Di zaman yang sudah maju ini, banyak perguruan tinggi baik itu dari swasta maupun negeri ingin menghasilkan lulusan terbaik. Untuk mencapai hasil itu, perguruan tinggi harus mempersiapkan agenda atau program yang disebut kurikulum untuk membangkitkan jiwa entrepreneurship pada seluruh mahasiswanya. Selama 4 tahun perkuliahan ini lah mahasiswa akan diajarkan mengenai seluk beluk kewirausahaan. Adapun tujuan dari kurikulum kewirausahaan yang menjadi mata kuliah wajib dalam universitas, agar mahasiswa setelah lulus dapat membangun atau mengembangkan usahanya sendiri. Sehingga memperkecil tingkat pengangguran sekaligus dapat memberikan manfaat untuk orang lain serta lingkungan dengan membuka lapangan pekerjaan.
Hal ini juga menjadi kurikulum wajib di Universitas Pembangunan Jaya, dimana hal tersebut dilatih seperti dengan adanya JSDP atau Jaya Softskill Development Program yang membuat mahasiswanya selain aktif dan menjadi kreatif. UPJ juga mendukung adanya kewirausahaan ini dengan pelatihan-pelatihan untuk mahasiswa yang berminat. Hal ini cukup dirasakan saat pandemi covid-19 pada tahun 2019 hingga sekitar 2022 banyak pekerja yang diberhentikan, banyak usaha yang bankrut atau menurun, tidak sedikit pula banyak mahasiswa yang kesulitan untuk membayar biaya kuliah. Disisi lain kesulitan yang terjadi saat pandemi ada pula mahasiswa yang mengambil peluang dari adanya pandemi tersebut. sehingga bisa dikatakan bagi mahasiswa yang memiliki tinggkat kreatif dapat memanfaatkan situasi tersebut untuk berwirausaha.
Usaha yang dijalankan oleh mahasiswa saat pandemi salah satunya adalah masker, mengingat saat itu masker medis sangat mahal dan susah untuk di dapatkan sedangkan permintaan konsumen sangat tinggi, sehingga mahasiswa mengambil peluang dengan membuat masker kain. Masker kain yang diciptakan merupakan ramah lingkungan karena dapat dicuci sehingga dapat digunakan berulang. Masker kain yang dibuat tidak hanya polos tetapi ada yang bermotif batik dan motif lainnya menyesuaikan karakter tersebut.
Setelah pandemi selesai semakin banyak mahasiswa yang mulai berwirausaha, untuk saat ini banyak sekali yang berjualan snack ataupun makanan berat, lalu membuat beads accessories yang sekarang banyak diminati diberbagai kalangan, untuk beads accessories ini bukan hanya cincin, gelang, maupun kalung. Tetapi bisa juga untuk strap masker dan lanyard ID card. Target pasar untuk beads accessories ini sangat luas dari remaja bahkan hingga dewasa, bahkan bukan hanya perempuan tetapi laki-laki juga. Dan rata-rata harganya sangat terjangkau. Dan karena mahasiswa sudah paham dengan teknologi, mereka dengan mudah memasarkan produk yang mereka buat melalui online di e-commerce yang tersedia, jadi tidak hanyak memasarkan melalu mulut ke mulut.
Mahasiswa banyak memasarkan produknya di shopee, tokopedia, instagram, dan platform social media lainnya, sehingga tidak hanya teman atau keluarga saja yang dapat melihat produknya melainkan orang lain yang tidak dikenal dapat melihat produknya dan dapat membelinya. Banyak sekali keuntungan yang didapatkan dari mengusai teknologi, salah satunya untuk mahasiswa yang memiliki skill dibidang teknologi informasi, sistem informasi, design karena banyak yang membutuhkan jasa mereka. Jasa yang ditawarkan seperti membuat design pada platfrom instagram, untuk poster yang akan di share ke khalayak umum, untuk design informasi kemasan yang ada pada produk seperti stiker kemasan produknya dan lain-lain. Oleh karena itu kurikulum kewirausahaan sangat penting dan berguna untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship.
Mutia Lubna Azizah Manajemen Universitas Pembangunan Jaya
Ikuti tulisan menarik Mutia Lubna Azizah lainnya di sini.
