x

Nelayan menangkap ikan sumber foto : https://manado.tribunnews.com

Iklan

Fauji Yamin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Agustus 2019

Rabu, 7 Juni 2023 08:50 WIB

Menjala Ikan

Pagi masih terlalu buta untuk beraktifitas, namun bagi warga desa pesisir di Pulau Makian, itu bukan perkara. Jaring ditebar, dua tiga orang melompat ke dalam lingkaran jaring, meriuhkan laut agar ikan panik dan lari menerjang jaring. Lalu bagaimanakah praktek itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi masih terlalu gelap. Mentari masih malu-malu menapakan sinar. Sapuan ombak masih manja menerjang karang, pecah dengan romantis lalu berakhir di pelukan pasir.

Aksara masih mengantung satu dua bintang. Tanda-tanda malam hampir diujung tugas. Burung-burung berkicau merdu, dipadu merdu kokok ayam tanda hari sebentar lagi di mulai.

Di atas pasir, di pantai belakang rumah; hanya berjarak 20-30 meter dari rumah,  telah bersiaga lima orang kampung. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka bangun lebih awal. Beberapa dari mereka memang harus bangun lebih awal lantaran bertugas menjaga waktu sholat di masjid bagi warga desa.

Perahu panjang dikuras airnya. Diberi papan dengan lebar tak lebih dari dua meter di tegah lalu diletakan jaring dengan panjang lebih dari seratus meter.

Satu orang lagi menyusul dengan dayung dan cermin buatan sendiri. Hasil buatan tangan dari pohon khusus di hutan. 

Setelah persiapan selesai. Perahu di dorong ke laut. Air laut yang masih dingin tak menjadi soal. Mendayung mereka kearah Utara kampung. Ujung karang yang berada di desa ini.

Saya menyaksikan mereka dari pinggir pantai. Mengikuti pergerakan kemanapun mereka mengejar gerombolan ikan yang mulai bermain. 

Ketika gerombolan ikan itu berada di posisi yang tepat, jaring ditebarkan dengan diam-diam. Haram hukumnya membuat bising karena ikan bakal lari. 

Panjang jaring atau soma; bahasa lokal ditebar membentuk bulatan  satu ujungnya berada di pinggir pantai melingkar hingga ujung satunya juga berada di ujung pantai. Membentuk huruf U.

Lalu, suara bising mulai di lakukan. Tiga dari mereka meloncat kedalam lingkaran lalu mengepak-ngepak tangan ke laut agar tercipta suara bising. 

Saya dari pantai ikut membantu dengan melempar batu ke dalam jaring. Tentu sudah memastikan posisi yang tepat agar tidak mengenai mereka.

Sekira lima belas menit, hasil suara bising tersebut menggerarkan Soma. Ikan-ikan terperangkap. Tak ada yang lolos.

Mereka kemudian mulai mengangkat Soma. Dua tetap di dalam air. Menyelam dan membuka soma yang terlilit di dasar karang.

Ikan-ikan tak terhitung jumlahnya. Memenuhi setengah perahu.

Setelah selesai, dua dari mereka membuka beberapa ikan dan menyerahkan kepada saya dan dua warga yang turut membantu membuat suara bising. Masing-masing kebagian lima ekor ikan.

Mereka lanjut mendayung ke arah selatan. Atau kemana saja ketika ikan bergerombol.

Lalu apakah hasilnya di jual?

Tidak. Setelah selesai menebar jaring, biasanya mereka bakal membagi hasil sesuai dengan orang yang ikut menebar soma. 

Masing-masing bisa satu hingga dua bit; satu ikatan berisi 10-15 ekor. 

Sisanya, dibagikan ke setiap rumah yang ada di desa. 

Jumlah rumah di desa saya tak lebih dari 50 rumah. Dengan jumlah penduduk tak lebih dari 500 jiwa.

Ikan-ikan tersebut diantar sendiri oleh mereka ke masing-masing rumah. Menariknya meskipun saya sudah dapat tetapi ikan tetap diberikan. Ukurannya adalah rumah bukan pribadi.

Praktek ini sudah dilakukan turun temurun. Berbagi adalah hal biasa namun luar biasa.

Dalam keadaan tertentu, misalnya ada hajatan dalam kampung, hasil menjaring tersebut biasanya diserahkan sepenuhnya ke warga pemilik hajatan. Toh nanti ikan tersebut juga bakal di makan bersama-sama warga desa dan siapapun yang datang.

Nelayan masih dibelenggu kemiskinan dan kesejateraan namun praktik luhur tak pernah hilang dari kesengsaraan tersebut.(Sukur dofu-dofu)

 

 

Ikuti tulisan menarik Fauji Yamin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu