x

Ilustrasi Petani. Sasin Tipchai dari Pixabay

Iklan

Kokowoyoo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Mei 2023

Jumat, 2 Juni 2023 10:12 WIB

Filsafat Sosio-Ekologi

Kajian filosofi ini adalah sebuah analisis mengenai hubungan kita dengan alam (terkhususnya). Sehingga corak antroposentris yang dominan dengan ego dan eksploitasi terhindari,dan akhirnya memicu hubungan harmoni antara keduanya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh kokowoyo

 

Filsafat adalah the mother of science atau induk dari berbagai ilmu, dalam artian filsafat adalah ilmu yang menjamah seluruh realitas. Maka bisa kita ketahui sejatinya filsafat mencakup semua hal yang berada atau eksis dalam realitas saat ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara terminologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu phylos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Kebijaksanaan di sini bisa ditafsir menjadi beberapa hal, tetapi secara objektif filsafat dikonotasikan sebagai kebijaksanaan dalam bernalar. Tetapi dalam sudut pandang saya secara personal kebijaksanaan di sini tidak hanya berada dalam tataran rasio saja, tetapi juga bijaksana dalam rasa dan tindakan.

Sejatinya pikiran yang bijak akan melahirkan tindakan yang bijak, karena tindakan manusia adalah representasi dari pikirannya itu sendiri. Konklusi yang coba saya tangkap adalah tentang bagaimana kita dapat berpikir dan bertindak secara bijaksana menghadapi realitas yang sedang kita jalani saat ini.

Mengingat bahwa saya adalah seorang anak yang lahir dan besar di tataran kehidupan pertanian, terkadang saya merasa bahwa apa yang sudah menjadi hal lumrah di kalangan petani adalah sesuatu hal yang tidak bijak. Petani saat ini telah membumikan paradigma pragmatisme dalam proses pertaniannya. Sehingga corak egosentris sangat terasa di dunia pertanian saat ini. Para petani hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri sebagai subjek dan mengeksploitasi objek-objek di depannya demi kepuasan personalnya. Sehingga terjadi ketimpangan antara manusia dan alam yang sangat kuat dalam problematika yang sedang kita diskusikan disini.

Bagi saya secara personal, sebagai orang yang menikmati kekayaan alam yang telah diberikan secara cuma-cuma, sebenarnya harus ada tindakan imbal balik yang perlu dilakukan. Yang dimaksud disini adalah tentang bagaimana kita melihat alam bukan sebagai objek, tetapi sebagai sesuatu yang setara, sehingga tidak terjadi tindakan semena-mena diantara kalangan manusia terhadap alam. Merepresi ego personal adalah tindakan bijak untuk kita sebagai manusia sebagai sesuatu yang sangat luhung untuk kita berikan kepada alam. Maka dari itu,perlulah kita untuk menjaga alam sebagaimana alam merawat dan menjaga kita untuk tetap terus bertahan hidup. 

Dalam dunia pertanian, terkhususnya. Penggunaan pupuk sintesis atau sesuatu unorganic seperti obat-obatan, adalah suatu kearogansian manusia dalam mempertahankan egonya untuk terus meraup keuntungan. Kata "menjaga" disini menjadi sesuatu yang ambigu, maksudnya, disatu sisi kita memberikan obat-obatan seperti pestisida untuk menjaga dan merawat hasil pertanian dari hama ataupun dari berbagai parasit yang hadir. Tapi disatu sisi, sebenernya para petani juga secara tidak sadar telah membunuh hasil pertanian itu dari dalam, seperti semisal sayur-sayuran. Hal ini sungguh telah menjadi Boomerang untuk pelaku itu sendiri, maka dari itu perlulah kita melakukan hal- hal tersebut dengan cara yang alamiah, dan tidak menggunakan hal-hal yang memicu perusakan untuk sayuran itu sendiri. Sejatinya alam ditakdirkan untuk hidup secara independen, mungkin jika ditarik dalam sejarahnya, memang alam bertumbuh dengan sendirinya,dan manusia hanya menjadi penikmatnya. Sesungguhnya alam itu tidak perlu di jaga, alam sudah tau bagaimana dia harus bertindak, tetapi setelah manusia ikut menjamah, alam mengalami komplikasi dan menjadi rumit. Segala hal yang dijamah oleh manusia menjadi sesuatu yang tidak murni dan merusak. Maka dari itu, kesadaran akan kemurnian, terkhususnya dalam dunia pertanian harus terus di gaungkan. Hal ini sebenarnya bukan hanya kajian ekologi saja, tetapi disini saya mencoba untuk menekankan hubungan sosial antara kita dengan alam, sehingga etika,rasa,dan kesadaran kita sebagai mahluk yang setara terus diemban dan tidak merugikan keduanya.

 

 

Ikuti tulisan menarik Kokowoyoo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler