Pernakah kamu melihat orang yang mempunyai IQ tinggi namun tidak bisa membuat sebuah keputusan? Atau kamu pernah melihat orang yang memiliki IQ tinggi diagung-agungkan karena kepintarannya dan orang akan menganggapnya sukses di kemudian hari? Apakah pintar hanya dari IQ saja? Daripada pertanyaan ini hanya tersimpan di kepala, yuk bahas!
Dunia pendidikan di Indonesia saat ini tengah gencar melaksanakan tes IQ, setiap siswa hanya diukur pada IQnya saja. Lalu apa sih IQ itu? Jadi, IQ (intelligence quotient) atau kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuann seseorang yang sifatnya faktual dan dapat diukur dengan angka. IQ biasanya berkaitan dengan logika, kemampuan untuk menganalisis, memecahkan masalah matematis, dan strategis. Melalui pendidikan, kecerdasan ini dapat diasah dengan berpikir secara rasional. Indikator kecerdasan IQ, yaitu kemampuan figur (penalaran di bidang bentuk), verbal (pemahaman di bidang bahasa), dan numerik (pemahaman di bidang angka).
Lalu apakah hanya IQ saja yang berpengaruh dalam kecerdasan seseorang? Jawabannya adalah tidak, karena ada EQ dan SQ. EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosi merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan karakter seseorang. Kecerdasan ini dapat mengontrol perasaan diri sendiri dan mengenali perasaan orang lain, sehingga orang yang memiliki EQ baik tidak akan mudah meletup-letup amarahnya. EQ tidak dapat diukur dengan angka, karena sifatnya abstrak. Kecerdasan emmosional sendiri dapat membantu seseorang untuk berempati dan tetap tenang dalam mengambil keputusan yang sulit, bahkan banyak peneliti mengatakan bahwa EQ lebih penting daripada IQ.
Selain IQ dan EQ terdapat pula SQ, yaitu spiritual quotient atau kecerdasan spiritual, kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang memiliki posisi tertinggi atau puncak kecerdasan karena berhubungan dengan tuhan atau perspektif agama. SQ diartikan sebagai kecerdasan yang digunakan manusia untuk menempatkan hidupnya, karena pada dasarnya tercermin atas perilaku manusia itu sendiri. Individu dengan SQ yang baik akan tenang dan paham ketika melewati suatu masalah, karena melibatkan tuhan di dalamnya. Tentunya, spiritual dan religiusitas adalah 2 bentuk yang berbeda teman-teman. Mudahnya, religius itu adalah bentuknya, contoh Roni adalah ustad maka dia berpakaian seperti layaknya ustad, sedangkan spiritual adalah bagaimana hubungannya dengan tuhan atau sikap jadi spiritual tidak dapat diukur dengan angka karena bersifat abstrak.
Jadi, kecerdasan mana yang paling penting? Jawabannya adalah semua saling berkaitan. Sayangnya dunia pendidikan di Indonesia masih terpaku pada IQ saja. Siswa IQ tinggi dianggap pintar dan akan sukses di masa yang akan datang. Padahal menurut Howard Gardner terdapat multi intelegensi, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika atau matematika, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan kinetik dan jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, kecerdasan naturalis, serta kecerdasan eksistensial (sisi spiritual). Oleh karena itu, kita tidak dapat menghakimi seseorang bodoh hanya karena tidak bisa matematika misalnya, karena semua ada porsinya dan masing-masing kecerdasan individu berbeda-beda.
Ikuti tulisan menarik RATRI INDAH PURWANDARI UINJKT lainnya di sini.
