x

Sumber: TEMPO.

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Sabtu, 19 Agustus 2023 14:52 WIB

(What If) Gagal Menjadi Presiden?

Ketiga nama bakal capres yang melejit saat ini berpeluang sama besar untuk memenangkan kontestasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mendekati waktu pendaftaran pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden untuk berkonstestasi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan. Jika melihat pemberitaan dan hasil survei yang beredar dimasyarakat, kandidat bakal calon presiden (bacapres) sudah menyusut menjadi tiga orang utama.

Pertama ada Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang sudah mengumumkan diri akan mencalonkan diri sejak Oktober tahun lalu. Kedua, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang sudah mengumumkan akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya pada pergelaran Pilpres. Ketiga, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang baru mendapat restu dari PDIP pada April 2023 lalu.

Ketiga calon tersebut sudah memiliki koalisi dan relawannya untuk mengincar RI 1. Dalam perkembangan belakangan ini ketiga calon masih belum terlihat cawapres yang akan mendampingi mereka. Pada kubu Anies Baswedan dengan Koalisi Perubahan, masih berkutat dengan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yenny Wahid (Anak Presiden ke-4 Gus Dur) yang masih terancam gagal mencalonkan diri jika salah satu partai koalisi hengkang, yang digadang-gadang itu mungkin pada Demokrat bila AHY tidak menjadi cawapres Anies. Sedangkan kubu Prabowo dengan masuknya Golkar dan PAN di Koalisi menambah kemungkinan cawapres Prabowo kepada tiga tokoh masing-masing partai pengusung yaitu Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), dan Erick Thohir (PAN). Kemudian di kubu Ganjar, banyak orang berspekulasi kepada Sandiaga Uno yang merupakan bagian dari PPP yang bergabung dengan PDIP. Tetapi banyak pengamat yang beranggap nama cawapres Ganjar baru akan diumumkan detik-detik akhir waktu pendaftaran nanti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari segi peluang, ketiga calon ini terbilang masih terbuka lebar untuk memenangkan Pilpres meski berdasarkan hasil survei manapun mangatakan Pilpres akan berlangsung selama dua putaran. Tetapi dari sekian banyak pembicaraan mengenai ketiga tokoh ini, tidak banyak yang membahas bila mereka gagal pada Pilpres mendatang karena pasti hanya akan ada satu orang saja yang bisa menjadi Presiden Indonesia ke-8 nanti. 

Berikut ini penulis akan mencoba menjelaskan opininya tentang bagaimana nasib setiap calon presiden ini bila gagal di Pilpres 2024 nanti.

Anies Baswedan

Pencalonan Anies yang dianggap sebagian orang terburu-buru dan memiliki potensi paling besar gagal dicalonkan dari kedua calon lain, menjadi sinyal bahaya untuk mantan Menteri Pendidikan dan Budaya. Pengamat politik seperti pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi dan peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana, berargumen Anies masih memiliki peluang mencalonkan diri kembali di Pilkada DKI 2024. Mengingat Anies yang baru menjabat satu periode di Jakarta dan waktu pelaksanaan antara Pilpres dan Pilkada yang tidak bentrok masih membuka peluang bagi Anies untuk bertarung kembali di Pilkada DKI. Apalagi kepuasan masyarakat Jakarta mencapai 80% pada akhir masa dia menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Sebenarnya para pendukung Anies sendiri ada juga yang lebih mengharapkan Anies melanjutkan kembali jabatannya di DKI daripada bertarung di Pilpres, salah satunya datang dari komika sekaligus pernah menjadi tim pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017, Pandji Pragiwaksono. Pandji dalam setiap kesempatan menyayangkan Anies yang lebih memilih mencoba peruntungan di Pilpres dibandingkan kembali menjabat Gubernur Jakarta. 

 

Prabowo Subianto

Lalu untuk Prabowo bila gagal pada Pilpres 2024 nanti berarti akan menjadi kegagalan ketiga kalinya setelah Pilpres 2014 dan 2019. Dengan begitu kemungkinan besar 2024 akan menjadi terakhir kalinya ia nyapres karena umur Prabowo yang sudah berumur 77 pada tahun 2029. Kemudian diharuskan melawan petahana yang dalam sejarah pemilihan langsung sejak 2004, petahana (SBY & Jokowi) selalu berhasil mempertahankan kekuasaannya.

Prabowo akan semakin sulit jika ikut pada Pilpres 2029 dengan banyaknya tokoh-tokoh muda yang bermunculan dalam perpolitikan Indonesia dan sudah memiliki pengalaman di pemerintahan, maupun di tingkat daerah dan provinsi. Jadi kemungkinan paling besar Prabowo bila gagal pada Pilpres 2024 hanya bisa menjadi Ketum Gerindra dan memperkuat partainya yang sekarang sudah merupakan partai besar dan memiliki basis pemilih yang cukup loyal.

Ganjar Pranowo

Kemudian, Ganjar Pranowo akan paling sangat dirugikan bila gagal pada Pilpres 2024 nanti. Itu karena Ganjar tidak seperti Anies yang masih berpeluang mencalonkan diri menjadi gubernur, sedangkan Ganjar sudah menjabat Gubernur Jawa Tengah selama dua periode sehingga tidak bisa mencalonkan diri lagi. Ditambah Ganjar juga sulit untuk menduduki kursi Ketum partai seperti Prabowo karena dalam PDIP terdapat banyak tokoh kuat disana. Sebut saja Megawati Soekarnoputri yang masih menjadi Ketum yang merupakan Presiden ke-5 Indonesia, kemudian ada Presiden Jokowi yang dikatakan masih berpolitik ketika sudah lengser dari kursi kepresidenan, dan ada Puan Maharani, Ketua DPR dan juga anak dari Megawati Soekarnoputri yang memiliki pengaruh kuat dikalangan elit PDIP.

Tokoh-tokoh kuat itu tentu memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan Ganjar untuk menjadi Ketum PDIP, dan akan mempersulit Ganjar jika ingin mencalonkan diri pada 2029 karena kehilangan panggung politik. Berbeda dengan Prabowo yang masih menjadi Ketum partai dan mau bergabung dengan kubu lawan pada akhirnya. Jika masih ingin bertarung pada PIlpres 2029, Ganjar bisa melakukan dengan cara seperti Prabowo dengan bergabung dengan koalisi pemerintahan dengan harapan mendapatkan posisi penting di pemerintahan nantinya. Namun itu semua tergantung pada sikap PDIP nantinya akan bergabung atau tidak kedalam koalisi pemerintahan nantinya.

Dari penjalasan diatas nampak Anies lebih memiliki kemungkinan paling baik bila gagal menjadi Presiden nantinya karena masih bisa menjabat kembali menjadi gubernur dan Ganjar memiliki kemungkinan paling buruk karena berpotensi kehilangan panggung politik nasional selama 5 tahun mendatang.    

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 jam lalu

Terpopuler