Ramadan dan Spirit Pendidikan Literasi Anak

Kamis, 4 April 2024 11:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ramadan merupakan momentum yang baik untuk mengembangkan pendidikan literasi bagi anak usia sekolah dasar. Saat azan berkumandang anak-anak datang lebih awal ke masjid menenteng tas berisi buku Jurnal Kegiatan Ramadan dan peratan tulis. Mereka siap menghidupkan Ramadhan.

Ramadan bagi anak usia sekolah dasar (SD/MI) sangat istimewa yang senantiasa disambut dengan riang gembira kedatangannya, sebentar lagi akan berlalu. Mereka ikut serta menjalankan puasa wajib, walaupun hanya sampai batas waktu zuhur atau asar untuk berbuka karena belum kuat sampai magrib. Selain itu, mereka juga menyibukkan diri dengan berbagai jenis kegiatan, seolah-olah tidak mau kalah dengan aktivitas orangtuanya dalam menjalankan ritual selama bulan Ramadan.

Selain melakukan puasa, anak usia sekolah dasar juga melakukan kegiatan salat sunnah tarawih dan witir, mendengarkan dengan serius kultum yang disampaikan imam dan khatib, serta mencatat judul ceramah dan membuat kesimpulan. Tadarus Alquran di rumah bersama orangtuanya atau di masjid dan musala bersama dengan teman-temannya. Semua kegiatan tersebut tercatat dengan baik dan rapi dalam buku jurnal kegiatan selama Ramadan yang diperoleh dari sekolah/madrasah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Contoh protret aktivitas anak-anak usia sekolah dasar selama Ramadan seperti di kampung Pesisir utara pantai (pantura) Jawa, tepatnya di Dusun/Desa/Kecamatan Paciran. Kampung berpenduduk sekitar 2.950 jiwa yang terbagi menjadi tiga Rukun Warga (RW) dan 13 Rukun Tetangga (RT), letaknya di utara jalan Raya Daendels KM 70 Paciran, Lamongan, Lamongan, Jawa Timur.

Di kampung pesisir tersebut terdapat sarana ibadah berupa masjid berjumlah tiga dengan ukuran besar dan sedang, sedangkan musalanya berjumlah delapan. Setiap kali Ramadan datang, masjid dan musala dipenuhi oleh jamaah untuk menunaikan salat wajib dan shalat sunah tarawih, serta salat witir. Tidak ketinggalan anak-anak usia sekolah dasar senantiasa berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan Ramadan.

Semarak bulan Ramadan di kampung Pesisir Desa Paciran setiap tahun tidak pernah sepi dari beragam kegiatan sosial keagamaan. Kultum dan ceramah senantiasa disampaikan setelah salat subuh dan setelah salat sunah witir, serta penngajian asar. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian takjil kepada jamaah yang hadir, bahkan terkadang acara buka bersama (Bukber) di masjid dan musala yang sudah terjadwal.

Ramadan merupakan momentum yang baik untuk mengembangkan pendidikan literasi bagi anak usia sekolah dasar. Saat azan berkumandang anak-anak senantiasa datang lebih awal ke masjid dan musala terdekat dengan menenteng tas sederhana yang berisi buku ‘Jurnal Kegiatan Ramadan’ dan peratan tulis. Tujuannya untuk mengikuti kegiatan salat wajib berjamaah dan salat sunnah taraweh dan witir), serta mengikuti tadarus Alquran.

Buku Jurnal Kegiatan Ramadan senantiasa diisi dengan tulisan tangan yang sederhana dan terkadang sulit dibaca. Anak usia sekolah dasar biasanya memburu tanda tangan sang imam dan khatib setelah kegiatan salat tarawih, witir, dan shalat Jumat. Bahkan mereka rela berdesak-desakan mengantri hanya untuk sekedar mendapatkan satu coretan tanda tangan dari sang imam dan khatib.

Rasa lega dan puas kalau sudah ditanda tangani, terkadang mereka bertanya kepada sang imam atau temannya, “Tadi judul ceramahnya apa ustadz?” demikian ujarnya. Apabila belum mengetahui judulnya baru mereka bertanya kepada imam dan khatib yang bertugas pada saat itu, “Pak, judul ceramahnya apa ya?” demikian tanya mereka. Setelah mendapat kepastian kemudian ditulis di buku kegiatan jurnal Ramadan.

 Pesan Pendidikan Literasi dalam Ramadan

Dalam konsep Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pembelajaran dan sumber belajar tidak hanya di ruang kelas, tetapi di manapun tempat asalkan memenuhi persyaratan dan nyaman bagi anak-anak (siswa). Kagiatan anak usia sekolah dasar di Pesisir Desa Paciran merangkum ceramah dan memburu tanda tangan merupakan bagian dari proses Pendidikan di luar ruang kelas.

Konsep Pendidikan dengan jargon merdeka belajar memang mengharuskan banyak praktik dari pada banyak teori atau pengalaman dari teori yang disampaikan. Maka teori dan penerapannya harus disampaikan sejak usia dini sehingga menjadi kebiasaan yang positif dan membekas dalam sanubarinya.

Contoh kegiatan yang dipraktikan oleh anak-anak Pesisir Desa Paciran selama bulan Ramadan merupakan praktik salah satu materi mata pelajaran PAI. Maka mata pelajaran yang lain dapat terlibat dalam penilaian. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menilai laporan yang ditulis dalam buku jurnal kegiatan. Sedangkan mata pelajaran PKn dapat menilai budi pekerti dan sopan santun yang diterapkan siswa selama bulan Ramadan.

Selama bulan Ramadan anak-anak Pesisir Desa Paciran mampu melaksanakan kegiatan sosio relegius dan sosio kultural dengan baik dalam beragam aktivitas. Bahkan spirit Ramadan masih terlihat di bulan Syawal, anak-anak masih berburu tanda tangan guru-guru dalam momen silaturrahim untuk memenuhi buku Jurnal Ramadan yang akan dikumpulkan masuk pertama pasca liburan panjang. (*)

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ali Efendi (Headmaster - Tinggal di Komunitas Nelayan Lamongan)

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler