Ucapan dan Tindakan Orang Tua Membentuk Kepribadian Anak
Bambang Udoyono
Suatu hari saya sedang membeli sesuatu di sebuah toko. Tiba tiba saya terkejut Ketika saya mendengar seorang ibu membentak anaknya yang masih kecil. Sebelumnya saya mendengar anak prempuan kecil itu meminta jajanan. Alih alih membelikan si ibu marah marah dengan kasar. Si anak seketika terdiam dengan espresi ketakutan. Saya sangat miris mendengar dan melihat kejadian itu. Saya juga menyesal tidak berbuat apapun saat itu.
Kejadian semacam itu tidak hanya saya alami sekali dua kali. Mungkin sudah puluhan kali saya melihat dan mendengarnya. Awalnya saya menduga hal itu hanya terjadi di kalangan akar rumput, tapi ternyata kejadian serupa terjadi di kalangan yang sudah lebih mapan.
Kejadian itu nampaknya sepele saja, sepintas terkesan sekedar kejadian kecil. Meskipun demikian dampaknya bisa sangat serius. Apa saja ? Mari kita elaborasi.
Pengaruh Ucapan dan Tindakan orang tua
Sesungguhnya seorang ibu memiliki pengaruh sangat besar kepada anak anaknya. Tindakan dan ucapannya akan berpengaruh. Keduanya akan membentuk kepribadian anak anaknya. Apalagi Ketika anak anaknya masih di bawah usia lima tahun. Tindakan dan ucapan ibunya akan terekam sepanjang hidupnya dan menentukan kepribadiannya.
Apabila tindakan dan ucapannya baik maka rekaman di otak dan hati anak anaknya juga akan baik. Jika ibunya mengajari dan mengajaknya solat, berdoa, berbuat baik, bekerja, belajar maka pengaruhnya akan baik.
Apabila ibunya bertindak dan berkata kasar maka dia juga akan menirunya. Kata kata kasar itu akan menjadi kosa kata si anak. Maka dia akan dengan enteng mengucapkannya kepada orang lain. Bahkan kepada orang yang seharusnya dia hormati sekalipun.
Kata kata kasar itu juga akan menyakiti hati si anak. Kata kata kasar adalah ungkapan amarah dan kebencian. Maka dua ha itulah yang akan masuk ke hati dan pikiran si anak. Kalau keduanya berulang ulang masuk secara rutin maka keduanya akan dominan di hati dan pikiran si anak.
Ucapan dan tindakan kasar merusak kepribadian anak
Apabila hati dan pikiran si anak didominasi oeh keduanya maka sulit diharapkan si anak kelak akan menghasilkan kasih sayang, sopan santun, dan kebaikan.
Jadi sejatinya orang tua sedng merusak poensi anaknya sendiri. Terutama apabila tindakan dan kata kata kasar itu dilakukan secara rutin.
Oleh karena itu para orang tua harus mengendalikan tindakan dan lisannya. Jauh sebelum menikah kedua orang tua harus berniat akan berbuat baik, memberi contoh tindakan baik dan berkata baik kepada anak anaknya. Mereka harus mampu mengendalikan amarahnya, emosinya, omongannya. Bagaimana caranya?
Solusinya menghambakan diri kepada Allah swt
Islam sudah menyediakan tata caranya. Singkatnya dengan melakukan solat, puasa, zakat, infak ,sedekah, umroh, naik haji dll. Semua perbuatan ibadah itu jika dilakukan dengan sungguh sungguh dan sepenuh hati, insya Allah akan berdampak baik. Perbuatan dan ucapan kita akan baik. Kita akan menjadi orang tua yang baik.
Jadi kepada para orang tua mari kita mendekatkan diri kepada Allah swt. Mari kita mengambakan diri hanya kepada Allah swt saja, bukan kepada yang lain. Hanya Allahlah yang bisa membaikkan hati manusia. Kalau hati kita sudah dijadikan baik dan bersih oleh Allah swt maka Tindakan dan ucapan kita aka baik.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.