Titanik punya kolosal megah
soal jelata yang sukai bangsawan
dengan ironi besi ditumpangi
patah, semua resah, jadi salah tingkah.
Sulaiman buat takjub Balqis
karena teramat superior istana-Nya
Terkesima, tak bisa kedip
Hingga dilepas alas kakinya
merindu pada Sulaiman
ciptaan-Nya.
Aku, si pujangga naif
yang tak habis-habis surati
air kalau hujan takkan datang
kemarau panjang menanti
Manusia bersiap tuk haus lagi.
Menanti hujan lebih baik saat
sedang kekeringan, ada rasa puas
seperti yang dibilang Gossen
saat jumpa pertama kali
dengan air, hingga akhirnya
jemu dan dilupakan.
Salahkan saja tanah
sebab tak bisa sediakan cadangan air
saat hujan tengah deras-derasnya
Tanah itu salah
hujan juga salah
manusia lebih salah
dan semesta tak pernah salah.
Siapa pun yang menantang semesta
akan dibuat-Nya menderita
Sungguh!
Sudah itu saja.
(2022)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.