x

Dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil yang dihadapi oleh banyak negara saat ini, istilah-istilah seperti resesi dan inflasi mungkin sudah cukup sering terdengar oleh kita.

Iklan

Fajar Suhud Laksana

Si logophile penyuka kata-kata dalam buku, hobi menulis dan sekaligus gemar menyusun romantisme dalam suatu kalimat utuh.
Bergabung Sejak: 27 April 2023

Selasa, 9 Januari 2024 05:43 WIB

Ancaman Resflasi Mengintai Indonesia

Pada saat yang sama ekonomi domestik juga akan dihadapkan pada penurunan permintaan konsumen dan investor, larangan perjalanan, penutupan bisnis, dan berbagai gangguan lainnya yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Resflasi menjadi ancaman serius jika tidak ada tindakan tepat memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang terpuruk.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil yang dihadapi oleh banyak negara saat ini, istilah-istilah seperti resesi dan inflasi mungkin sudah cukup sering terdengar oleh kita. Namun, apa jadinya jika kita mendengar tentang "resflasi"? Istilah ini mungkin asing bagi sebagian orang, namun tetap penting untuk dipahami karena dampaknya dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai resflasi, tentunya kita akan mengevaluasi terlebih dahulu pengertian dari resesi dan inflasi. Resesi adalah suatu kondisi ekonomi ketika ada penurunan output ekonomi selama beberapa kuartal berturut-turut. Pada saat ini, permintaan akan barang dan jasa menurun, investasi melambat, pengangguran meningkat, dan pendapatan menurun. Resesi seringkali dikaitkan dengan stagnasi ekonomi dan berdampak negatif pada kehidupan masyarakat.

Sementara itu, inflasi merupakan suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga secara umum dan berkelanjutan dalam suatu periode waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, daya beli uang masyarakat akan menurun karena harga barang dan jasa yang semakin mahal. Ini bisa mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi, serta menjaga stabilitas harga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, dalam beberapa simulasi terbaru yang dilakukan oleh beberapa lembaga ekonomi, ada perkiraan bahwa Indonesia mungkin mengalami kondisi yang berbeda dari resesi atau inflasi, yaitu "resflasi". Resflasi merupakan kombinasi antara resesi dan inflasi, di mana perekonomian mengalami penurunan output secara parah sekaligus terjadi kecenderungan adanya kenaikan harga-harga.

Pada saat yang sama, ekonomi domestik juga akan dihadapkan pada penurunan permintaan konsumen dan investor, larangan perjalanan, penutupan bisnis, dan berbagai gangguan lainnya yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Dalam konteks ini, resflasi menjadi ancaman serius yang mungkin terjadi di Indonesia jika tidak ada tindakan yang tepat untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang terpuruk.

Dampak dari resflasi dapat sangat merugikan pembangunan ekonomi Indonesia. Penurunan output dapat menyebabkan banyak pekerjaan hilang dan pengangguran meningkat secara signifikan. Selain itu, inflasi yang tinggi juga akan menyebabkan daya beli masyarakat semakin menurun. Hal ini tentunya akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

 

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk menghadapi dan mencegah resflasi di Indonesia. Pemerintah harus berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, seperti mengatur anggaran dan suku bunga serta mendorong investasi.

 

Selain itu, penting juga bagi pemerintah untuk bermitra dengan sektor swasta dalam menerapkan program pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Kemitraan ini dapat mencakup insentif pajak atau bantuan keuangan kepada perusahaan-perusahaan yang terdampak, serta pemberian dukungan kepada sektor-sektor yang memiliki potensi untuk tumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru.

 

Tidak hanya itu, dalam menghadapi resflasi, diperlukan pula kebijakan perlindungan sosial yang kuat. Pemerintah harus menjaga ketersediaan bahan pokok dan komoditas penting lainnya dengan harga yang terjangkau agar masyarakat tidak semakin terbebani oleh inflasi. Program jaring pengaman sosial juga harus diperluas untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama yang kehilangan pekerjaan akibat resflasi.

 

Selain upaya pemerintah, partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, masyarakat, dan institusi-institusi keuangan, juga sangat penting dalam mengatasi resflasi. Kolaborasi yang solid dan sinergis antara semua pihak akan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mengurangi dampak negatif dari resflasi.

 

Dalam penutup, resflasi adalah ancaman serius yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan tindakan yang tepat dan strategi yang efektif untuk mencegah dan mengatasi resflasi. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga stabilitas ekonomi, melindungi daya beli masyarakat, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi yang baik, Indonesia dapat menghadapi tantangan resflasi dengan percaya diri dan meraih pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Ikuti tulisan menarik Fajar Suhud Laksana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu