Oleh: Dandy K. Pandjukang, Mutiara Maharani M, Dan Diva Zahra H. W
Sejarah Awal Siaran Televisi di Indonesia
Siaran televisi di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan penuh perubahan sejak pertama kali diperkenalkan. Pada tahun 1962, televisi pertama kali hadir melalui TVRI (Televisi Republik Indonesia), sebagai upaya pemerintah untuk menyediakan saluran informasi dan hiburan kepada masyarakat.
Era Monopoli dan Perkembangan Teknologi
Pada awalnya, TVRI merupakan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia dan beroperasi sebagai monopoli. Namun, pada tahun 1989, pemerintah mengizinkan berdirinya stasiun televisi swasta pertama, SCTV (Surya Citra Televisi). Hal ini membuka pintu bagi perkembangan pesat industri televisi di Indonesia.
Perkembangan teknologi juga memainkan peran kunci dalam evolusi siaran televisi. Peralihan dari televisi hitam-putih ke televisi berwarna, dan kemudian ke era televisi digital, menciptakan pengalaman menonton yang lebih modern dan berkualitas.
Liberalisasi Industri Televisi dan Kemunculan Stasiun-Stasiun Swasta
Pada tahun 1990-an, pemerintah Indonesia semakin mengizinkan berdirinya stasiun televisi swasta. Ini membuka pintu bagi kemunculan beberapa stasiun televisi ternama seperti RCTI, Indosiar, dan ANTV. Persaingan yang ketat di antara stasiun-stasiun ini mendorong inovasi konten dan memberikan variasi program kepada pemirsa.
Definisi Siaran dan Regulasi Penyiaran
Kata "siaran" merujuk pada pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, baik yang berbentuk grafis, karakter, maupun interaktif. Penyiaran, yang melibatkan pemancaran siaran melalui sarana pemancaran atau transmisi di darat, laut, atau antariksa menggunakan spektrum frekuensi radio, perlu diatur secara efektif dan efisien.
Konvergensi Media: Revolusi Digital dan Peran Komputer
Revolusi digital dalam penyiaran membawa konvergensi antara komputer, konten, dan komunikasi. Integrasi antara industri penyedia konten, proses komputasi, dan komunikasi menciptakan era baru dalam komunikasi dan media. Konvergensi media massa berkembang menjadi konvergensi multimedia massa, memunculkan kompleksitas baru dalam dunia penyiaran.
Teknologi Digital dalam Penyiaran TV
TV digital didefinisikan sebagai pengambilan atau penyimpanan gambar dan suara secara digital, dengan pemrosesan (encoding-multiplexing) dan transmisi dilakukan secara digital. Standar TV digital, seperti DVB-T2, ISDB-T, ATSC, T-DMB, dan DMB-T, digunakan di berbagai negara. Teknologi digital membawa sejumlah keuntungan, termasuk peningkatan kualitas transmisi dan berlimpahnya saluran melalui kompresi digital.
Migrasi ke Era Digital: Langkah-langkah dan Uji Coba
Proses migrasi dari siaran analog ke digital melibatkan langkah-langkah seperti uji coba siaran TV digital di wilayah tertentu. Soft launching dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 13 Agustus 2008 di TVRI, diikuti dengan Grand Launching oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Mei 2009. Uji coba ini melibatkan kerjasama pemerintah dengan Konsorsium TV Digital Indonesia (KTDI) yang terdiri dari TV swasta nasional.
Dampak Positif Digitalisasi: Efisiensi dan Kualitas Tinggi
Digitalisasi televisi memberikan dampak positif seperti peningkatan kualitas transmisi dan efisiensi penggunaan spektrum frekuensi. Sinyal digital menjadi lebih tahan terhadap gangguan dan distorsi, sementara kompresi digital memungkinkan berlimpahnya saluran. Pemirsa dapat menikmati layanan video sesuai permintaan (video on demand), menjadikan media televisi lebih responsif terhadap kebutuhan pengguna.
Kesimpulan: Era Baru dalam Penyiaran TV Indonesia
Digitalisasi siaran televisi membawa Indonesia ke era baru dalam penyiaran. Konvergensi media dan teknologi digital tidak hanya membuka peluang baru, tetapi juga menuntut penyiaran untuk terus berinovasi dan beradaptasi. Dengan langkah-langkah migrasi yang diambil, Indonesia siap menyongsong masa depan penyiaran yang lebih modern dan responsif terhadap perkembangan teknologi.
*)Artikel ini ditulis bagian dari tugas EAS dengan dosen pengampu Ibu Dewi Sri Andika Rusmana, S.I.Kom.,M.Med.Kom pada Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya
Ikuti tulisan menarik Dandy Pandjukang lainnya di sini.