Selama periode yang cukup lama, kita telah menjadi akrab dengan isu tenggelam yang sedang melanda Jakarta, pusat pemerintahan Indonesia. Tidak hanya terkait dengan kenaikan permukaan air laut, namun juga dipengaruhi oleh pemanfaatan berlebihan terhadap sumber air tanah. Penggunaan intensif air tanah telah merusak keseimbangan dan mengakibatkan penurunan tingkat permukaan tanah di berbagai wilayah Jakarta. Beberapa area mengalami penurunan tingkat permukaan tanah sekitar 1-15 cm per tahun, dan beberapa daerah lain bahkan mencapai 20-28 cm per tahun.

Meskipun telah dilakukan sejumlah upaya untuk mengatasi penurunan permukaan tanah ini, tantangan yang dihadapi masih terus berlanjut. Salah satu faktornya adalah kurangnya kapasitas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memastikan pasokan air bersih yang memadai untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, PDAM hanya mampu memenuhi sekitar 54% dari kebutuhan air bersih harian yang berkisar antara 120-152 liter bagi penduduk DKI Jakarta.

Oleh karena itu, sebuah tim yang dipimpin oleh Salma Az Zahra bersama dengan Jhon Untung Karosekali, Angelicha Nurmara Tanjung, dan Nisrina Amila Urfa, mengusulkan konsep pengelolaan air laut untuk menjaga keseimbangan permukaan tanah di DKI Jakarta. Rencana ini diberi judul Coast-Nova: Transformasi Lanskap Urban-Pesisir melalui Sistem Manajemen Air Laut dengan Pemantauan Sumur Tanah Otomatis menuju Kota Air Maju."

Coast-Nova merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa dalam ranah Video Gagasan Konstruktif (VGK) yang dipandu oleh Dr. Kaswanto, SP, MSi. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2023. Harapannya, dengan implementasi Coast-Nova, akan terbentuk suatu sistem di mana air laut dapat dioptimalkan untuk mengatasi masalah penurunan permukaan tanah di Jakarta, sekaligus menciptakan lingkungan air yang mandiri dan berkelanjutan bagi masyarakatnya.

Ikuti tulisan menarik Nisrina Amila lainnya di sini.