x

Iklan

Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.
Bergabung Sejak: 28 Mei 2022

Sabtu, 28 Oktober 2023 10:46 WIB

Alasan Kita Beragama dan Berpolitik

Sejatinya secara naluri kita menaruh kepercayaan kepada seorang yang berkekuatan melampaui diri. Dari kepercayaan inilah lahir amanah. Dengan amanah seorang menggunakan kekuasaannya untuk melayani dan mensejahterakan rakyat. Idealnya begitu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Agama dan Politik melibatkan kepercayaan masyarakat, namun keduanya mengacu pada satu Karakter yakni figur yang memiliki kekuasaan yang luas dan pengaruh yang kuat kepada para pengikutnya.

Allah memiliki potensi Kemahakuasaan, Keesaan dan Kemahatahuan berdasarkan potensi Asmaul Husna yang dimiliki-Nya jika dilihat dari referensi Islam. Maka saat ini dimana situasi dunia makin runyam tak terkendali, maka masyarakat perlu sosok manusia yang mencitrakan dirinya mewakilkan citra Karakter Allah yang memiliki potensi Asmaul Husna.

Pertanyaannya apakah ada tokoh religius dan tokoh politik negeri ini dapat mewakilkan citra Karakter Allah Yang Maha Kuasa?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang manusia dan manusia lainnya pasti merebutkan kebenaran dari tokoh yang diyakininya. Seperti seorang lebih percaya tokoh politik A, sementara lainnya lebih percaya tokoh politik B.

Apabila kedua pendukung tersebut saling bertemu dan beradu pendapat perihal tokoh politik yang dipercayanya, maka potensi pertengkaran dan perpecahan bisa saja terjadi, karena keduanya memperebutkan sebuah kebenaran apakah tokoh yang dipercayanya lebih kuat dari tokoh lainnya atau tidak.

Biasanya orang mudah terpancing kemarahannya, jika ia merasa dirinyalah yang benar. Dan hal ini dapat dieksploitasi pihak tertentu untuk memecah belah bangsa ini kembali.

Jadi sejatinya secara naluri, kita menaruh kepercayaan kita kepada seorang yang berkekuatan melampaui diri kita.

Nah dari kepercayaan inilah lahirlah kata amanah. Dengan kata 'amanah' seorang menggunakan kekuasaannya untuk melayani, melindungi, mensejahterakan, memberikan rasa aman, berbagi kebermanfaatan hidup, dan menyelamatkan sesama dari marabahaya, sehingga lahirlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam kepercayaan agama, mesti ada alasan kuat mengapa kita menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Alasan yang kuat adalah karena Tuhan Yang Maha Esa memiliki kekuasaan yang melampaui kesemestaan itu sendiri, dan setelah kita wafat akan dikembalikan kepada pangkuan Tuhan Yang Maha Kekal.

Timbullah rasa berpasrah diri kepada Tuhan, setelah berjuang berikhtiar sepenuh hati, jiwa dan raga, maka kita serahkan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun apabila kita sudah cinta kepada Tuhan, maka kita tidak lagi terikat dengan alasan apapun untuk mencintai Tuhan. Karena cinta menggunakan hati, bukan akal.

Proses penghambaan kepada Tuhan, terjadi karena kita telah merasakan Kemahakuasaan dan Kemahatahuan Tuhan atas segala urusan hidup kita, melalui-Nya kita mendapat petunjuk untuk menjalani hidup penuh dengan rasa aman dan keselamatan.

Apabila seorang beragama, hanya ikut-ikutan, tidak mengenal esensi apa maksud dari beragama. Maka hidupnya terombang-ambing oleh arus zaman. Kalau tidak ikut kegilaan zaman, ia kena kena debunya alias merasa merugi, dan kalau ikut kegilaan zaman artinya ia seperti sabda Rasul Muhammad SAW bahwa umatku itu berjumlah banyak, namun seperti buih di lautan disebabkan terkena penyakit Wahn yakni cinta dunia dan takut mati.

Cinta dunia dan takut mati, artinya ia melebihkan kehidupan dunia diatas penghambaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Segala keindahan dunia dijadikannya sandaran baginya sebagai alasan hidup. Jadi alasan dia hidup adalah karena dunia ini yang sementara, bukan Tuhan Yang Maha Kekal. Karena alasan lemah inilah kebanyakan manusia tidak punya pendirian teguh, berwatak penjilat, dan berkarakter lemah.

Berkarakter kuat dapat terlihat dari kebaikan tulus miliknya, moralitas, kebenaran ilmu dan kejujurannya dalam berkehidupan. Sementara jika manusia terlihat sebaliknya dengan karakter diatas, maka terlihat jelas ia manusia berkarakter lemah.

Zaman saat ini seperti tergambar dalam kitab suci Veda berdasarkan tafsir perputaran zaman adalah Zaman Kaliyuga atau disebut Zaman Kegelapan. Dimana pertengkaran, kemunafikan, keserakahan akan materi, dan sifat sifat gelap lainnya mendominasi kehidupan masyarakat Dunia pada umumnya. Menjadikan posisi kedudukan tahta dan harta materi berlimpah adalah tujuan utama hidup dan diposisikan sebagai puncak kebahagiaan manusia. Sementara ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan nilai-nilai kebijaksanaan makin terpinggirkan.

Gambaran politik Indonesia saat ini, telah menunjukkan karakter masyarakat kita yang tergambar seperti penjelasan diatas. Apakah masyarakat kita memiliki prinsip kuat tidak terbawa arus zaman? Atau terombang-ambing dalam gejolak zaman seperti buih lautan? Tanyalah pada diri kita sendiri, apakah saya itu memiliki karakter teguh dan kuat yang mampu menahan bahkan melawan arus zaman, atau malah ikut terbawa arus zaman?

Cimahi, 27 Oktober 2023.

 

Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler