x

Tradisi Mekepung

Iklan

Ida Bagus Indra Dewangkara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Rabu, 9 Agustus 2023 19:46 WIB

Mekepung: Warisan Budaya Asal Jembrana yang Unik dan Menantang

Mari mengenal tradisi mekepung, keunikan dan juga sejarahnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia adalah tanah yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam. Salah satu dari sekian banyak budaya yang unik dan menarik untuk dijelajahi adalah Mekepung, sebuah tradisi balap kerbau yang berasal dari Jembrana, Bali.

Mekepung bukan hanya sekedar atraksi yang menghibur, tetapi juga memiliki akar budaya dan makna yang dalam bagi masyarakat setempat.

Apa Itu Mekepung?

Dilansir dari Website Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kemendikbud, Mekepung merupakan pergelaran balap kerbau yang berasal dari wilayah Kabupaten Jembrana, Bali. Istilah "Mekepung" berasal dari ekspresi "makepung-kepungan" dalam bahasa Bali yang mengandung arti "berkejar-kejaran".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mekepung merupakan suatu kompetisi yang melibatkan penggunaan kerbau sebagai tenaga penggerak kendaraan yang disebut "cikar."

Kerbau-kerbau ini diberi hiasan kepala yang menarik dengan warna emas yang mencolok. Para pengemudi cikar, yang disebut "sais," mengenakan pakaian adat Bali yang khas sebagai identitas budaya.

Biasanya, penyelenggaraan Mekepung jatuh pada bulan April atau Mei, sejalan dengan musim penanaman padi. Kompetisi ini terbagi menjadi dua kelompok, yakni Grup Barat dan Grup Timur, masing-masing terdiri dari 10-12 cikar.

Acara dimulai dengan aba-aba dari panitia, dan kemudian para sais mendorong kerbau mereka untuk berlari semaksimal mungkin hingga mencapai garis finish.

Mekepung memiliki daya tarik yang kuat bagi masyarakat Jembrana. Selain sebagai hiburan, tradisi ini mewarisi nilai-nilai budaya yang tinggi, seperti semangat gotong royong, kebersamaan, dan dedikasi terhadap kerja keras. Tidak hanya itu, Mekepung juga menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik di Kabupaten Jembrana.

Mengetahui Keunikan Mekepung

Menjadi warisan yang menarik, mekepung ternyata bukan hanya tentang balap kerbau semata. Mekepung juga dapat dimaknai sebagai semangat persaingan dan kebersamaan masyarakat Jembrana.

Para peserta Mekepung, yang juga merupakan pengendara kerbau, bersaing dengan semangat tinggi untuk mencapai garis finish tercepat.

Mereka berdiri di atas kerbau dengan hanya menggenggam tali sebagai pegangan, sambil mendorong kerbau untuk berlari semaksimal mungkin.

Karena Mekepung dilakukan di area sawah yang terjal dan berlumpur, membuat tantangan semakin besar. Pengendara harus memiliki keterampilan khusus untuk menjaga keseimbangan, mengarahkan kerbau, dan tetap berada dalam perlombaan meski medan yang licin dan sulit.

Bagaimana Sejarah Mekepung?

Setelah mengetahui definisi dan keunikan dari mekepung, mari kita sama-sama mengetahui bagaimana sejarah tradisi mekepung ini.

Mekepung merupakan warisan budaya tak benda Indonesia yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali. Asal usul mekepung dapat ditelusuri dari petani di Jembrana yang mengandalkan kerbau untuk membajak sawah.

Dalam proses tersebut, para petani akan memacu kerbau dengan sekuat tenaga agar tanah dapat dikerjakan lebih cepat. Dari kegiatan itulah muncul konsep balapan kerbau.

Awalnya, mekepung hanya menjadi hiburan para petani Jembrana saat waktu luang. Tetapi seiring berjalannya waktu, daya tarik mekepung merambah lebih luas dan memikat perhatian berbagai kalangan.

Tidak hanya sebagai ajang hiburan semata, mekepung juga melambangkan nilai-nilai budaya yang tinggi, seperti semangat gotong royong, kerja sama, dan ketekunan.

Saat ini, mekepung telah menjadi magnet pariwisata di Kabupaten Jembrana. Setiap tahun, wisatawan lokal dan internasional memadati Jembrana untuk menyaksikan pertunjukan mekepung.

Apabila Anda berkunjung ke Jembrana, menyaksikan mekepung adalah suatu pengalaman tak terlupakan dan direkomendasikan. Tradisi mekepung adalah contoh autentik dari tradisi Bali yang menarik dan bernilai.

Ikuti tulisan menarik Ida Bagus Indra Dewangkara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB