(Kisaran, Asahan), Tim Inovasi Pencegahan Stunting Universitas Asahan (TIPS UNA) mengunjungi berbagai stakeholder di Asahan untuk meminta masukan-masukan tentang penanganan stunting. Sebelumnya, TIPS UNA terlebih dahulu bersilaturahmi ke Tim Penggerak PKK Kabupaten Asahan yang disambut langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Asahan, Ibu Hj. Titiek Sugiharti Surya, dengan tercetusnya ide desa binaan penanganan stunting UNA. Kunjungan-kunjungan tersebut dilaksanakan dari tanggal 4-7 Desember 2023, mulai dari ke beberapa dinas di Kabupaten Asahan seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, BKKBN, Dinas Kesehatan, perguruan tinggi, hingga sekolah-sekolah kejuruan yang punya potensi terlibat dalam penanganan stunting.
Ketua Pengurus Yayasan UNA, Drs. Mapilindo, M.Pd mendukung penuh dalam program pencegahan stunting melalui inovasi dari Universitas Asahan. Menginat UNA punya sumberdaya baik dosen, maupun mahasiswa yang bisa bersinergi dengan stakeholder maupun masyarakat Asahan untuk penanganan stunting secara jangka panjang. Misalnya dalam hal pangan lokal, Drs. Mapilindo, M.Pd menyampaikan “Kita punya banyak potensi pangan lokal yang belum tereskpose, bahkan mendengar namanya masih jarang apalagi mengonsumsinya. Padahal komoditi lokal tersebut punya banyak manfaat untuk kesehatan dan tinggi nutrisi. Ini bisa menjadi ide genuine yang bisa ditawarkan UNA kepada stakeholder maupun masyarakat dalam rangka pencegahan stunting sekaligus memunculkan potensi ekonomi baru bagi masyarakat Asahan.”
Rektor Universitas Asahan, Prof. Dr. Tri Harsono manyampaikan, “Potensi pangan berbasis komoditi lokal diantaranya bisa bersumber dari umbi-umbian minor, kacang-kacangan minor, maupun komoditas lainnya yang bisa dengan mudah tumbuh di daerah kita. Misalnya ada uwi, porang, koro benguk, koro pedang, dan tentunya tanaman kelor yang sudah banyak diolah untuk produk kesehatan. Tinggal lagi, inovasi olahan makanan dari komoditas tersebut difokuskan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimulai dari ibu hamil.”
Sekretaris Pengurus Yayasan, Ir. Lokot Ridwan Batubara, M.Si menyoroti tentang proses transfer teknologi, mulai dari budidaya tanaman hingga inovasi hilirisasi yang tentunya butuh waktu. “Sebelum memulai dalam pelaksanaan teknis transfer teknologi, kita awali dari diseminasi baik kepada sivitas akademik di UNA maupun secara meluas ke masyarakat. Misalnya untuk budidaya komoditas lokal yang selama ini kurang dipandang, kita uji coba terlebih dahulu di Universitas Asahan, setelah itu kita tularkan ke masyarakat. Begitu juga dengan inovasi hilirisasi.”
Ketua Tim Inovasi Pencegahan Stunting Universitas Asahan, Amar Ma’ruf, M.Sc, Ph.D mendapat banyak sekali masukan-masukan dan informasi dari berbagai stakeholder ketika kunjungan. “Kami mendapat respon yang sangat positif dari berbagai stakeholder ketika kunjungan. Banyak masukan dan sharing informasi dari lapangan yang bisa melengkapi ide yang kami tawarkan untuk penanganan stunting dalam jangka panjang. Kami juga mengajak kepada semua stakeholder yang kami kunjungi untuk bersama-sama menungkan gagasan/ide/wawasan terkait penanganan stunting dalam focus group discussion yang akan kami inisiasi, sehingga ide dari berbagai perspektif tersebut akan kita bawa kepada Bupati Asahan dalam rangka pencegahan stunting yang berkelanjutan.” Ungkap lulusan Akdeniz University, Turki tersebut.
Ikuti tulisan menarik Amar Sanis lainnya di sini.
