x

Phablets PaperFold canggih ini di ciptakan untuk menjadi sebuah smartphone multitasking yang bisa berubah menjadi Ponse, Tablet atau pun laptop. dailymail.co.uk

Iklan

Swasti Mukti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Segera Hadir, Aplikasi Anti-Smartphone

Apa jadinya jika terdapat sebuah aplikasi "anti-smartphone"?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemandangan tidak langka lagi, ketika nongkrong di cafe misalnya, sekelompok anak muda tidak heboh bercanda dengan kawan-kawannya tetapi sibuk senyum-senyum sendiri di depan layar smartphone masing-masing. Anda pasti pernah merasa jengkel ketika sedang berbicara kepada seseorang, dan ternyata lawan bicara Anda lebih sibuk mengutak-atik smartphone daripada memperhatikan apa yang sedang dibicarakan. Atau ternyata Anda sendiri yang merasa gerah akibat rasa penasaran tentang siapa dan berapa orang yang telah menyukai dan mengomentari foto yang Anda unggah di sosial media

 

perilaku anti-sosial pecandu smartphone

Smartphone memang sangat sulit dipisahkan dari kehidupan penggunanya. Semua fitur dan aplikasi yang tersedia menunjang aktivitas para pengguna mulai dari alarm untuk membangunkan di pagi hari sampai mengirim pesan lucu ber-emoticon unik untuk mengucapkan "selamat malam" pada orang-orang tercinta. Tak heran, kecanduan smartphone telah menjadi salah satu bentuk kecanduan paling umum, dan paling tidak diakui, bagi masyarakat modern.

 

Tetapi apa jadinya jika terdapat sebuah aplikasi "anti-smartphone"?

 

Rachel Samples dan Jacquie Greco, dua orang mahasiswa/i dari Syracuse University Amerika Serikat, tengah mengembangkan sebuah aplikasi permainan bernama "Tock" yang diklaim sebagai aplikasi anti-sosial. Berawal dari keprihatinan mereka saat melihat fenomena kecanduan smartphone yang menjangkiti masyarakat, akhirnya timbullah ide untuk merancang sebuah aplikasi smartphone yang justru dapat menjauhkan pengguna dari smartphone miliknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Setelah diunduh, pengguna akan membuat profil yang terkoneksi dengan beberapa media sosial yang mereka miliki dan dapat juga mengundang orang lain untuk menggunakan Tock. Kemudian, dua orang pengguna akan menentukan jangka waktu tertentu, dan selama itu pula mereka harus bersaing untuk menjauhkan diri dari smartphone masing-masing. Siapa yang dapat bertahan lebih lama untuk tidak bersosial media menggunakan smartphone-nya, maka dialah  yang menang dan mendapatkan poin.

 

Rancangan "Tock" memenangkan kompetisi Fast Forward yang diselenggarakan oleh Syracuse University, Raymond von Dran IDEA Awards, serta tim perancang tak ketinggalan juga meraih gelar pendatang baru terbaik dari New York Business Plan Competition. Rencananya "Tock" akan dirilis musim panas ini.

 

Banyak pihak yang mendukung pengembangan "Tock". Alasannya sederhana: mereka menginginkan komunikasi tatap muka menjadi lebih efektif, dan interaksi sosial antar keluarga, teman, dan relasi menjadi lebih intim.

 

Bagaimana dengan Anda? Siapkah Anda mengunduh dan memainkan "Tock" dan menyembuhkan diri dari kecanduan smartphone? Kita tunggu tanggal mainnya!

 

Ikuti tulisan menarik Swasti Mukti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler