x

foto pengaplikasian faktor pembenah tanah

Iklan

ayu budisantoso

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 April 2022

Sabtu, 28 Oktober 2023 10:26 WIB

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UST Ikut Tingkatkan Produksi Sereh Merah di Dlingo, Bantul

Hilirisasi riset sekarang ini diperlukan seiring dengan tantangan zaman yang semakin lama semakin menantang terutama di bidang pertanian. Tujuan hilirisasi riset adalah meningkatkan produksi minyak atsiri sereh merah dan kandungan randemennya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kelompok Tani Sereh Merah adalah paguyuban petani sereh yang berada di Rejosari, Terong, Dlingo, Bantul, DIY. Kelompok tani ini  memproduksi minyak atsiri sejak tahun 2009. Akan tetapi kandungan Citronela pada minyak atsiri yang diproduksi kelompok ini tidak memenuhuni standart sekitar 26.3% padahal kandungan minyak atsiri yang berlaku dipasar adalah 40%.. Akibatnya minyak atsiri yang diproduksi kurang laku di pasaran, walau sudah diupayakan untuk peningkatan kandungannya menggunakan berbagai macam cara, misalnya menambah dosis pupuk kandang, mengubah komposisi pupuk, dan memperbaharui tanah dengan penanaman legum. 


Oleh karena itu team Abdimas Fakultas Pertanian UST dan Fakultas Farmasi Universitas Duta Bangsa Surakarta  berupaya membantu kelompok tani tersebut melalui Hibah PkM Kemdikbud untuk meningkatkan kandungan Citronela pada minyak atsiri, dengan pembenahan lahan menggunakan Biofertilizer, PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakter), dan Mikroriza.

Kegiatan yang sudah berlangsung sejak Mei hingga sekarang, melibatkan semua anggota kelompok tani dan masyarakat setempat. Diharapkan dengan melibatkan masyarakat, maka kegiatan ini dapat diadopsi oleh masyarakat sekitar yang rata-rata juga petani sereh merah. Selain itu hasil ahkir dari kegiatan ini adalah masyarakat mau mengolah sampah dan limbah hasil penyulingan sereh merah menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahap pertama kegiatan ini adalah membuat model bagaimana penanaman sereh yang baik dengan pengolahan lahan terpadu menggunakan Biofertilizer, PGPR, dan Mikroriza. Pada tahap pertama, petani dan masyarakat diajari memproduksi biofertilizernya sendiri dengan mempergunakan Pupuk Organik Cair (POC). POC yang diproduksi masyarakat mempergunakan sampah organic yang ada dimasyarakat dengan mempergunakan ember tumpuk dan maggot sebagai pengurai. Ember tumpuk dipilih karena harganya yang ekonomis, praktis, juga mudah diperoleh masyarakat dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak (bisa mempergunakan ember bekas cat atau margarin yang berukuran besar atau gallon air mineral yang ditumpuk). Hasil penguraian sampah tersebut selain POC, ada juga kasgot (bekas maggot) padatan, yang bisa dipergunakan sebagai pupuk pembenah tanah.

Selain itu pada tahap sosialisasi diajarkan juga bagaimana membuat eco enzyme (EE) sebagai PGPR pembenah tanah. EE yang dibuat dengan mempergunakan botol bekas air mineral berukuran 2000 mL dengan mempergunakan buah-buahan dan daun sereh hasil penyulingan di kelompok tersebut. EE ini berguna selain sebagai pembenah tanah juga bisa dipergunakan untuk pemupukan dan pestisida nabat. Pada tahap ini juga diajarkan pembuatan mikroriza dengan mempergunakan akar bambu atau alang-alang yang banyak tumbuh di daerah ini. Pemanfaatan akar bambu dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah dari bambu yang sudah ditebang untuk digunakan sebagai kerajinan.


Penggunaan pupuk kombinasi POC, EE, dan mikroriza ini dimaksudkan untuk mengurangi degradasi mikroba yang ada di tanah akibat pemakaian pupuk yang tidak berimbang dan penggunaan pupuk kimia. POC diketahui mengandung banyak mikroba alami hasil dari penguraian sampah organic menggunakan maggot. Maggot merupakan pengurai alami yang didalam tubuhnya mengandung zat kitin yang berfungsi untuk menguraikan sampah menjadi komponen pupuk yang banyak mengandung mikroba yang baik untuk pembenah tanah.

Tahap kedua adalah aplikasi model dengan pengamatan hasil panen sereh merah. Metode yang dilakukan adalah desiminasi hasil penelitian yang menggunakan ketiga bahan tersebut. Hasil dari tahap kedua adalah masyarakat bisa melakukan pemupukan dengan dosis dan frekwensi yang tepat dengan pupuk yang disarankan, yaitu kombinasi pupuk POC dengan pupuk Eco Enzym dari bahan buah dan daun sereh yang ada di lokasi tersebut. Penggunaan pupuk POC dimaksudkan untuk menetralisir kandungan pupuk kimia yang terlanjur berada di tanah selama ini dan menjadikan tanah padat. Kandungan bahan organic yang ada di dalam POC dapat menetralisir kandungan kimia dalam tanah dan meningkatkan mikroba tanah serta menambah unsur hara alami dalam tanah. Dengan adanya penetralisir kandungan bahan kimiawi dalam tanah, menyebabkan unsur biologis tanah dapat muncul kembali, sehingga dapat mengambalikan fungsi tanah ke semula. Eco enzyme berguna sebagai penyubur tanah yang nantinya dapat meningkatkan mikroorganisme penyubur tanah (missal cacing, bakteri, dll) yang dapat merangsang atau mengikat N2 dari udara untuk mendukung pertumbuhan metabolit sekunder.

Metabolit sekunder ini nantinya berfungsi meningkatkan randemen dari dalam tanah untuk mendukung dihasilkannya minyak atsiri. Salah satu contoh metabolit sekunder berupa citronella dapat meningkatkan kapasitas penjualan minyak atsiri, karena jika kadar citronella naik, maka harga minyak atsiri juga naik. 
Tahap ketiga metode yang digunakan adalah pemberdayan masyarakat dengan melalui partisipasi masyarakat pada semua kegiatan yang dilakukan selama pengabdian. Hasil dari tahap ketiga adalah adanya tingkat partisipasi dan peningkatan pendapatan masyarakat dengan adanya produksi minyak atsiri yang kandungan Citronelanya sesuai dengan kapasitas pasar.

Pada tahap ini masyarakat diajak mempraktekan bagaimana budidaya sereh merah dengan pemupukan yang sudah direkomendasikan. Dengan diterapkannya pemupukan sesuai dengan rekomendasi, kandungan Citronella dan randemennya naik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sereh merahnya. Dengan meningkatnya pendapatan petani tersebut dapat meningkat pula kesejahteraannya. Peningkatan tersebut selain dikarenakan oleh peningkatan penerimaan akibat kadar Citronella yang memenuhi pasar juga karena randemennya meningkat.

Diharapkan nantinya jika petani di Terong, konsisten mempergunakan pupuk yang direkomendasi, maka dapat menjadi percontohan bagi petani sereh wangi di daerah lain dan diadopsi Sehingga dengan demikian, pemberdayaan masyarakat akan berhasil dan membawa dampak yang menguntungkan bagi petani dan masyarakat yang akan berbudidaya tananaman sereh merah. 

Ikuti tulisan menarik ayu budisantoso lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB