Bukan Hanya Tempat Baca, TBM Itu untuk Menikmati Ketaatan pada-Nya

Jumat, 8 Desember 2023 19:27 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika taman bacaan bukan hanya tempat membaca. Tapi sebagai tempat untuk menikmati ketaatan kepada-Nya, di samping ladang amal banyak orang

Sekadar diskusi dan patut dipikirkan, selama ini taman bacaan sering kali dianggap hanya tempat untuk membaca buku. Hanya untuk meningkatkan kegemaran membaca anak dan masyarakat. Datang, ambil buku, membaca, dan selesai. Membaca buku dan taman bacaan hanya sebatas gerakan literasi. Apa hanya begitu peran taman bacaan?

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya sedikit berpandangan beda. Karena taman bacaan yang saya kelola kini sudah menjadi bagian dan sarana untuk menikmati ketaatan kepada-Nya. Tempat berkiprah secara sosial, mengabdi kepada Masyarakat yang membutuhkan, membina anak-anak yatim dan kaum jompo, bahkan mendirikan koperasi simpan pinjam untuk “membebaskan” warga dari jerat bank emok, reteir berbungan tinggi. Semuanya yang ada di taman bacaan, saya dedikasikan untuk menikmati ketaatan kepada-Nya. Taman bacaan sebagai ladang amal, sekaligus cara sederhana membangun kesalehan sosial. Bukan hanya kesalehan spiritual.

 

Mungkin, sebagaian menganggap aneh. Agak asing di telinga. Kok bisa, taman bacaan dijadikan sarana menikmati ketaatan kepada Allah SWT. Ya sudah tentu, karena selama ini menikmati ketaatan hanya “dibatasi” pada masjid atau di atas sejadah. Terbatas pada simbol-simbol ketaatan ragawi. Justr di taman bacaan, ternyata ketaaan bukan hanya melaksanakn perintah-Nya dan menjauhi laranga-Nya. Tapi juga tercermin pada norma-norma keagamaan yang dianjurkan. Untuk terus memperbaiki akhlak dan adab secara sosial. Selalu mau berbuat baik, menebar manfaat, menghormati sesama, sekaligus menjauhi diri dari dosa, seperti berghibah, fitnah, atau bermaksiat urusan dunia.

 

Mungkin di luar sana, tidak sedikit orang justru menikmati dalam kemaksiatan. Berkumpul dalam komunitas hobi yang hedonis, konsumtif dan mempertontonkan gaya hidup. Itu yang ketahuan, beluam lagi yang sembunyi-sembunyi. Maka patut direnungkan, apapun aktivitas kebaikan di mana pun adalah bagian dari menikmati ketaatan kepada-Nya. Semata-mata diniatkan untuk menggapai ridho-Nya. Menikmati ketaatan kepada-Nya. Memang tidak mudah, membutuhkan ilmu dan jiwa yang komit. Dan raga yang sudah terbiasa. Sehingga menjadikan segalanya sebagai ladang amal dan bukti menikmati ketaatan kepada-Nya. Karena hanya kepada-Nya, semua akan kembali dan kembali.

 

Maka taman bacaan bukan hanya tempat membaca. Tapi lebih dari itu, taman bacaan pun mampu menjadi tempat menggembleng dan menikmati ketaatan kepada-Nya. Agar tidak larut pada gemerlap dunia yang kamuflase. Untuk menuju “maqom” hakiki di akhirat kelak. Jadikan taman bacaan sebagai ladang amal, untuk selalu memperbaiki niat membaguskan ikhtiar dan memperbanyak doa. Hingga semua akan indah pada waktunya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Bukan Hanya Tempat Baca, TBM Itu untuk Menikmati Ketaatan

 

Sekadar diskusi dan patut dipikirkan, selama ini taman bacaan sering kali dianggap hanya tempat untuk membaca buku. Hanya untuk meningkatkan kegemaran membaca anak dan masyarakat. Datang, ambil buku, membaca, dan selesai. Membaca buku dan taman bacaan hanya sebatas gerakan literasi. Apa hanya begitu peran taman bacaan?

 

Saya sedikit berpandangan beda. Karena taman bacaan yang saya kelola kini sudah menjadi bagian dan sarana untuk menikmati ketaatan kepada-Nya. Tempat berkiprah secara sosial, mengabdi kepada Masyarakat yang membutuhkan, membina anak-anak yatim dan kaum jompo, bahkan mendirikan koperasi simpan pinjam untuk “membebaskan” warga dari jerat bank emok, reteir berbungan tinggi. Semuanya yang ada di taman bacaan, saya dedikasikan untuk menikmati ketaatan kepada-Nya. Taman bacaan sebagai ladang amal, sekaligus cara sederhana membangun kesalehan sosial. Bukan hanya kesalehan spiritual.

 

Mungkin, sebagaian menganggap aneh. Agak asing di telinga. Kok bisa, taman bacaan dijadikan sarana menikmati ketaatan kepada Allah SWT. Ya sudah tentu, karena selama ini menikmati ketaatan hanya “dibatasi” pada masjid atau di atas sejadah. Terbatas pada simbol-simbol ketaatan ragawi. Justr di taman bacaan, ternyata ketaaan bukan hanya melaksanakn perintah-Nya dan menjauhi laranga-Nya. Tapi juga tercermin pada norma-norma keagamaan yang dianjurkan. Untuk terus memperbaiki akhlak dan adab secara sosial. Selalu mau berbuat baik, menebar manfaat, menghormati sesama, sekaligus menjauhi diri dari dosa, seperti berghibah, fitnah, atau bermaksiat urusan dunia.

 

Mungkin di luar sana, tidak sedikit orang justru menikmati dalam kemaksiatan. Berkumpul dalam komunitas hobi yang hedonis, konsumtif dan mempertontonkan gaya hidup. Itu yang ketahuan, beluam lagi yang sembunyi-sembunyi. Maka patut direnungkan, apapun aktivitas kebaikan di mana pun adalah bagian dari menikmati ketaatan kepada-Nya. Semata-mata diniatkan untuk menggapai ridho-Nya. Menikmati ketaatan kepada-Nya. Memang tidak mudah, membutuhkan ilmu dan jiwa yang komit. Dan raga yang sudah terbiasa. Sehingga menjadikan segalanya sebagai ladang amal dan bukti menikmati ketaatan kepada-Nya. Karena hanya kepada-Nya, semua akan kembali dan kembali.

 

Maka taman bacaan bukan hanya tempat membaca. Tapi lebih dari itu, taman bacaan pun mampu menjadi tempat menggembleng dan menikmati ketaatan kepada-Nya. Agar tidak larut pada gemerlap dunia yang kamuflase. Untuk menuju “maqom” hakiki di akhirat kelak. Jadikan taman bacaan sebagai ladang amal, untuk selalu memperbaiki niat membaguskan ikhtiar dan memperbanyak doa. Hingga semua akan indah pada waktunya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Bagikan Artikel Ini
img-content
Lentera Pustaka

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler