Memandangmu
bagaikan memandang embun
di kaca-kaca setelah hujan.
Lampu neon jalanan
meredup menyala.
Lantas apa itu?
Entahlah, mungkin hujan
siang bolong. Menguap.
Jadi jerawat.
Jerawat batu?
Jerawat kacang?
Jerawat jagung?
Jerawat karang kuy! Nanya melulu.
Lebih baik bertanya, daripada
benjol di jalan.
Benjol di jalan atau bisulan.
Bisulan? Oh, itu karena nakal.
Maksudmu?
Siapapun berbuat nakal.
Hatinya bisulan setinggi tower.
Hah! Hah! Hahh!
Enggak usah kaget. Biasa aja kale.
Ya, kagetlah.
Kenapa?
Musim bisul kambuh lagi.
Beda versi? Alamak.
Melampaui gayahidup.
Wow! Kaget loh akyu.
Jangan keseringan kagetan. Bisul
bisa datang setiap waktu. Mendadak
muncul.
Lantas raib.
Hilang.
Ajaib.
Ada bisul menjulang ke langit.
Komunikasi melata dalam sunyi.
Ooo, gitu ya.
O-nya satu saja, kalau banyak O-nya
terkesan rekayasa. "Enggak Ooori?"
Waduh! Hihihi!
Jangan cekikikan. Taukah kamu.
Ini sedih beneran.
Taukah kamu. Cekikikan
sembari sedih tidak melanggar
lampu merah, garis-garis petunjuk
menyeberang jalanan.
Oh! Yeach Mr Postman.
The reality of bisul, eksis and muncul.
Rolling. Rolling on the road. Yeach!
You know-lah.
Like a hero from the darkness.
Eng! Ing! Eng!
Oooh! O! O! Yo! Yo!
Modis sepanjang kenangan.
Terkenang-kenang. Ye! Yo! Yo!
Bolak-balik. Ehh! Boong lagi.
Rugi dong kesehatan ...
Tapi ... Oh! Oh! Yeah!
Sedih sekali.
Bisulan. Oh! Bisul-bisul.
Ada di antara perkara.
Sssst!
Kenapa?
Sssst! Tenang.
Loh! Menyoal bisul kok ...
Sssst! Silence is golden.
Loh! Putus asa ya kamu.
Sssst! Buka warung kopi aja.
Boleh?
Sssst!
Boleh?
Sssst! (Mengangguk)
Okeee ....
Bawel's!
***
Jakarta Indonesiana, Juni 05, 2023.
Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.