x

Iklan

Irfansyah Masrin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Januari 2020

Selasa, 9 April 2024 06:00 WIB

Relasi antara Agama dan Kesehatan Mental

Banyak orang yang beragama diserang oleh gangguan mental, stres, depresi, dan lainnya hingga berujung bunuh diri. Orang-orang yang tidak beragama sangat mungkin digerogoti gangguan mental. Mereka tidak punya pegangan, landasan dan prinsip hidup.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hidup yang kita jalani tidak selamanya sefrequensi seperti yang kita harapkan. Bahkan lebih condong jauh dari yang kita inginkan hingga naluri manusiawi kita merasa kecewa dan putus asa. Tidak jarang banyak yang gampang stres dan depresi. Tidak sedikit pula yang mengalami gangguan mental parah dan berujung bunuh diri.

 

Berdasarkan penelitian yang dilansir dari The Least and Most Stressful Cities Index 2021, menunjukkan bahwa jakarta menjadi salah satu daerah dengan tingkat stres masyarakatnya paling tinggi di dunia. Sebanyak 1/2 masyarakatnya mengalami stres, dan 2/3 lainnya mengalami depresi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Studi yang dilakukan oleh CBD dan merek rami Vaay ini dilakukan para peneliti dengan melihat 15 indikator stres, termasuk keselamatan, tingkat pengangguran, kesejahteraan, cuaca, kesetaraan gender, dan akses kesehatan.

 

Rusia dan Amerika masuk ke dalam 5 besar negara dengan tingkat bunuh diri terbesar di dunia. Salah satu kesamaan Amerika dan Rusia menjadi negara dengan tingkat bunuh diri masyarakatnya tertinggi adalah dilatarbelakangi oleh peperangan dan kebebasan. Penerapan wajib militer kepada rakyatnya menjadi sebab, banyak tentara yang bunuh diri karena depresi pasca peperangan, dan kebebasan yang berlebihan menjadikan warganya semena-mena, kecanduan narkoba dan miras serta munculnya ketidakadilan dan biaya hidup yang sangat mahal.

 

Disusul Jepang dan Korea selatan menjadi negara di asia dengan tingkat bunuh diri tertinggi. Berdasarkan data yang dirangkum Kementerian Kesehatan dan Badan Pengendalian & Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), sebanyak 39.454 warga Korea Selatan melakukan bunuh diri dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yakni sepanjang 2020 hingga 2022. Melansir dari Asia Times, data Statistik Korea menemukan bahwa rata-rata sebanyak 37,5 orang melakukan bunuh diri setiap harinya. Angka itu setara dengan satu kasus bunuh diri setiap 39 menit.

 

Apa penyebabnya?

Di antara faktor-faktor yang melatarbelakanginya adalah gangguan mental karena tuntutan sosial yang tinggi, adanya perasaan malu karena suatu tindakan yang dirasa melanggar norma dan tuntutan sosial, masalah ekonomi yang tidak stabil, konflik keluarga, masalah kesehatan fisik yang menurun, stres kerja dan sebagainya. 

 

Di Indonesia sendiri berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023.

Kasus paling tinggi adalah di Jawa tengah. Ini baru yang terdata, para peneliti mengungkapkan angka bunuh diri di Indonesia diperkirakan 4 kali lebih tinggi dari yang sudah terdata 

 

Hal-hal yang melatarbelakangi bunuh diri di Indonesia adalah persoalan ekonomi, tuntutan hidup dan diskriminasi, kesehatan mental yang rendah, konflik pribadi dan keluarga. 

 

Berdasarkan data-data tingkat stres dan bunuh diri tersebut, tentu kita bertanya bagaimana bisa negara Indonesia yang merupakan negara dengan pemeluk agama terbesar di dunia, khususnya agama Islam dapat menjadi salah satu negara dengan tingkat stres dan bunuh diri tertinggi, bahkan di dunia?

 

Apakah ajaran agama yang diyakini belum dapat menguatkan mental masyarakat Indonesia untuk tidak depresi bahkan bunuh diri? Ataukah kualitas agama yang rendah pada masyarakat Indonesia menjadi sebab rentan diserang stres dan depresi yang berujung bunuh diri?

 

Kita tela'ah lebih jauh komparasinya, saya pikir jepang, Korea Selatan, Amerika, Rusia dan negara-negara Barat lainnya menjadi cukup wajar jika tingkat stres, depresi dan bunuh diri menjadi tinggi di negara-negara tersebut. Karena kesehatan mental mereka rendah, terlebih mereka hidup di negara yang bebas hampir tanpa agama, tidak ada pegangan iman sebagai sebuah prinsip hidup. Indikator hidup mereka adalah perasaan, sedangkan agama mereka adalah kesenangan, dan kesenangan mereka dapatkan dari kebebasan, materi yang banyak dan gaya hidup hedonis. 

 

Mereka rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membayar perjalanan healing mereka ke berbagai negara, atau melakukan banyak hal-hal menantang untuk mencari kesenangan hidup. Tapi saat semua yang dilakukan sudah tercapai, mereka merasa tidak cukup memuaskan batin mereka, atau saat banyak hal dalam hidup mereka yang tidak tercapai, mereka merasa tidak tenang. Tidak ada tempat kembali yang benar-benar menenangkan bagi mereka. Muncullah stress, depresi, gangguan mental lainnya bahkan bunuh diri. 

 

Kalaupun mereka benar-benar beragama, agama hanya sebagai ritual dan penebusan dosa. Bukan sebagai prinsip dasar dalam berbagai aspek kehidupan. Setelah mereka kembali pada rutinitas mereka, mereka meniadakan agama dalam hidupnya. sekali lagi, agama bagi mereka hanya sebagai ritual pada jadwal baku dan momentum tertentu saja.

 

Belum lagi kita bicara atheisme, yaitu sebuah pemahaman yang meniadakan Tuhan dalam hidup mereka. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang non materi, semua bermateri. Bagi mereka agama adalah alam yang indah dan menenangkan, kehidupan yang mendamaikan dan kesetaraan dalam kehidupan sosial. Maka saat stres dan depresi, mereka hanya menemukan alam yang indah sebagai ketenangan, melakukan relaksasi, perjalanan yang menyenangkan, mendatangi psikolog, mabuk-mabukan dan aktivitas seks. Ketika semua hal telah mereka coba, lantas tidak dapat menghentikan depresi mereka, ya mereka bunuh diri, minimal dirawat di rumah sakit jiwa.

 

Demikian pula pada mereka yang agnostik, yaitu suatu pemahaman yang percaya pada Tuhan hanya sebagai pencipta. Namun mereka tidak percaya pada agama-agama. Bagi mereka agama hanya buatan manusia yang tidak dapat memberi ketenangan dan kesenangan. Bahkan mereka menganggap agama sebagai sumber kekacauan dan penuh dengan aturan yang menggangu hak asasi manusia, mereka menganggap agama hanya membatasi hak-hak hidup mereka yang penuh dengan kebebasan. 

 

Maka banyak dari mereka yang agnostik mengaku bertuhan tapi tidak menjalankan ajaran-ajaran agama dalam hidup mereka. Kasus depresi pada orang-orang yang agnostik lebih banyak disebabkan oleh kebingungan mereka dalam menemukan identitas mereka dalam spiritual dan religiusitas. Sehingga mudah menyalahkan agama dan orang-orang yang beragama. 

 

Berbeda dengan semua hal tersebut, Islam hadir tidak hanya sebagai agama ritual dan spiritual saja. Tapi menjadi solusi dari berbagai problematika kehidupan manusia. Islam mengatur berbagai hal tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan akan kemana setelah kehidupan ini berakhir? Semua problematika dan pertanyaan itu telah dijawab oleh Islam dalam pedoman kehidupan manusia, yakni Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah. 

 

Islam juga berperan penting sebagai solusi dari kesehatan mental manusia. Adanya Al-Qur'an sebagai as syifa', berarti pengobat. Allah berfirman, "Wahai manusia, Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (QS Yunus : 57). Pada ayat lain, Katakanlah, "Alquran ialah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. (QS Fushshilat : 44)

 

Berdasarkan dalil tersebut, sangat terang bahwa Al-Qur'an hadir tidak hanya sebagai obat bagi tubuh yang sakit, tapi juga penyembuh bagi mental yang sakit. sebagai penenang hati, penjernih pikiran dan dengan Al-Qur'an seorang muslim senantiasa menjadi lebih produktif dan disiplin dalam kehidupan. Karena ia mampu mengimplementasikan makna-makna Al-Qur'an dalam kehidupannya.

 

Begitu pula saat Al-Qur'an dijadikan pedoman hidup, dan Sunnah Rasulullah dijadikan teladan kehidupan, kekacauan hidup akan lebih terarah, hidup yang dijalani akan lebih tenang, karena dengan imannya ia yakin bahwa Allah sudah menjamin kebahagiaan yang hakiki bagi seseorang muslim yang senantiasa menginvestasikan seluruh hidupnya untuk agama Allah, untuk menjalankan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah dan untuk kebaikan-kebaikan lainnya. 

 

Maka sangat tidak mungkin bagi seorang muslim yang beriman dan menjalankan ketaatan kepada Allah dengan totalitas akan diserang oleh stres berkepanjangan, depresi yang terus menghantui, frustasi yang mengelabui atau bunuh diri. Sangat tidak mungkin terjadi pada orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah.

 

Islam adalah agama terbaik, agama yang sempurna. Maka sangatlah merugi jika ada muslim tidak menjadikan Islam sebagai jalan kehidupannya atau bahkan justru menganggap Islam sebagai agama yang kolot, agama kekacauan, agama yang tidak dapat memberi solusi kehidupan. Buktinya tidak ada agama sesempurna Islam yang mengatur kehidupan manusia, agar hidup lebih baik.

 

Maka tidak salah seorang Michael Hart seorang peneliti berkebangsaan yahudi Amerikan dan seorang astrofisikawan terkenal, ia menempatkan Rasulullah Muhammad di urutan pertama dari 100 orang yang paling berpengaruh di dunia. Karena Islam yang dibawa oleh Muhammad ini adalah Islam yang sempurna dan dapat menjadi solusi tuntas dari berbagai permasalahan hidup dan kehidupan manusia. termasuk bagaimana Islam menerangkan solusi dari masalah kesehatan mental atau gangguan mental manusia. 

 

Akhirnya, saya ingin menjelaskan bahwa banyak orang yang beragama diserang oleh gangguan mental, stres, depresi, dan gangguan mental lainnya hingga berujung bunuh diri. Apalagi bagi orang-orang yang tidak beragama. Maka sangat mungkin dan berpotensi besar di grogoti oleh gangguan mental. Karena mereka tidak punya, pegangan, landasan dan prinsip hidup yang pasti dalam kehidupannya.

 

Maka beruntunglah orang-orang yang diberi nikmat terbesar berupa Islam. Karena hanya Islam satu-satunya agama yang mampu menyelesaikan segala masalah. Hingga Islam dapat menjadi perantara kita meraih kebahagiaan yang hakiki di dunia sampai di akhirat kelak. Islam is Sollution of life.

 

 

Semogae bermanfaat

 

Dasana Indah, Blok RE, Castel Afista.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Irfansyah Masrin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB