Maestro - Rahasia Sukses Rudy Hartono

Senin, 23 September 2024 13:29 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Maestro
Iklan

Rudy Hartono menjadi maestro bulutangkis tidak terjadi secara instan. Banyak perjuangan yang dilalui sehingga akhirnya ia menjadi champion di bidang bulutangkis.

Judul: Maestro – Menyingkap Rahasia Sukses Rudy Hartono

Penulis: Teguh Budiarto

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 1987

Penerbit: Pustaka Merdeka

Tebal: ix + 278

ISBN: 979-8054-02-4

Buku berjudul ”Maestro – Menyingkap Rahasia Sukses Rudy Hartono” karya Teguh Budiarto ini membahas banyak faktor yang membuat Rudy Hartono menjadi seorang maestro bulutangkis. Teguh Budiarto mengungkap masa muda Rudy Hartono sampai menjadi seorang juara All England 8 kali, merebut Piala Thomas berkali-kali dan pernah menjadi juara dunia. Selain mengungkap proses bagaimana Rudy Hartono menjadi seorang kampiun, Teguh Budiarto juga mengungkap suka duka Rudy Hartono sepanjang karir bulutangkisnya. Cara Teguh Budiarto mengungkapkan perjalanan sukses Rudy Hartono sangat menarik. Sebab ia menuliskan pendapat orang-orang dekat Rudy Hartono tentang berbagai topik dan berbagai tonggak perjalanan.

Teguh Budiarto mengawali kisah munculnya Rudy Hartono dari tragedi Scheele, yaitu didiskualifikasinya Indonesia dari final Piala Thomas. Sebab pertandingan Piala Thomas tahun 1967 inilah awal dikenalnya Rudy Hartono sebagai pahlawan bulutangkis baru bagi Indonesia. Pertandingan finan Indonesia melawan Malaysia di Istora Senayan Jakarta pada tahun 1967 menjadi rusuh. Setelah hari pertama Indonesia kalah, hari kedua muncul sosok muda bernama Rudy Hartono yang membawa harapan bagi Indonesia untuk memenangkan Piala Thomas. Rudy memenangkan pertandingan melawan Malaysia. Keberhasilan tersebut membuat Rudy Hartono dijuluki sebagai ”anak ajaib.”

Namun sayang, riuhnya penonton di Senayan dianggap mengganggu jalannya pertandingan. Sebagai wasit kehormatan Scheele menghentikan pertandingan tersebut. Saat kemudian Federasi Bulutangkis Dunia (IBF) memutuskan untuk pertandingan dilanjutkan di negara netral, Indonesia menolak. Karena menolak Indonesia dinyatakan WO.

Saat itu Rudy Hartono baru berusia 17 tahun.

Lepasnya Piala Thomas pada tahun 1967 membuat Rudy Hartono dicoba untuk bertanding di All England pada tahun berikutnya. Namun gagasan untuk mengirim Rudy Hartono ke All England ini menghadapi kendala. Pertama adalah ketiadaan biaya. Kedua, keberangkatan Rudy Hartono yang masih sangat muda itu akan berakibat buruk bagi PBSI jika Rudy Hartono gagal. Jika Rudy Hartono gagal, maka kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap PBSI akan semakin besar. Untunglah untuk urusan biaya, Ibnu Sutowo menyanggupi untuk membiayai perjalanan Rudy Hartono ke London dan keberanian Sudirman yang saat itu menjadi Ketua PBSI untuk mengambil risiko membuat Rudy Hartono akhirnya berangkat ke Inggris.

Rudy Hartono memenangkan kejuaran All England yang baru saja diikutinya. Bahkan Rudy Hartono berhasil mempertahankannya selama tujuh kali berturut-turut! Rudy Hartono memenangi kejuaraan All England dari tahun 1968-1974. Di tahun 1975, Rudy kalah dari Sven Pri di final, sebelum kemudian di tahun 1976 Rudy Hartono kembali juara. Belum pernah ada pemain bulutangkis yang sesukses Rudy Hartono di All England sepanjang masa.

Pada periode 1970 sampai 1982 Rudy Hartono berperan besar bagi Indonesia di kancah Piala Thomas. Selain bermain tunggal Rudy Hartono juga bermain ganda. Di tahun 1980 Rudy Hartono berhasil menjadi Juara Dunia Bulutangkis.

Teguh Budiarto memberikan gambaran siapa sesungguhnya Rudy Hartono, sehingga bisa menjadi seorang maestro bulutangkis. Rudy Hartono terlahir sebagai Nio Hap Liang pada tanggal 18 Agustus 1949 sebelum berganti nama menjadi Rudy Hartono Kurniawan. Rudy Hartono dibesarkan dalam keluarga yang suka olahraga, khususnya bulutangkis. Sejak kecil Rudy Hartono dididik menjadi atlit bulutangkis oleh ayahnya. Saudara-saudarinya pun berprestasi di dunia olahraga tepuk bulu ini. Walaupun prestasinya tak semenonjol Rudy Hartono.

Proses belajar Rudy Hartono sampai menjadi maestro tidak terjadi secara instan. Mula-mula ia dilatih sendiri oleh sang ayah. Zulkarnaen Kurniawan adalah orang pertama yang memoles Rudy Hartono. Melihat bahwa Rudy Hartono mempunyai bakat yang besar, Zulkarnaen Kurniawan memasukkan Rudy ke PB Oke. Melalui PB Oke, fisik dan teknik bermain Rudy berkembang pesat. Rudy Hartono kemudian bergabung dengan PB Rajawali. Di PB inilah Rudy Hartono mulai ikut berbagai kejuaraan tingkat lokal. Akhirnya Rudy Hartono bergabung dengan PB Surya Naga. Zulkarnaen Kurniawan – ayah Rudy Hartono adalah salah satu pelatih di PB Surya Naga.

Saat sudah menjadi atlit bulutangkis, Rudy Hartono juga terus belajar. Kadang-kadang ia mengalami masa-masa suntuk yang membuatnya frustasi. Saat itu (1965-1970) Pelatnas Bulutangkis belumlah seperti sekarang. Pelatnas berjalan apa adanya. Tanpa sponsor. Karena di pelatnas dan menjadi atlit bulutangkis seakan tanpa masa depan, Rudy Hartono pernah berpikir untuk menjadi pilot Garuda saja. Apalagi Rudy adalah peserta Pelatnas paling muda. Meski sempat ragu, Rudy Hartono tetap berlatih dengan sangat keras.

Ketika Rudy menjadi satu-satunya pemain yang kalah saat perebutan Piala Thomas tahun 1973 dan kemudian gagal mempertahankan juara All England di tahun 1975, banyak pihak yang merasa Rudy sudah seharusnya mengundurkan diri. Bahkan sang ayah mendorongnya untuk menekuni studinya demi masa depan. Namun Rudy tetap berjuang sampai akhirnya ia bisa kembali menjadi juara All England di tahun 1976 dan berkontribusi bagi perebutan Piala Thomas di tahun-tahun selanjutnya.

Di bagian akhir buku ini, Teguh Budiarto juga memberikan informasi tentang apa yang dikerjakan oleh Rudy Hartono setelah gantung raket. Selain kembali berlatih untuk menjadi pilot, Rudy menekuni bisnis. Rudy juga pernah mencoba dunia film, walaupun tidak berlanjut.

Marilah kita lihat bagaimana Teguh Budiarto mengemas kisah Rudy dalam buku ini. Teguh Budiarto mewawancarai orang-orang dekat Rudy Hartono untuk memberikan pendapat tentang berbagai topik. Orang-orang dekat tersebut diantaranya Zulkarnaen Kurniawan, para pemain bulutangkis (Tjuntjun, Eddy Yusuf, Christian Darmadi dan lainnya), para pelatih, dan pengurus PBSI. Alih-alih menyimpulkan pendapat masing-masing pihak yang dekat dengan Rudy Hartono, Teguh Budiato menyajikan ucapan langsung dari orang-orang tersebut. Cara ini membuat kita mendapatkan suasana batin dari sang penutur. 864

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler