Alegoris (Part 1)
Jumat, 1 September 2023 16:07 WIBAlegoris (Part 1) . Puisi anti-korupsi. Transendental jernih jiwa. Tentang kini ataupun telah lalu. Sederhana saja.
Alegoris (1)
Ketika sperma bertemu
di saluran rahim, sungguh berkat
kesucian penciptaan kelahiran
fitrah manusia tak terhingga.
Mawar, mungkin lambang cinta klasik,
terkadang pula bagaikan simbol ambigu,
kiasan cinta asli, merona pula cinta palsu
sekalipun terlihat memesona.
Alegoris (2)
Konon kalau menerima atau memberi
dengan tangan kanan-lebih baik,
daripada menerima atau memberi
dengan tangan kiri-kurang baik.
Lantas, kalau triliun korupsi
menggunakan tangan kanan?
Apakah hal itu juga baik?
Pertanyaan nempel di langit.
Raja iblis, si pongah nyengir
sembari menghisap lisong di neraka,
and he said "Calm down guys,
satelitnya lagi melengos."
Lantas dia berlari, sembunyi
di kerak neraka, ketakutan
mendengar suara gerbang langit
terbuka.
Alegoris (3)
Konon teknologi supercanggih,
super pula serba tahu melebihi
otak manusia, konon pula bisa
bikin dunia makin ajaib, serupa
korupsi muncul bagai sulapan.
Pencipta teknologi spektakuler, atau
supercanggih, ataupun hiperajaib
tetap saja hasil pemikiran otak manusia,
bukan tebak manggis.
Alkisah ketemu mesin sakti,
konon bisa mendeteksi korupsi
sebelum terjadi laiknya mesin
pemantau tsunami, dahsyat loh
kalau ada.
Konon pula, analog dasar perhitungan
metematika kuantum serupa ketepatan
penetrasi hitungan swipoa awal mula dari
sistem komputerisasi kini. Ada pepatah
lawas; belajarlah sampai ke negeri Cina.
***
Jakarta Indonesiana, September 01, 2023.
Salam cinta saudaraku.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Obral Obrol
4 hari laluMerah Delima di Pipimu
5 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler