x

Iklan

Prilyani Hermansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Maret 2024

Minggu, 17 Maret 2024 10:40 WIB

Kebocoran Keamanan Sekolah

Kekerasan di sekolah masih banyak terjadi. Tak ada jaminan keamanan saat berada di lingkungan lembaga pendidikan itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keamanan di sekolah sekarang ini sering terjadi kebocoran. Bisa dibilang sekolah bahkan tempat yang tidak aman. Banyak kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia ini. Menurut data Sistem informasi online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) tercatat pada rentang Januari hingga November 2023 terdapat 15.120 kasus kekerasan terhadap anak dengan 12.158 korban anak perempuan dan 4.691 korban anak laki-laki.  Kasus kekerasan seksual menempati urutan pertama dalam data itu. Ini adalah jumlah korban terbanyak sejak 2019 sampai 2023.

Kekerasan di sekolah disebabkan oleh kurang pedulinya guru atau pegawai sekolah. Bahkan ada sekolah yang menyembunyikan kasus hanya karena tidak ingin tercoreng nama baik sekolah tersebut. Selain itu ada penyebab lain yaitu tidak adanya hukuman yang adil untuk pelaku dibawah umur sehingga tidak adanya efek jera yang dirasakan oleh pelaku sehingga mengakibatkan kasus kekerasan disekolah semakin meningkat.

Banyak sekolah yang tidak memberi informasi atau ilmu terkait bullying sehingga siswa tidak tahu bahwa kegiatan mengejek itu tidak baik bahkan sampai main fisik pun akan dianggap bercanda saja tanpa mengetahui hal tersebut adalah hal yang tidak sopan atau hal yang tidak boleh dilakukan kepada siapapun. Sebaiknya setiap sekolah memberikan informasi terkait bullying sehingga peserta didik tahu bahwa bullying itu tidak baik. Selain itu, pihak sekolah juga sebaiknya mengadakan hukuman untuk pelaku bullying agar pelaku tidak dapat mengulangi kesalahannya kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekerasan di sekolah adalah kegagalan dari semua pihak. Setiap kali kekerasan terjadi kita gagal memastikan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan bagi semua pihak. Untuk mengurangi kekerasan di Sekolah kita harus membangun budaya dan kesadaran yang lebih tinggi tentang nilai-nilai keadilan, toleransi, dan empati di Sekolah. Dengan memperkuat budaya positif, kita dapat mengurangi kekerasan dan memperkuat hubungan yang harmoni antara siswa. Tidak hanya siswa saja tetapi guru dan pihak sekolah juga harus memperkuat budaya positif, karena tidak sedikit kasus kekerasan juga yang pelakunya guru atau pihak sekolah itu sendiri. Maka dari itu, guru dan staf sekolah memiliki peran penting untuk mencegah kekerasan.

Pihak yang berwenang yang ada disekolah biasanya yaitu guru BK. Siswa yang menemui kejadian kekerasan bisa langsung melaporkan ke guru BK dan seharusnya guru BK pun dapat menjaga kerahasiaan siapa yang melapor agar tidak ada kasus yang bertambah. Hal tersebut terkadang terjadi karena pelaku merasa dendam kepada yang melapor sehingga banyak siswa atau saksi yang tidak ingin atau takut untuk melapor dengan alasan merasa takut pelaku menyakiti pelapor.

Sekolah diharuskan memiliki komitmen yang kuat dari pihak pemerintah, pengurus sekolah, dan komunitas untuk memperbaiki keamanan di sekolah. Sehingga semua pihak berperan untuk memperbaiki keamanan di sekolah. Di Indonesia ini sudah banyak sekali kasus dan mirisnya banyak anak dibawah umur yang tega menghabisi nyawa temannya. Hal tersebut sudah sangat fatal sekali dan harus dimusnahkan kasus kekerasan di sekolah. Karena sekolah hakikatnya adalah tempat untuk menimba ilmu tidak untuk membully, melakukan kekerasan, bahkan hingga membunuh.

Peningkatan kolaborasi antara pihak pengawas dan pihak pengelola sekolah dapat membantu menangani masalah kebocoran keamanan lebih efektif. Dengan komunikasi yang baik dan informasi yang akurat, sekolah dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan. Selain itu, ketika adanya kasus maka pihak pengelola sekolah harus lebih terbuka agar siswa lain dapat lebih waspada atau lebih hati-hati lagi ketika disekolah. Pihak sekolah juga harus lebih sering melakukan sosialisasi terkait kekerasan di sekolah ini. hal tersebut bertujuan untuk mengingatkan siswa agar tidak melakukan bullying bahkan kekerasan.

Pengembangan sistem pengawasan yang lebih efektif dan efisien dapat membantu mendeteksi dan menangani kebocoran keamanan sekolah. Contoh sistem pengawasan terdiri dari Sistem CCTV, pengawasan oleh staf sekolah, dan laporan siswa dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah keamanan di sekolah. Hal tersebut lebih efektif dikarenakan sistem CCTV itu dapat dijadikan bukti yang sangat akurat sehingga pelaku tidak dapat membela diri lagi, pengawasan oleh staf juga cukup efektif karena adanya saksi saat kejadian kekerasan itu terjadi dan dapat melindungi korban dengan memberikan peringatan kepada pelaku.

Tak hanya itu saja tetapi perlu juga adanya program pengajaran dan pelatihannya yang diarahkan kepada guru dan staf sekolah untuk memperkuat keterampilan mereka dalam pengendalian konflik dan pengatasan keamanan. Dengan kompeten di bidang keamanan, guru dan staf dapat membantu membangun lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua pihak. Serta, perlu adanya mekanisme yang transparan dan terbuka untuk mengajukan laporan dan melaporkan kejadian keamanan di sekolah. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi masalah keamanan dan memudahkan pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Dalam menghadapi kebocoran keamanan sekolah, semua pihak dari mulai peserta didik sampai kepala sekolah harus berkerjasama dan berkomitmen untuk membangun sekolah yang aman, nyaman, dan mengajarkan nilai-nilai kepentingan bagi masyarakat sekolah. Dengan adanya kerjasama yang baik sehingga kasus kekerasan disekolah juga semakin berkurang bahkan hilang. Bentuk kerjasama dan komitmen yang harus dilakukan yaitu : siswa menjaga diri sendiri dan saling mendukung satu sama lain dalam mengatasi konflik dan mencegah kekerasan, guru menjaga rahasia dan mengarahkan siswa dalam mengatasi konflik dan membangun hubungan yang harmoni, dan lain-lain.

Selain dari siswa dan pihak sekolah tetapi pemerintah dan lembaga pendidikan juga harus mengejar dan mengatasi struktur yang memicu kekerasan di sekolah. Hal ini meliputi pengelolaan sosial yang efektif, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan program pengajaran yang mempromosikan nilai-nilai demokratis dan toleransi. Karena dengan dukungan pemerintah dan lembaga pendidikan sehingga pihak sekolah dapat terbantu untuk mempromosikan nilai toleransi dengan berbagai ide yang disarankan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan.

Media sosial dan kreativitas juga sangat berperan penting dalam pencegahan kekerasan di sekolah. Karena dengan kebebasan hal yang ada dimedia sosial sehingga anak terkadang mencontoh tanpa mencari tahu terlebih dahulu hal yang dilakukan baik atau tidaknya. Sehingga media sosial dan kreativitas harus bisa diarahkan untuk mempromosikan nilai-nilai positif dan membangun budaya yang lebih harmoni di sekolah. Dengan membagikan cerita inspiratif dan memperkenalkan konsep keadilan dan toleransi, kita dapat memperkuat budaya yang anti-keras di sekolah.

Ikuti tulisan menarik Prilyani Hermansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 jam lalu

Terpopuler