Hati dan jantung
Menghuni dada yang sama
Namun mengapa jarak keduanya
Sejauh Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa?
Langit 1
Di balik gerbang kebun binatang
Kulepas sebagian diriku dalam kandang
Raungan lenyap saat Adam berkata,
“Masih ada rimba padamu, hai orang yang bertaring.”
Langit 2
Kini dunia terlihat seperti kuburan
Adakah manusia selain hantu yang tidur berjalan?
Apabila Isa datang berziarah, “Bangkit!” Katanya
Akankah kita terlahir kembali atau tetap menghantui?
Langit 3
Pada awan tersimpan cerminan Yusuf
Sang Bendahara yang tak memikirkan rasa hausnya
Tidak pula menanam citranya di mata orang-orang
Hanya seorang tukang bagi seisi kebun
Langit 4
Akankah ada puisi bila alam dan Idris bersua lagi
Ketika kabut telah tertukar oleh asap polusi?
Siapa yang akan mengajari kita membaca isyarat
A.I, ramalan cuaca, kalender Maya, seismograf?
Langit 5
Harun melukiskan cintanya di lembah:
Padang bunga di balik kobaran api dan kepakan
Sayap kupu-kupu yang memadamkan
Percikan api di antara dua hati
Langit 6
Ingatkah percakapan kita dengan Tuhan
Saat kanak-kanak dulu tanpa doa atau mantra?
Kini, kita mesti mencari Gunung Sinai masing-masing
Menapaki jejak Musa menuju puncak ketidaktahuan
Langit 7
Pilar yang tak goyah menyangga hati Ibrahim
Tegak di antara puing berhala, kayu bakar, dan altar
Andai hati kita berjalan di atas dawai, bisakah menapakinya
Tanpa memetik nada keraguan yang sumbang?
Bandung. 2024
Ikuti tulisan menarik Fadzul Haka lainnya di sini.