RAGAM BAHASA SLANG PADA PERCAKAPAN GRUP WHATS’UP SISWA SMA NEGRI 10, CENGKARENG, JAKARTA BARAT
Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting bagi kehidupan manusia, karna bahasa digunakan sebagai alat untuk kita bertemu dan bergaul. Oleh sebab itu, bahasa harus digunakan secara tepat dengan mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar didalam berbahasa. Bahasa indonesia yang sangat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan melahirkan variasi bahasa. Adanya bermacam-macam variasi bahasa sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Variasi bahasa itu terbagi menjadi ragam lisan dan ragam tulisan.
Dalam kehidupan sehari-hari yang sering dipergunakan adalah ragam lisan. Menurut Chaer dan Agustina (2004:61), terjadinya keragaman bahasa atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangatlah beragam.
Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan terus bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Sehubung dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambahkan disebut bahasa prokem (Chaer, 2004:66). Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, pemakaian bahasa kawula muda juga mengalami perkembangan. Hal ini memicu munculnya bahasa gaul sehingga bahasa gaul dapat memicu munculnya kecenderungan untuk memakai bahasa slang yang memiliki kesan santai dan tidak baku.
Bentuk-bentuk komunikasi sangatlah beragam, seperti pada kasus yang saya temukan mengenai ragam bahasa slang pada percakapan grup whats’up siswa sma negri 10 cengkareng, jakarta barat. Mereka sering sekali menggunakan bahasa tersebut sebagai tanda identitas mereka dan bertujuan sebagai tren komunikasi dikalangan remaja.
Terlampir contoh percakapan;
Konteks percakapan diatas adalah salah satu contoh bentuk tuturan yang berada di grup what’s up pelajar sma negri 10 yang dinamai grup “anak ilang”.
Contoh pertama: “inis mesjid eceg” kata tersebut ber’arti, “sini masji cepat”.
Contoh kedua: “fotoin ngo kuenye” kata tersebut ber’arti “fotoin dong kueh nya”.
sedangkan contoh kedua bermaksud meminta bukti foto kueh yang sudah ada.
Tidak terlepas dari contoh tersebut, ada beberapa contoh bentuk slang yang biasa digunakan para pelajar sma negri 10 cengkareng jakarta barat seperti:
angin/bahaya
sokap/siapa
oong/boong
kilab/balik
ul/lu/lau/kamu
alay/lebay/terlalu berlebihan
eug/gue/saya
ulud/dulu
sabeb/bebas
sabodo/masa bodo/tidak perduli
percakapan yang digunakan memunculkan bahasa-bahasa slang yang mana bahasa tersebut memiliki implikasi terhadap massa depan kebahasaan indonesia. Sehingga mungkin saja akan terjadi perubahan bentuk komunikasi seiring berjalannya waktu atau dengan kata lain juga asimilasi budaya.
Perkembangan bahasa indonesia saat ini semakin baik, apalagi dengan makin diminatinya bahsa indonesia oleh masyarakt internasional. Bahkan bahasa indonesia pun saat ini menjadi salah satu bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti Australi, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea selatan.
Pada intinya ragam bahasa akan selalu muncul dan berdatangan mengingat perkembangan zaman yang akan terus berkembang, menggunakan ragam bahasa seperti slang tidaklah salah, namun, sebagai warga negara yang menjunjung tinggi bahasa kesatuan bahasa indonesia patutlah untuk tetap menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, agar bahasa indonesia akan terus menjadi alat komunikasi bagi seluruh masyarakat khususnya di negara indonesia serta masyarakat internasional.
Ikuti tulisan menarik Paradilah Awaludin lainnya di sini.