Anda mungkin pernah mendengar kata "pH" yang digunakan untuk menggambarkan kualitas air minum, tetapi tahukah Anda apa artinya? pH adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan, termasuk dalam tubuh kita.
Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, di mana angka 7 dianggap netral. Air murni umumnya memiliki pH 7, karena tidak memiliki sifat asam atau basa. Sementara air alkali memiliki pH 8 atau lebih, yang berarti bahwa itu bersifat basa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pH air tidak berdampak langsung pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Namun itu adalah salah satu parameter kualitas air yang paling penting yang harus dipantau karena pH mempengaruhi cara air berinteraksi dengan lingkungannya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan menetapkan Standar Baku Mutu air minum harus berada di pH 6,5 - 8,5.
Apa Artinya pH pada Air Minum?
PH air tawar bervariasi di seluruh dunia tergantung pada pola cuaca, aktivitas manusia, dan proses alam. Air dengan pH yang sangat rendah atau tinggi bisa menjadi tanda pencemaran kimia atau logam berat.
Air yang tidak termasuk dalam kisaran pH "aman" 6,5 hingga 8,5, terutama jika bersifat basa, belum tentu tidak aman. Namun, air yang sangat basa dapat memiliki bau atau rasa yang tidak enak, dan juga dapat merusak pipa dan sistem distribusi air.
Sementara itu, air asam dengan pH kurang dari 6,5 lebih mungkin terkontaminasi polutan, sehingga tidak aman untuk diminum. Itu juga dapat menimbulkan korosi pada pipa logam.
Sekadar diketahui, Perumda Tirta Pakuan secara rutin menguji pH air untuk memantau polutan dan mengolahnya dengan baik, sehingga air yang mengalir ke rumah Anda dapat dipastikan keamanannya.
Bagaimana pH Mempengaruhi Air Minum?
pH mempengaruhi air minum dengan mengubah karakteristik fisiknya. Pada tingkat yang ekstrim, pH mempengaruhi warna, bau, kekeruhan, atau rasanya.
Air dengan pH rendah memiliki rasa asam atau logam, sementara air pH tinggi memiliki rasa pahit atau seperti soda kue. Rasa pahit itu bahkan bisa diteruskan ke minuman seperti kopi atau teh juga.
Selanjutnya, pH dalam air juga bisa memengaruhi keefektifan klorin, agen desinfeksi air yang paling umum digunakan di dunia. Pedoman WHO untuk Kualitas Air Minum menyatakan bahwa pH harus di bawah 8 agar klorin efektif untuk desinfeksi pasokan air. Pada pH 6,5, terdapat 92% agen desinfeksi dari klorin, tetapi pada pH 8,5, ini turun menjadi hanya 11%.
Ikuti tulisan menarik Tirta Pakuan Bogor lainnya di sini.