x

Iklan

Giovanni Adichandra Wibisono

Anggota Kajian Strategis Lembaga Pers Mahasiswa NPC STIKSAM 2024-2025
Bergabung Sejak: 6 Mei 2024

Senin, 6 Mei 2024 07:48 WIB

Perspektif Baru Mahasiswa Mengatasi Isu Kesehatan Global

Menghadapi permasalahan kesehatan seperti stunting, pemahaman terhadap aliran filsafat realisme, idealisme, dan pragmatisme akan membentuk fondasi yang kuat bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi pemimpin global.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan dalam era yang terus berkembang. Untuk mengemban peran ini, mereka perlu memperluas wawasan melalui penerapan konsep filsafat dan pemanfaatan ilmu informatika. Filsafat merupakan rangkaian kegiatan penalaran manusia yang bersifat mendalam, menyeluruh, dan spekulatif secara kualitatif. Melalui pembelajaran filsafat, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih luas dan kritis. Pemahaman filsafat membentuk karakter berpikir yang maju, memungkinkan mereka untuk mengatasi isu-isu global dengan perspektif yang lebih matang. Beberapa mazhab filsafat yang relevan dipelajari adalah realisme, idealisme, dan pragmatisme.

Tak hanya filsafat, mahasiswa juga perlu menguasai ilmu informatika. Informatika ialah ilmu yang mempelajari tentang pengolahan informasi dengan menggunakan teknologi komputer. Informatika mencakup berbagai aspek, seperti pengembangan perangkat lunak, jaringan komputer, basis data, keamanan informasi, video, design dan kecerdasan buatan. Dalam dunia yang didorong oleh teknologi, pemahaman tentang informatika sangatlah penting. Informatika memungkinkan mahasiswa untuk memahami, mengelola dan mempublikasikan informasi dengan efektif dan efisien.

Penerapan filsafat dan informatika

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang kita ketahui saat ini isu yang harus segera diatasi yaitu stunting. Menurut data dari WHO, UNICEF, dan World Bank menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia adalah sekitar 22,2% pada tahun 2021. Berdasarkan data UNICEF dan WHO, terdapat sekitar 149 juta anak di seluruh dunia yang mengalami stunting, yang merupakan bentuk malnutrisi kronis yang ditandai dengan tinggi badan yang rendah untuk usia mereka. Prevalensi stunting di seluruh dunia bervariasi dari negara ke negara. Data dari IndexMundi menunjukkan bahwa pada tahun 2019, negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi adalah Burundi (56,8%), Timor Leste (50,2%), dan Madagaskar (47,9%). Lalu untuk prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 turun menjadi 21,6% dari 24,4% di tahun 2021. Pada tahun 2023.

Menghadapi permasalahan kesehatan seperti stunting, pemahaman terhadap aliran filsafat realisme, idealisme, dan pragmatisme akan membentuk fondasi yang kuat bagi mahasiswa yang bercita-cita menjadi pemimpin global. realisme mengajarkan kita untuk melihat dunia dengan cara yang objektif, mengenali fakta-fakta yang ada, dan menghadapinya dengan jujur. Dalam konteks kesehatan global, pemahaman realisme memungkinkan kita untuk mengidentifikasi isu-isu yang memerlukan perhatian mendesak, seperti wabah penyakit, ketidaksetaraan akses kesehatan, atau masalah-masalah lingkungan yang memengaruhi kesehatan manusia. Dengan pendekatan yang realistis, kita dapat merumuskan solusi-solusi yang berdasarkan data dan fakta, sehingga solusi yang dirumuskan berdasar pada realita yang ada. Sementara idealisme mendorong kita untuk bermimpi besar dan memvisualisasikan dunia yang lebih baik, yaitu masyarakat global yang sehat tanpa diskriminasi akses kesehatan.  Namun, kita juga perlu pragmatisme untuk bergerak dari pemikiran ke tindakan nyata yang efektif.

Penerapan informatika menjadi instrumen yang juga sangat penting. Teknologi informasi memungkinkan kita untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi yang relevan dengan cepat. Kita dapat merancang strategi penanganan stunting dan krisis kesehatan lainnya dengan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi pendataan, sistem informasi geografis, dan analisis big data kesehatan. Solusi-solusi kreatif yang digagas bisa dikomunikasikan secara masif dan efisien melalui kanal-kanal digital. Tentunya, upaya besar mengatasi krisis kesehatan global ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh mahasiswa. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor dan pemangku kepentingan, mulai dari organisasi kesehatan nasional-internasional, pemerintah, hingga pelaku industri farmasi dan kesehatan. Di situlah peran kepemimpinan mahasiswa yang dibekali filsafat dan informatika menjadi sangat penting. Mereka akan menjadi jembatan penghubung antara berbagai pihak, merumuskan visi bersama, dan menggerakkan aksi nyata dengan memanfaatkan pendekatan ilmiah dan teknologi informasi.

 

Sebagai mahasiswa kita harus melakukan penerapan dari wawasan yang kita miliki, kita dapat mengintegrasikan pemahaman filsafat dan informatika melalui pembelajaran untuk pengembangan pemikiran kita dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut. Pertama, berdasarkan realisme, Kita dapat mengumpulkan data epidemiologi dari berbagai sumber untuk menganalisis pola penyebaran penyakit. Dengan idealisme, Kita akan menciptakan ide-ide inovatif dan kreatif yang bisa mengatasi masalah stunting. Lalu dengan pragmatisme, kita akan fokus pada tujuan dan mendorong agar masalah tersebut bisa dengan cepat teratasi. Dan melalui informatika, kita dapat mengembangkan aplikasi untuk pendataan penyakit seperti stunting serta juga membuat video-video menarik dalam rangka memberikan edukasi dan sosialisasi untuk memberi pemahaman dan mengajak masyarakat agar bisa lebih waspada dan paham dalam mengatasi ini. Dengan wawasan ini kita juga perlu bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti organisasi kesehatan internasional dan pemerintah, untuk menerapkan solusi kesehatan yang efektif dan efisien serta terukur.

Kombinasi pemikiran ini dengan nilai-nilai etika yang kuat dan tindakan praktis yang terintegrasi dengan memadukan cara berpikir filosofis dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, generasi muda terdidik dari kalangan mahasiswa bisa menjadi pemimpin yang akan membawa dunia pada masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.  Melalui kolaborasi lintas sektor dengan arahan para calon pemimpin mahasiswa yang visioner ini, krisis kesehatan seperti stunting yang masih tinggi bisa diatasi dengan strategi komprehensif dan terukur. Inilah momentum bagi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dengan memaksimalkan bekal pengetahuan filsafat dan informatika yang mereka miliki. Mari bersama-sama berkomitmen untuk mewujudkan visi idealis ini dalam tindakan nyata yang realistis dan efektif. Dengan demikian, kita akan menjadi agen perubahan yang berdaya saing dalam menghadapi isu kesehatan global dan membawa dunia menuju masa depan yang lebih cerah dan sehat.

 

REFERENSI

Ramin, Maghfur M. A to Z Mazhab Filsafat Dari Abad Pertengahan Hingga Post-Strukturalisme.

Harun, Drs. Hidanul Ichwan. Logika Keilmuan. Pengantar Silogisme dan Induksi.

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4% – Sehat Negeriku (kemkes.go.id)

Joint child malnutrition estimates (JME) (UNICEF-WHO-WB)

Countries ranked by Prevalence of stunting, height for age (% of children under 5) (indexmundi.com)

Ikuti tulisan menarik Giovanni Adichandra Wibisono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler