x

ilustr: Pinterest

Iklan

Yujitia Ahdarrijal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Agustus 2022

Rabu, 26 Juli 2023 19:43 WIB

Dari Rinduku yang Menggebu, Tenggelam di Setiap Tarikan Senyummu


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KISAHKOE

dari rinduku yang menggebu, tenggelam di setiap tarikan senyummu”

(Ahdarrijal, 2022)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Perkenalkan namaku Yusuf Al Aidhil biasa di panggil yusuf. Ini merupakan salah satu kisahku, kisah yang bisa aku katakan sebagai kisah yang terbilang menyenangkan sekaligus menyeedihkan, kisah yang candu namun hampa. Sepotong kisah perjalanan anak yang sedang beranjak dewasa, di ombang-ambing penuh pengharapan, kebingungan serta penuh teka-teki.

     Sepotong kisahku dimulai…..

semenjak yusuf mulai memasuki bangku sekolah menengah atas. yusuf bersekolah di salah satu sekolah menengah atas Muhammadiyah dikota Pontianak. Sekolah yang terbilang sekolah yang penuh prestasi dan kiprah alumni yang gemilang. Yusuf dikenal sebagai seorang aktivis di sekolahnya, dari awal masuk ke SMA ia memilih untuk mengasah bakat dan potensinya dengan memasuki beberapa organisasi dan ekskul di sekolahnya. Tak hanya sampai disitu, yusuf dengan segala kesadarannya terhadap lingkungan pun mendirikan seperti kelompok-kelompok kecil untuk mengentas permasalahan lingkungan di sekitar sekolahnya maupun dalam lingkup kota Pontianak, selain dari tujuannya untuk mengasah minat dan bakatnya dalam berorganisasi.

Yusuf sangat aktiv di sekolahnya, selain aktiv di dalam kelas, ia juga aktiv untuk berkumpul setiap pulang sekolah untuk membahas agenda organisasi dan problematika di sekitarnya Bersama teman-temannya. Yusuf dikenal sebagai murid yang teladan di sekolahnya dikalangan guru-guru. Tak heran beberapa guru pun sering memanggilnya untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Di beberapa organisasi yang di ikuti oleh yusuf, yusuf di percaya untuk menjabat sebagai ketua karena ketekunan dan keuletannya dalam berorganisasi. Organisasi yang paling bergengsi di Sekolahnya ialah Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang kebetulan yusuf berkesempatan untuk memimpin organisasi tersebut.

Sampai tiba saatnya organisasi yang di pimpin yusuf merekrut anggota baru, untuk pelajar yang baru saja masuk menjadi murid di sekolah itu. Di suatu Ketika yusuf tak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang memiliki kharismatik yang tinggi, pola pikir yang luas serta perawakan yang bisa dikatakan kecil-kecil imut menghadirkan kharisma Wanita sunda dan Pontianak. Wanita itu Bernama Nur ailia atau di panggil Nur. Dari pandangan pertama yusuf tak berhenti terheran dan takjub atas lirikan mata serta senyumannya yang seolah-olah menenggelamkan Yusuf di setiap gerak pipinya yang memerah karna tersipu malu. Begitu juga Nur yang tak berkedip sedikitpun Ketika bertatapan dengan Yusuf, seperti menghipnotis dan memberikan suatu misteri yang terpancar di kedua bola matanya.

 

Yusuf pun bertanya kepada salah satu murid : “Eh, murid baru ya? Ingin gabung organisasi?”

Nur pun menjawab sambil terbata-bata : “ i..i..i.iyaa kak” Nur sambil gugup karna tatapan mata yusuf yang tajam dan terlihat gagah

Yusuf : “ Oh oke, silahkan ambil formular di dalam ya”

Nur : “ b b b baikk kak” Dengan getaran bibir yang semakin waktu semakin merasa gugup dan tersipu malu

 

Dan singkatnya, Nur berhasil lolos dari semua tahapan seleksi yang ada di organisasi, dan akhirnya Nur bergabung dengan organisasi favorit yang ada pada saat itu. Menurutnya organisasi yang menerimanya ini merupakan organisasi yang tepat baginya karena sesuai dengan ideologi dan tujuannya Nur yakni untuk berproses dan mengembangkan diri.

Pada suatu Ketika, sepulang sekolah, anak-anak yang tergabung dalam organisasi tersebut tidak langsung pulang kerumah melainkan digunakan untuk berkumpul rapat rutin setiap senin. Di dalam rapat organisasi, terlihat Yusuf memimpin berjalannya rapat, yusuf menyampaikan isi dan pokok-pokok bahasan yang menjadi materi pada hari itu. Ditengah Yusuf menjelaskan materi, terlihat Selayang pandang lirikan mata Nur yang di barengi dengan kerutan dahi yang memperlihatkan keseriusan Nur untuk menyimak materi dari Yusuf. Ada secercak ketertarikan Nur pada pola pikir dan cara Yusuf berbicara. Pertemuan Nur dan Yusuf tak terhelakkan ketika selesai rapat, Nur yang bergegas untuk meninggalkan ruangan rapat sambil merapikan beberapa kursi yang ada di sana tertahan karena teguran yang di layangkan oleh Yusuf kepadanya.

 

Yusuf berkata : “Nur…, jangan terlalu rapi kusinya, sudah hampir malam, ayo pulang”

Nur : “Eh, iyaa kak”

Yusuf : “Kamu pulangnya bareng siapa nur?”

Nur : “Sudah biasa pulang sendiri kak, lagi pula rumah Nur dekat dari sekolah”

Yusuf : “Oh yaa?, kalo begitu ayo pulang bareng, kakak saja, kebetulan rumah kakak juga dekat dari sini”

Nur meng iyakan ajakan yusuf : “Baik kak”

Ditengah perjalanan pulang, Nur dan Yusuf pun bercerita banyak hal mengenai diri mereka, mulai dari alasan memilih organisasi tersebut, hobby, bahkan makanan kesukaannya, dan yang mengejutkannya lagi adalah rumah Yusuf dan Nur ternyata berdekatan, hanya dipisahkan empat rumah, dan rumah Yusuf ada di seberang jalan, walaupun begitu tetap Yusuf asing dengan Nur walaupun jarak tempat tinggal yang bisa terbilang dekat itu.

Singkat cerita, Yusuf dan Nur akrab, bahkan bisa dikatakan sangat dekat karena setiap pulang sedari sekolah mereka selalu pulang Bersama-sama karena rumah yang berdekatan. Setiap selesai rapat rutin organisasi, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertegur sapa dan bercanda, sembari mencairkan suasana ditengah keseriusan dalam berorganisasi, bahkan mereka aktiv dalam berdiskusi bersama walaupun diluar kegiatan organisasi. Sepertinya di setiap pertemuan mereka, ada serpihan-serpihan ketertarikan di antara mereka berdua, perasaan yang menggebu-gebu untuk saling memiliki saling bertautan di antara mereka, namun selayaknya senior dan junior , masih terdapat sekat-sekat pemisah yang mengharuskan mereka untuk menahan perasaan satu sama lainnya untuk menjaga perasaan mereka masing-masing, meskipun ini hal yang sulit bagi mereka, karena harus menahan aliran darah seorang anak muda yang sedang beranjak dewasa dan dipenuhi pengharapan dan penuh ego.  

Diruangan yang berluaskan 4x3 meter persegi dan ditemani keheningan malam menghadirkan bayang-bayang Nur di pikiran Yusuf, Yusuf dirundu kegalauan yang menyita waktu tidurnya itu, potret kebersamaan Yusuf dan Nur terfatamorgana dan memenuhi seisi kepala Yusuf, Yusuf bimbang dan tidak bisa membohongi dirinya sendiri untuk jatuh cinta kepada Nur yang sekaligus juniornya itu. Yusuf bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah mungkin ia menyukai bawahan sekaligus sahabatnya itu, ingin Yusuf berkata jujur mengenai perasaannya kepada Nur, tetapi terdapat keraguan di dada Yusuf karena takut untuk merusak pertemanan mereka jika sewaktu-waktu Nur menyatakan tidak memiliki perasaan yang sama kepada dirinya.

 

Yusuf  bergumam : “Aku harus menyatakan perasaanku pada Nur sebelum Nur di ambil orang lain, eh tapiii… kalo di tolak bagaimana yaa… hmmm…”  sebuah kegelisahan yang selalu muncul pada Yusuf sampai akhirnya mengantarkannya pada tidur.

 

Setiap malam kegelisahan itu muncul pada Yusuf dan membuat aliran darah mudanya seolah-olah mengalir sangat deras di setiap keheningan malam. Namun sekali lagi Yusuf tidak bisa membohongi dirinya, dan terus dirundu ketidakpastian terhadap sebab kegalauannya itu.

 

Setiap waktu diganggu oleh perasaan yang menggebu-gebu untuk ingin memiliki dan memikat hati seorang gadis manis itu, akhirnya Yusuf memutuskan untuk mencoba untuk terus terang kepada Nur atas perasaan yang dirasakan selama itu, walaupun dibenak Yusuf terdapat ketakutan yang cukup besar, namun sekali lagi rasa ketakutan itu dikalahkan dengan rasa ketertarikannya terhadap Nur. Pada hari itu, jam 09.30 waktu istirahat dan ditengah teriknya sinar matahari yang menyinari Kota Pontianak, Yusuf mengajak Nur untuk berdiskusi didekat lapangan Basket sekolah. Nur dan Yusuf pun berbincang-bincang didekat lapangan basket pada saat itu, sampai akhirnya Yusuf harus berterus terang terhadap perasaan yang ia miliki selama ini dengan Nur…

 

Yusuf : Nur, kakak mau berterus terang terhadap Nur, jadi selama ini kakak jatuh cinta terhadap nur, jatuh cinta terhadap pola pikir, perlakuan nur terhadap kakak, mau kah Nur untuk menjadi pacar kakak?

 

Nur yang saat itu terkaget mendengar pernyataan dari seorang senior organisasi yang terus terang terhadap perasaannya kepada Nur, seketika pipi nur memerah dan tersipu malu dihadapan Yusuf

 

Nur : Nur selama ini juga sebenarnya memiliki perasaan yang sama , I I I iyaa nur mau…

Yusuf pun menjawab dengan perasaan yang tidak karuan : s s seriuss kan nurr?

Nur : Iya Nur serius kak

 

Seketika aliran darah yang selama ini merasa tersumbat pada sekat-sekat arteri yusuf sepontan mengalir deras. Gembira, senang, haru yang ia rasakan, karena mampu menaklukkan hati seorang gadis idamannya itu…

Dari moment yang sangat bersejarah pada dua insan yang saling mencintai itu, tak terasa sudah dua tahun lamanya mereka saling menjalin kasih selama di sekolah menengah atas di kota Pontianak itu, senang, sedih dilewati Bersama. Namun pada akhirnya yusuf dan nur dipertemukan oleh moment perpisahan. Yusuf yang sudah selesai mengenyam Pendidikan dibangku SMA yang kemudian harus dilanjutkan kejenjang perkuliahan, mengharuskan nur dan yusuf berpisah karena nur yang satu tingkat dibawah yusuf masih harus melanjutkan pendidikannya.

Momen perpisahan mereka tak hanya pada tingkat Pendidikan, tetapi juga jarak yang sangat jauh. Yusuf memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Kota Yogyakarta. Yusuf dan nur terhalang jarak antara Pontianak dan sebuah daerah dipulau jawa sana, membuat mereka untuk menghentikan hubungan mereka sebagai kekasih. Sakit, sedih yang dirasakan oleh mereka berdua, namun itu mau tidak mau yang harus dilakukan untuk membuat satu sama lainnya tidak terluka untuk menanggung beratnya rindu dan sebuah pengharapan yang tak pasti tiba kapan datangnya.

 

Nur yang berlinang air mata melepaskan Yusuf untuk pergi menimba ilmu berkata : Kak, Nur masih saying, jangan lupakan Nur yaa… Suatuu saat nanti kita pasti akan dipertemukan Kembali

 

Yusuf yang sudah tidak tahan menahan gejolak kesedihan pada dirinya bertaka : baik adindaku saying, tunggu kakak disini ya… nanti kita pasti bertemu lagi..

 

Berpelukan dibarengi tetesan air mata tak terhelakkan diujung jalan mengantarkan perpisahan mereka, yang sekaligus menjadi penghujung cerita yang manis pada mereka berdua.

 

3 TAHUN KEMUDIAN

Yusuf yang meniatkan dirinya untuk berkuliah, keluar dari zona nyaman sekaligus mengorbankan kekasihnya itu tetap memegang teguh untuk terus berusaha agar suatu saat nanti dapat bertemu dengan Nur lagi dengan keadaan yang lebih baik. Selama tiga tahun berpisah, tidak seharipun dilewatkan yusuf tanpa memikirkan keadaan dan kabar dari nur.

Sudah sekitar 1 tahun belakangan Yusuf tidak berkomunikasi intens dengan nur, mencoba tuk Kembali mencari tau kabar dari nur melewati social media yang dimilikinya.

Namun bergitu kagetnya, kepercayaan yang sudah ditanamkan yusuf pada nur seketika hancur bak serpihan kaca tergilas mobil. Foto seorang laki-laki muda, tinggi, dan berambut ikal terpampang jelas disalah satu social media nur. Yusuf pun bertanya-tanya pada dirinya

 

Yusuf : Siapa lelaki itu

Rasa penasaran yusuf tak bisa terbendung terhadap sosok laki-laki yang dilihat secara jelas di akun Instagram milik Nur, mantan pujaan hatinya itu.

Seketika yusuf langsung menghubngi salah satu sahabat dari Nur, yakni Yeyen. Salah satu sahabat karib yang selalu disamping Nur pada saat itu.

Suara dengungan telpon yang dibarengi dengan dengungan jantung yang berdebar kencang menunggu yeyen mengangkat telpon dari Yusuf.

 

Yusuf : H h halo yenn.

Yeyen : Halo, gimana yusuf?

Yusuf : maaf yen, aku sudah lama tidak berkomunikasi lagi dengan nur semenjak memutuskan berkuliah diluar Pontianak, ketika aku ingin menghubungi dan mencari kabar nur lagi, aku melihat foto seorang laki-laki diakun instagramnya. Kmu tau itu siapa yen?

Yeyen menjawab sambil mengelah nafas : hhhhh itu pacar barunya, yusuf, semenjak kmu jarang berkomunikasi dengannya,  nur dekat dengan teman sebayanya di bangku kuliah, yang kabarnya sih sudah sebentar lagi bakal lanjut kejenjang pernikahan katanya Nur…

 

Terjatuh suara hp yang didengar yeyen, “Haloo yusuf? Halo? Halo?” seketika panggilan terhenti.

Yusuf yang pada saat itu membayangkan nur menanti kehadirannya untuk pulang, namun tidak demikian adanya. Tiada rasa yang dirasakan yusuf selain rasa hancur dan sakit pada saat itu.

 

Setiap hari yusuf dibayang-bayangi rasa rindu terhadap nur, bayang-bayang yang mampu meredakan Lelah setap harinya itu sudah tiada lagi. Kecintaan yusuf pada nur tidak main-main. Yusuf yang begitu shocknya menemukan kabar nur yang sudah mendapatkan pengganti dirinya membuatnya jatuh sakit dalam kurun waktu yang lama, disetiap malamnya kepala yang awalnya selalu memikirkan hal positif tiba-tiba dibanjiri oleh Selayang pandang kisah yang sudah terukir dua tahun lamanya semenjak di waktu SMA dulu. Yusuf tak menyangka secepat itu dirinya tergantikan oleh seorang laki-laki yang ia pun tak menyangka mampu merebut posisinya pada lubuk hati seorang nur.

 

Ditengah dinginnya malam Jogjakarta, menemani Yusuf untuk merindu terhadap nur, tak disangkanya secepat itu nur memutuskan ingin menikah dengan seorang laki-laki itu. Setiap malam dikamar seluas 3x4 meter itu yusuf bergumam sambil memanggil-manggil nama Nur , Nur.. Nur… sesekali ia berteriak tak tahan gejolak batin yang kuat tak terbendung lagi, hingga membuatnya lupa makan dan tidak mengurus sama sekali dirinya.

Api-api asmara yang dipaksa untuk memadam, bunga-bunga cinta yang dipaksa untuk melayu membuat yusuf putus pengharapan pada belahan jiwa yang sudah menemani hari-harinya itu, yang menjadi penyemangat ditengah kelelahan dalam perkuliahan itu sudah meninggalkannya.

Malam sekitar pukul 3.47 dinihari yusuf kehilangan akal, sudah terombang ambing dalam kondisi hati yang tak menentu, tiba-tiba yusuf berdiri diatas jendela kamar kosnya yang berada dilantai 3. Amarah yusuf tak terbendung, patah hati yang tak terobati membuatnya memutuskan untuk melompat dari jendela, mengharap nur dapat menemuinya dialam sana nanti. Dan pada akhirnya…

Jogjakarta, 3.50 yusuf dinyatakan meninggal dikamar kosannya. Dari rindu yusuf yang menggebu, tenggelam dalam setiap tarikan seyumnya Nur. Nur yang berada dalam kasih baru… dengan perjalan yang baru..

 

Terimakasih Yusuf, sudah menjadi symbol cinta yang tak pernah padam…….

 

Ikuti tulisan menarik Yujitia Ahdarrijal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu