Bukan mewah yang membuatku rindu,
bukan pula kemewahan,
tetapi kehangatan.
Itulah rumah.
Penenang jiwa yang menari-nari
di tengah badai keduniawian.
Tempat pulang tanpa tanda tanya.
Tangannya terbuka lebar-lebar,
penuh senyuman.
Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.