Politik dan Ideologi dalam Video Game: Cermin Realitas Sosial Modern
3 jam lalu
Video game bukan sekadar hiburan, ia bisa jadi media untuk menyuarakan politik, ideologi, dan isu sosial yang relevan.
***
Bagi sebagian orang, video game hanyalah hiburan tempat untuk melarikan diri dari stres, berpetualang, atau bersaing demi skor tertinggi. Namun, di balik kontroler dan layar, video game sebenarnya bisa menjadi medium yang sangat kuat untuk menyampaikan pesan. Seiring perkembangan industri kreatif global, banyak developer mulai memasukkan tema politik, ideologi, hingga isu sosial ke dalam karyanya, menjadikan game bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk refleksi terhadap dunia nyata.
Game Sebagai Cermin Politik dan Ideologi
Seperti film, sastra, atau musik, video game juga memuat nilai, ideologi, dan pandangan dunia dari pembuatnya. Banyak game yang secara sadar menggunakan mekanik dan narasi untuk mengomentari kondisi politik atau sosial tertentu.
Contohnya, Papers, Please (2013) menggambarkan kehidupan seorang petugas imigrasi di negara totalitarian. Lewat gameplay yang sederhana, pemain dihadapkan pada dilema antara mengikuti aturan negara atau menolong sesama manusia. Game ini menjadi kritik terhadap kekuasaan yang menindas, serta refleksi atas tanggung jawab moral individu di tengah sistem yang kejam.
Game lain seperti This War of Mine (2014) menunjukkan sisi kelam perang dari perspektif warga sipil, bukan tentara. Pemain belajar bahwa di balik setiap konflik, selalu ada penderitaan manusia biasa pesan sosial yang kuat dan relevan bahkan hingga hari ini.
Gerakan Sosial dan Representasi dalam Dunia Game
Screenshot: Life is Strange - © Square Enix / DONTNOD Entertainment. Sumber: Steam Store Page.
Video game kini juga menjadi ruang bagi isu-isu sosial dan gerakan modern. Game seperti Life is Strange menyoroti tema identitas, trauma, dan keberanian menghadapi pilihan hidup yang berat. Game ini banyak dipuji karena representasi karakternya yang beragam dan penanganan isu psikologis yang sensitif.
Di Asia, Detention (2017) karya developer Taiwan, Red Candle Games, menjadi contoh nyata bagaimana sejarah dan politik lokal dapat diangkat lewat game. Dengan latar era White Terror masa kelam penindasan politik di Taiwan game ini memadukan horor psikologis dengan kritik sosial yang tajam. Melalui suasana tegang dan simbolisme yang kuat, Detention memperlihatkan bagaimana trauma kolektif bisa diolah menjadi pengalaman interaktif yang mendalam.
Contoh dari Indonesia: Ketika Game Jadi Suara Budaya
Indonesia pun mulai menunjukkan potensi serupa. Salah satu contoh menarik adalah A Space for the Unbound (2023) karya Mojiken Studio. Game ini mengambil latar Indonesia tahun 1990-an, dengan tema yang menyentuh isu kesehatan mental, hubungan sosial, dan kedewasaan emosional. Walaupun dikemas dengan visual bergaya pixel art, game ini berhasil menghadirkan nuansa budaya Indonesia yang autentik, sekaligus menyuarakan pentingnya empati dan kesadaran terhadap perasaan orang lain.
Screenshot: A Space for the Unbound - Mojiken Studio / Mojiken Team. Sumber: Nintendo product page.
Game ini menunjukkan bahwa isu sosial tidak harus disampaikan secara frontal atau politis. Dengan pendekatan lembut dan emosional, pesan tentang kehidupan, kehilangan, dan harapan justru terasa lebih kuat. Inilah kekuatan video game sebagai medium naratif ia membuat pemain merasakan, bukan sekadar menonton.
Teknologi sebagai Sarana Penyampaian Pesan Sosial
Kemajuan teknologi juga berperan besar dalam cara pesan sosial disampaikan. Game modern memanfaatkan simulasi, choice-based storytelling, dan immersion untuk menempatkan pemain langsung di tengah konflik moral.
Detroit: Become Human (2018) misalnya, mengangkat isu diskriminasi dan kebebasan melalui kisah android yang memperjuangkan hak hidupnya. Dengan pilihan moral yang kompleks, pemain dipaksa untuk memutuskan siapa yang benar dan salah dan menyadari bahwa tidak ada jawaban yang mutlak.
Teknologi memungkinkan pesan sosial tersampaikan bukan hanya lewat cerita, tapi juga lewat pengalaman langsung yang menimbulkan empati. Inilah yang membedakan game dari medium lain: pemain bukan sekadar penonton, tetapi juga pelaku dalam narasi.
Refleksi terhadap Nilai-Nilai Indonesia
Ilustrasi “The New Ancient” © Neocha – Culture & Creativity in Asia
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila, video game yang membawa pesan politik atau sosial bisa menjadi cermin yang berharga untuk refleksi. Banyak nilai yang diangkat oleh game-game tersebut sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan yang kita kenal di Indonesia.
Game seperti A Space for the Unbound menanamkan pesan empati dan pengertian terhadap sesama selaras dengan sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Sementara Papers, Please mengingatkan pentingnya keadilan dan tanggung jawab moral cerminan dari Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Namun, penting bagi gamer Indonesia untuk tetap kritis. Tidak semua game cocok untuk semua audiens. Ada game yang menampilkan kekerasan ekstrem, nilai-nilai yang bertentangan dengan norma lokal, atau ideologi yang sensitif secara politik. Karena itu, perlu kesadaran untuk memahami konteks, bukan sekadar menolak atau menerima mentah-mentah.
Verdict: Bermain dengan Kesadaran dan Refleksi
Sebagai gamer sekaligus warga Indonesia, kita sebaiknya melihat video game bukan hanya sebagai pelarian dari kenyataan, tapi juga sebagai sarana untuk memahami realitas dari sudut pandang lain. Game yang mengangkat isu politik atau sosial tidak perlu dihindari asal dimainkan dengan kesadaran dan refleksi.
Game seperti Papers, Please, Detention, atau A Space for the Unbound justru memperkaya perspektif kita tentang dunia, membuka ruang empati, dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Namun tentu, ada juga game yang mungkin sebaiknya dimainkan dengan kehati-hatian bukan karena dilarang, tetapi karena membutuhkan kedewasaan dalam memahami pesan di baliknya.
Pada akhirnya, video game adalah cermin dari kehidupan: kadang indah, kadang keras, namun selalu mengandung makna bagi mereka yang mau berpikir lebih dalam.
A Space for the Unbound - Launch Trailer

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Tiny Glade, Seni Merancang Coziness dalam Game
Kamis, 11 September 2025 14:01 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler