Negeri Bersyair

Jumat, 30 Juni 2023 08:24 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Negeri Bersyair. Transendental jernih jiwa. Maka lahirlah kenangan, angan tiba, ataupun telah lalu. Sederhana saja. Puisi, menulis kejujuran cerita perasaan. Salam kasih sayang saudaraku.

(Catatan pagi)

Terlalu indah memakai
warna rompi itu. Ketika kau  
masuk ruangan in.te.ro.ga.si.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senyum tak pantas masih saja 
berani, melambai pada publik 
peliput berita tentangmu.

Padahal kau baru saja 
melanggar sumpah dari isi
kitab suci keyakinanmu, 
ketika kau berjanji 
untuk mengabdi.

(Catatan siang)

Bentuk pengabdian macam apa 
ketika kau berubah jadi si.lu.man
pencuri hak publik, alias 
engkaulah sang koruptor. 

Tak habis pikir, perilaku 
macam musim patah tumbuh
hilang berganti. Masih saja 
muncul di arena pengabdian 
sebagaimana sumpahmu.

Heran deh. 
Apa-an sih isi kepalamu. 
Ketika kau bersumpah 
mengemban tugas suci
pengabdian itu. 

Aneh tapi nyata, atau 
nyata tapi aneh. Berani 
melanggar sumpahmu.

Kau makhluk si.lu.man atau 
si.lu.man berperan manusia, 
atau keduanya. 

Lalu, atas perbuatanmu 
menjadi sang koruptor.
Kamu, tidak malu ya.
Dengan al.ma.ma.ter.mu.

Lembaga itu mendidikmu 
dengan baik dan benar. 
Menyematkan gelar 
kecerdasan kelas wahid.
Seharusnya. Kamu. 
Malu dong.

Seyogianya pula, kamu,
menjunjung tinggi komitmen 
pengabdian suci, utama, pada 
Tuhan Yang Maha Esa, 
Almamater, Bangsa dan Negara.

(Catatan Sore)

Menurut sementara waktu
puisi ini terlalu lembut untukmu,
kata waktu sih begitu.

Lantas waktu lain lagi menjawab
dengan amat santai. Kau beruntung
tinggal di negeri keren, pemaaf, 
tidak sombong, sekalipun perbuatan
menjadi si.lu.man macam itu 
melanggar aturan-aturan
moral sosial.

Ketika bertanya pada sang waktu
di semesta lain. Semua ngakak, 
terpingkal-pingkal. 

Heran deh. 
Kenapa ya. 

Lantas, ada suara lagi di kejauhan, 
mungkin dari waktu entah dimana. 
Katanya, kalau ingin bertanya 
soal si.lu.man, sebaiknya bertanya
pada hembusan angin di antara 
awan-awan.

(Catatan malam)

Menjawab pertanyaan pers,
perbuatanmu menjadi si.lu.man 
semata-mata karena, titik koma, 
titik-titik, dalam kurung buka 
kurung tutup.

Nah loh.
Ajaib deh!

Sungguh mengherankan.
Juga membingungkan.

***

Jakarta Indonesiana, Juni 30, 2023.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Antumbra

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB
img-content

Eskrim Pop Up (35)

Selasa, 25 Juni 2024 19:34 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua