Peradilan Akhirat

Rabu, 20 September 2023 13:03 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nasib seorang manusia yang diadili di peradilan akhirat, karena pemikirannya

Ada seorang Manusia yang sedang di sidang Tuhan di peradilan akhirat di hadapan orang-orang saleh. Manusia ini sering dicap kafir oleh orang-orang saleh ini semasa hidupnya. Anehnya Manusia ini tidak peduli dengan omongan orang-orang saleh ini. Ia sering dikatai berulang-ulang "Kafir kamu, nerakalah tempatmu berada" oleh orang-orang saleh kepada si Manusia. Hal ini dilontarkan, karena cara berpikir dan bertindak si Manusia berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Walaupun, setiap tindakannya hampir tidak melibatkan orang/berdampak kepada seseorang dan selalu berdampak pada dirinya. Hanya saja pemikirannya dianggap nyeleneh oleh masyarakat sekitar. Makanya ia sering dicap sebagai orang kafir yang pasti di neraka. Padahal yang menentukan neraka dan surga adalah Tuhan. Dan itu adalah hak prerogatif Tuhan dalam menentukannya. Mau kau berbuat apapun, kalau niatmu tidak baik, kau pasti akan menerima balasannya. Seperti halnya alegori seorang perempuan pelacur yang diridhoi Tuhan dan diberi ganjaran surga karena ketulusannya memberi minuman kepada seekor anjing yang kehausan. 

Dari alegori ini dapat kita ketahui, sifat baik seseorang tidak akan serta merta keluar dari diri seseorang jika orang tersebut tidak merasa bersalah dan cinta dengan hal tersebut. Kenapa saya berikan dua unsur merasa bersalah dan cinta pada alegori tersebut? sebab kedua unsur tersebut saling berkaitan, orang yang hanya cinta tanpa merasa bersalah akan menjadikan dirinya egois/fanatis. Sebaliknya jika orang tersebut hanya merasa bersalah tanpa memiliki cinta ia hanya akan depresi dan tidak percaya diri. Kedua unsur tersebut jika tak saling melengkapi akan berdampak buruk bagi seseorang. Dalam matematika disebut minus/negatif (-) sedangkan keterkaitan antar unsur disebut operasi pelipat gandaan. Maka dari itu, dalam logika matematika minus dikali minus menjadi plus. Bisa juga minus dibagi minus menjadi plus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak heran si Manusia tak menghiraukan omongan para orang-orang saleh. Mungkin ia beranggapan sama dengan logika matematika. Hal negatif dibalas negatif menjadi positif. Siapa tau Tuhan jadi berpikiran positif kepada si Manusia berkat perlakuan orang-orang saleh kepadanya. Selain itu, orang-orang saleh telah melampaui batas, karena bertindak tidak semestinya di peradilan akhirat. Yang mana pada peradilan ini orang-orang saleh tidak diizinkan mengintervensi hak Tuhan untuk menentukan nasib si Manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang telah lama mereka Amini dan yakini semasa hidupnya.

Sayang karena keegoisan semata mereka melampaui keimanan mereka dan bertindak seakan-akan mereka memiliki otoritas yang paling benar dan paling berpengaruh dalam menentukan nasib seseorang. Sekaligus mencederai keimanan mereka dalam menyembah sembahan mereka yaitu Tuhan. Tak ayal Tuhan marah dan menutup mulut mereka seketika.

Uniknya si Manusia sudah terlebih dahulu lari tunggang langgang menuju jurang neraka sesaat setelah orang-orang mengkafirkan si Manusia. Untungnya Tuhan membelokkan tujuan si Manusia untuk kembali ke persidangan setelah mulut orang-orang saleh ditutup tiba-tiba oleh Tuhan. Padahal si Manusia sudah sangat meragukan keAgungan Tuhan atas otoritas-Nya. Sesaat setelah si Manusia sadar bahwa ia tiba-tiba berlari kembali ke persidangan, si Manusia menjadi takjub dan amat mengagumi kedigdayaan Tuhan. Walaupun ia baru beriman setelah melihat kedigdayaan Tuhan. Si Manusia benar-benar ikhlas dan rela dengan segala keputusan Tuhan. Meskipun nantinya ia diputus untuk masuk neraka, ia akan dengan riang gembira memasukinya. Walau tak dapat dipungkiri hati kecilnya berharap untuk masuk surga. Dengan harapan kecil untuk mendapat kenikmatan yang tiada tanding seperti surga, namun ia lebih bahagia dengan apa yang nanti diputus Tuhan. Semangat dan keimanannya menggelegar luar biasa, bahkan kecintaannya melampaui para sufi di dunia. Dengan keimanan yang amat sangat terlambat dan mungkin tidak dapat layak dimaafkan.

Di sinilah Tuhan membuktikan keAgungan-Nya dan membuktikan hak prerogatif-Nya, bahwa Tuhan tak dapat diintervensi oleh siapapun juga, bahkan oleh para pengikutnya. Tuhan memutuskan untuk memberi pengampunan kepada si Manusia, ia diizinkan masuk surga namun harus masuk neraka terlebih dahulu sebagai bentuk pengampunan, karena telah melakukan penyangkalan semenjak di dunia hingga menuju persidangan akhirat. Keputusan ini telah membuktikan kecintaan Tuhan pada makhluknya, saking cintanya Tuhan terhadap ciptaan-Nya dan pengampunan-Nya tak mengenal batas, bahkan melampaui masa dan waktu. Tuhan benar-benar bijaksana dalam membuat putusan-Nya. Ia memasukkan si Manusia ke neraka karena penyangkalannya, kemudian memasukkan si Manusia ke surga karena keimanannya.

Tak lama setelah putusan dilontarkan beberapa orang-orang saleh tersadar, bahkan sebagian dari mereka menjadi sangat mencintai Tuhan atas putusan yang diberikan-Nya kepada si Manusia. Walau sebagian yang tersadar tidak terima dengan putusan Tuhan, tapi keimanannya melebihi ketidaksetujuannya. Maka dari itu, seluruh orang tak ada yang menyangkalnya, meski mulut mereka telah dibuka setelah putusan diberikan kepada si Manusia.

Sungguh luar biasa keAgungan Tuhan di akhirat. Tak ada yang mampu menentang-Nya setelah putusan diberikan, bahkan para ciptaan-Nya tundak dan patuh dengan suka cita dengan segala putusan-Nya. Tak heran dunia hanyalah bagian kecil diri-Nya yang Agung dan Perkasa, Serta tak ada yang mampu menduakan-Nya. Tuhan dari Manusia dan semesta dengan seluruh isinya

Bagikan Artikel Ini
img-content
mariff0303

Latihan Menulis

0 Pengikut

img-content

Kembali Percaya

Kamis, 12 Oktober 2023 08:39 WIB
img-content

Ketum Dua Hari

Senin, 2 Oktober 2023 08:46 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua