x

Prabowo dan Cak Imin yang bertemu di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta, Minggu, 9 Juli 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis.

Iklan

Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Minggu, 13 Agustus 2023 16:25 WIB

Tantangan Bagi Cak Imin Menjadi Cawapres Prabowo

Namun, sama seperti dua koalisi lain, KKIR menghadapi persoalan siapa cawapres yang akan mendampingi capres mereka, yakni Prabowo di Pilpres 2024 nanti? Dulu orang memperkirakan Ketum PKB Muhaimin Iskandar adalah calon terdepan. Tapi elektabilitas Cak Imin tidak kunjung naik dan kini bergabung dua partai lagi. Bagaimana peluangnya Cak Imin?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memasuki pertengahan Agustus, tinggal tersisa beberapa bulan lagi menuju waktu pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Melihat pemberitaan di media sosial dan media nasional, koalisi pengusung capres dan cawapres sudah mengerucut kepada tiga koalisi. Dari yang terbaru adalah pengumuman dari Partai Golkar dan PAN yang mendeklarasikan mendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai capres mereka. Dengan masuknya Golkar dan PAN semakin meng “gemuk”-kan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) setelah Gerindra dan PKB sudah membentuk koalisi ini tahun lalu.  

Namun, sama seperti dua koalisi lain KKIR menghadapi persoalan mengenai siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo di Pilpres 2024 nanti? Pada awal pembentukan berdirinya KKIR banyak orang yang memperkirakan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) digadang-gadang akan mendampingi Prabowo. Cak Imin sendiri sudah sering melontarkan keinginan menjadi Capres pada tahun lalu. Tapi memasuki tahun 2023 dengan elektabilitas Prabowo dengan bantuan endorse Presiden Jokowi dan elektabilitas Cak Imin yang tidak kunjung naik, memutuskan PKB mendukung Prabowo sebagai capres mereka dan mengusahakan ketum mereka menjadi cawapresnya.

tetapi seiring berjalannya waktu, peluang Cak Imin menjadi cawapres justru kian tidak jelas kandidat-kandidat cawapres Prabowo semakin bertambah dan beberapa hasil survei yang melakukan simulasi Prabowo-Cak Imin masih memiliki peluang kalah dengan pasangan lain. Salah satunya survei dari Lembaga Suvei Indonesia (LSI) pada bulan Juli 2023. Pada simulasi 3 pasangan capres-cawapres, pasangan Prabowo-Cak Imin masih berada diposisi kedua (30,7%) kalah dengan pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir (34%) dan diatas pasangan Anies Baswedan-Khofifah Indar Parawansa (21%).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat survei tersebut menjadi pertimbangan kubu Prabowo karena tentu setelah dua kali Pilpres selalu kalah, pasti pada Pilpres kali ini ingin meriah kemenangan. Maka dari itu muncul kandidat-kandidat lain, khususnya mereka yang kuat di Provinsi Jawa Timur tempat yang memiliki pemilih yang besar dan Prabowo kalah telak disini pada 2024. Dari yang diberitakan banyak media, setidaknya ada 2 faktor atau kemungkinan yang semakin mempersulit Cak Imin untuk mewujudkan keinginan ia dan partainya untuk menjadi pendamping Prabowo di Pilpres mendatang.  

Partai Pengusung Lain

Masuknya Golkar dan PAN tentu akan menjadi rintangan yang sulit untuk Cak Imin, mengingat Golkar dan PAN juga memiliki kandidat tersendiri pada Pilpres nanti. Golkar sudah beberapa kali ingin mencalonkan Ketum mereka, Airlangga Hartanto, menjadi Capres meski elektabilitas tetap rendah. Tetapi tentu dengan deklarasi dukung terhadap Prabowo sudah mengubah tujuan itu dan sudah diperkirakan banyak pengamat Airlangga akan disodorkan menjadi Cawapres.

Lalu PAN melalui pernyataan Ketum Zulkifli Hasan akan mendukung siapapun Capres jika mau dipasangkan dengan Menteri BUMN sekaligus Ketum PSSI, Erick Thohir. Erick Thohir sendiri memiliki elektabilitas cawapres yang tinggi dan mulai lekatnya nama Erick Thohir merupakan bagian dari NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia.    

Calon Independen

Kemudian calon-calon dari non-partai terutama mereka yang memiliki basis pendukung dan elektabilitas yang tinggi turut meramaikan kemungkinan cawapres Prabowo. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, merupakan calon dari luar partai yang memiliki peluang untuk diduetkan dengan capres pada 2024 terutama pada nama Prabowo dan Anies. Jabatannya sebagai Gubernur Jawa Timur dan memiliki kedekatan dengan kaum NU menjadi daya tarik utama Khofifah menjadi cawapres.

Lalu ada nama Yenny Wahid yang baru-baru ini mengumumkan siap menjadi cawapres pada pemilu 2024 sempat menghebohkan publik beberapa hari terakhir. Yenny Wahid yang merupakan anak dari Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang memiliki loyalis kuat dan mayoritas merupakan orang-orang NU. Ini bisa mengurangkan daya tawar Cak Imin karena bisa membuat kaum NU yang selalu diidentikan dengan Cak Imin dan PKB berkurang. Meski Yenny Wahid lebih digadang-gadang dipasangkan dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dibandingkan Prabowo.

Dari penjelasan diatas adanya kedua partai yang baru mendukung Prabowo tersebut akan menjadi tantangan bagi Cak Imin melihat jika KKIR hanya terdiri dari dua parpol saja, maka Gerindra mau tidak mau harus menerima Cak Imin karena jika PKB menarik dukungan mereka, Gerindra tidak bisa memajukan Prabowo, mengingat ada ambang batas pencalonan presiden sebesar 20% kursi DPR atau 25% suara Pileg terakhir.

Ini semakin sulit dengan munculnya nama-nama diluar partai seperti Khofifah dan Yenny Wahid yang memiliki kesamaan pemilih dan memiliki elektabilitas yang lebih baik daripada Cak Imin berdasarkan berbagai lembaga suvei.

Ikuti tulisan menarik Harrist Riansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 jam lalu

Terpopuler