x

Iklan

Irfansyah Masrin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Januari 2020

Jumat, 5 April 2024 13:13 WIB

Hidup Itu Belajar Mengantri

Kesuksesan yang didefinisikan manusia hanya sekumpulan persepsi-persepsi yang berbeda dalam rangka memenuhi hasrat duniawi saja. Realitanya banyak orang yang menggenggam dunia, namun tak kunjung menemukan ketenangan dan kebahagiaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hidup adalah belajar antri, tidak hanya dimaknai sebagai antrian dalam menggapai kesuksesan dunia. Tapi kita belajar mengantri untuk tetap sabar dalam menjalani kebaikan-kebaikan dalam hidup. Karena kematian adalah antrian yang sudah pasti dilalui oleh kita semua.

Loh, kok antri? Apa hubungannya?

Setiap manusia yang hidup ia akan berupaya melakukan banyak hal agar ia tetap hidup dan mempertahankan hidupnya. Tak jarang di antara manusia selalu khawatir bahwa ia tak dapat hidup secara baik dan layak. Karenanya, ia akan melakukan berbagai cara agar ia dapat hidup lebih baik dan layak. Bekerja lebih keras, berpikir lebih kuat dan meyakinkan diri mencapai sesuatu yg terbaik guna menjamin kehidupan yang lebih baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sering kali kita berpikir gagal, karena sebenarnya tak ada yang mau gagal untuk hidup lebih baik. Namun, ketika kita ternyata menemukan kegagalan menurut kita, kita merasa semuanya telah berakhir. Padahal kita hanya perlu mencoba lagi dan menghabiskan jatah gagal itu sendiri. Karena setiap orang punya momen terbaik dalam hidupnya. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk antri dalam memetik buah pencapaian sesuai versi sukses menurut kita. Karena sejatinya hidup itu adalah belajar antri.

Kita sedikit menelisik lebih luas tentang bagaimana kehidupan orang-orang di sekitar kita. Saat ribuan orang mengikuti seleksi pekerjaan misalnya, tentu tidak semuanya lolos, sebagian besar dari mereka yang tidak lolos berusaha mencoba lagi di waktu yang lain, baru kemudian diterima bekerja. Jika pada pada waktu yang sama banyak yang tidak berhasil mencapai apa yang ia inginkan. Mungkin di waktu yang lain ia akan berhasil mencapai yang ia harapkan. Kita hanya perlu mencoba dan mengantri hingga kita temukan waktu kita sendiri.

Tak ada kata gagal bagi setiap orang yang mencoba untuk memperbaiki hidupnya. Ia hanya perlu belajar sabar untuk mengantri menunggu jatah hidup yang lebih baik. Bukowski, Seorang pemabok dan penjudi menghabiskan waktu lebih dari 30 tahun untuk mengantri kesuksesannya setelah tulisannya dikirim ke berbagai penerbit dan semuanya menolak tulisannya. Pada suatu waktu tulisannya diterima oleh salah satu penerbit. Saat itu Bukowski berusia 50 tahun. Setelah itu, bukowski mencatat dirinya sebagai seorang penulis yang telah menerbitkan 6 novel dan ratusan puisi, menjualnya lebih dari 2 juta copy tulisannya.

Sosok yang memiliki nama lengkap Herland David Sanders sering bergonta-ganti pekerjaan ketika masih muda. Mulai dari kuli bangunan, tukang parkir, nakhoda kapal uap, agen asuransi, hingga menjadi pemadam kebakaran pernah dicoba semuanya. Pada usia 40 tahun, Colonel Sanders belum juga meraih kesuksesan. Bahkan, ia pernah frustasi dan berpikir untuk bunuh diri karena merasa putus asa setelah dipecat dari tempat kerjanya dan ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya. Suatu hari Ia mencoba peruntungan dalam bidang kuliner dengan membuka sebuah tempat makan bernama Cafe Sanders, yang menjadi cikal bakal dari restoran ayam paling terkenal di dunia yaitu Kentucky Fried Chicken.

Colonel Sanders akhirnya meraih kesuksesan di usia 70 tahun, dengan restoran KFC yang telah mencapai 600 cabang pada saat itu. Saat ini KFC hampir ada di seluruh dunia.

Itu hanya sekelumit dari sekian banyak kisah sukses orang-orang di dunia. Lalu apa kita harus tunggu usia tua baru sukses? Tidak juga. Ada banyak pula orang yang sukses di usia muda bahkan saat usia sangat belia. Setiap orang punya jatah suksesnya sendiri. Yang tidak sukses hidupnya di usia muda, mungkin saja hidupnya akan lebih baik di usia pertengahan atau bahkan di usia lanjut. Tidak ada yang dapat memastikan. Hanya saja yang perlu kita lakukan adalah terus berikhtiar yang terbaik dan bersabar untuk antri dalam menjalani hidup yang lebih baik.

Karena standar sukses tiap orang berbeda. Saya memahami sukses tidak hanya menguasai perkara dunia. Lebih dari itu, memastikan diri untuk tetap hidup di jalur taat kepada Pencipta hingga berakhirnya kehidupan dunia dan kita membawa bekal akhirat yang lebih baik dari sekedar urusan dunia.

Orientasi kelurusan niat dalam menjalani hidup mesti ditempatkan di awal, sebagai landasan dalam mengarungi berbagai pilihan hidup itu sendiri. Sejatinya tidak ada yang benar-benar bisa sukses dalam hidup kecuali bagi mereka yang senantiasa memurnikan tujuan hidupnya hanya untuk Pencipta. Bahwa eksistensi hidup yang dijalani semata-mata sebagai bentuk penghambaan dan ketundukan kepada Sang Pemberi Kehidupan. Merupakan nikmat yang harus disyukuri dengan senantiasa menjalani segala kebaikan sesuai peta kehidupan yang benar. 

Kesuksesan yang didefinisikan manusia hanya sekumpulan persepsi-persepsi yang berbeda dalam rangka memenuhi kepuasan hasrat duniawi saja. Realitanya banyak orang yang menggenggam dunia, namun tak kunjung menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Lalu apa makna kesuksesan bagi manusia? Karenanya perlu dipetakan kembali dalam nalar waras kita bahwa deskripsi tentang kesuksesan yang dimaksud dalam bahasan awal adalah salah satu persepsi umum tentang kesuksesan dunia. Meski demikian, dunia juga sebagai perantara dalam menggapai kesuksesan yang hakiki untuk kehidupan yang abadi, akhirat.

Hidup adalah belajar untuk antri, tidak hanya dimaknai sebagai antrian dalam menggapai kesuksesan dunia. Tapi kita belajar mengantri untuk tetap sabar dalam menjalani kebaikan-kebaikan dalam hidup. Tidak semua kebaikan seperti yang kita harapkan, dan sebaliknya sesuatu yang tidak kita inginkan justru menjadi kebaikan terbesar dalam hidup kita. Karena itu, kesabaran menjadi pengokoh keteguhan kita dalam mengantri untuk menjalani hidup. Pada akhirnya, antrian yang sudah pasti dilalui oleh kita semua adalah antrian menuju kematian. 

 

Semoga bermanfaat

 

Dasana Indah, Blok RE, Castell Afista.

Ikuti tulisan menarik Irfansyah Masrin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB