanian tradisional yang berkelanjutan dan memberikan makanan bagi masyarakat lokal terancam oleh ekspansi industri ekstraktif. Akibatnya, ketahanan pangan lokal terganggu, dan keberlanjutan sistem pertanian terancam. Industri ekstraktif juga dapat mencemari lahan pertanian dengan limbah beracun atau mengganggu sistem ekologi yang mendukung pertanian, seperti melalui perusakan hutan yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan habitat bagi serangga penyerbuk. 

Dampak-dampak ini mencerminkan dominasi dan pengambilalihan sumber daya alam oleh industri ekstraktif, dengan fokus pada keuntungan ekonomi jangka pendek, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, masyarakat lokal, dan keberlanjutan sistem pangan.

Untuk menyeimbangkan kebutuhan industri ekstraktif dengan kebutuhan air dan pangan sebagai sumber kehidupan, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungan serta solusi atau tindakan. Seperti tindakan berikut : 
1. Perlindungan Sumber Daya Air: Penting untuk mengimplementasikan regulasi yang ketat terhadap industri ekstraktif terkait penggunaan air, pengelolaan limbah, dan pemantauan kualitas air. Sistem pengelolaan air berkelanjutan harus didukung untuk melindungi pasokan air bersih dan ekosistem air.
2. Keberlanjutan Pertanian: Investasi dalam pertanian berkelanjutan dan melindungi lahan pertanian dari konversi menjadi industri ekstraktif penting untuk menjaga ketahanan pangan. Praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan harus didorong, seperti pertanian organik, pengelolaan air yang efisien, dan diversifikasi tanaman.
3. Partisipasi Masyarakat: Masyarakat lokal harus terlibat dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan sumber daya alam. Partisipasi masyarakat yang kuat akan memastikan perlindungan hak-hak mereka terhadap air dan pangan, serta pemantauan dan pengawasan terhadap praktik industri ekstraktif.
4. Promosi Ekonomi Berkelanjutan: Pembangunan alternatif ekonomi berkelanjutan seperti pariwisata berbasis alam, energi terbarukan, dan industri yang berkelanjutan harus didorong. Diversifikasi ekonomi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada industri ekstraktif dan mempertahankan sumber daya alam yang penting.

Air dan pangan sebagai sumber kehidupan vs industri ekstraktif menunjukkan perlunya mengubah paradigma ekstraksi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Hanya dengan mengakui nilai air dan pangan sebagai hak asasi manusia dan memprioritaskan keberlanjutan, kita dapat melawan kolonialisme industri ekstraktif dan melindungi masa depan planet ini. Mengubah paradigma ekstraksi sumber daya alam berarti mengakui dan melindungi hak-hak ini sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan dan proses pengambilan keputusan terkait industri energi. Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, masyarakat sipil, dan individu, untuk mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan dan melindungi lingkungan.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan sumber daya alam, termasuk air dan pangan, di antara masyarakat secara luas. Edukasi dan kampanye yang melibatkan masyarakat dapat membantu menggerakkan perubahan perilaku dan mempromosikan kesadaran akan dampak dari praktik industri ekstraktif. pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan inovasi dalam praktik industri juga dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif industri ekstraktif terhadap lingkungan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan teknologi pengelolaan air yang efisien dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan mereduksi dampak negatifnya.

Saling menjaga bumi dari industri ekstraktif adalah tanggung jawab bersama kita sebagai warga dunia. Dengan mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan, melibatkan perempuan dan kelompok yang dilemahkan, serta berkomitmen untuk melindungi lingkungan, kita dapat mengatasi tantangan yang dihadapi saat ini dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi bumi dan generasi mendatang. 

#LombaArtikelJATAMIndonesiana

Ikuti tulisan menarik Isis Prianita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler