Mellow Yellow Drama - Tragedi Remaja Tionghoa yang Ingin Menjadi Indonesia Sepenuhnya
Minggu, 24 November 2024 19:05 WIBMellow Yellow Drama adalah sebuah kisah yang menggambarkan pergumulan psikologis seorang gadis remaja beretnis Tionghoa untuk menjadi Indonesia sepenuhnya.
Judul: Mellow Yellow Drama
Penulis: Audrey Yu Jia Hui
Tahun Terbit: 2014
Penerbit: Bentang
Tebal: vi + 242
ISBN: 978-602-291-032-9
Sebagai anak yang lahir di Indonesia, pada masa anak-anak tentu mereka mencintai negara dimana ia dilahirkan. Apalagi negara yang kaya sumberdaya alam ini memiliki dasar negara Pancasila yang menjamin warganya hidup bernegara secara tenteram dan produktif. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkeram erat oleh Lambang Negara Burung Garuda mewartakan kesetaraan semua warga negara yang mempunyai latar belakang yang berbeda.
Namun tidak demikian bagi anak-anak Tionghoa. Pergumulan seorang anak Tionghoa untuk benar-benar menjadi patriot Indonesia sungguh penuh perjuangan. Mereka mengalami tantangan dari luar dan dari dalam. Dari luar ia dicurigai dan bahkan dibuli. Sementara dari dalam ia mendapatkan doktrin bahwa orang Tionghoa sebaiknya nurut saja yang penting bisa berbisnis. Kalau pun membantu, sebaiknya membantu dari kekayaan yang didapatnya. Orang Tionghoa tidak perlu berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa selayaknya orang-orang Indonesia asli.
Jika apes, mereka malah akan menjadi orang yang Tionghoa yang berpandangan bahwa hidup di Indonesia hanyalah untuk mencari kekayaan. Tekanan dari luar membuat anak Tionghoa yakin bahwa mereka bukan bagian dari orang Indonesia. Perasaan tidak diterima akan meyakinkan anak Tionghoa kehilangan keyakinan bahwa mereka adalah bagian dari negeri ini. Sementara doktrin dari dalam seakan memberi solusi bagaimana seharusnya mereka hidup di Indonesia.
Pergumulan yang demikian hebat dialami oleh Audrey Yu Jia Hui. Pergumulannya begitu hebat karena ia adalah seorang prodigi (anak yang sangat berbakat). Seorang anak berbakat dengan IQ diatas rata-rata. Lahir sebagai Maria Audrey Lukito pada Bulan Mei 1988, Audrey sangat mencintai Indonesia. Ia jatuh cinta kepada Pancasila saat ia baru berumur 4 tahun. Sebagai anak Tionghoa yang kaya, ia merasakan ketidak adilan ekonomi saat melihat ada pengemis dan tukang becak di jalanan. Ia ingin berbakti kepada negeri supaya tidak ada lagi orang-orang yang bekerja keras tetapi tetap miskin. Cita-cita anak umur 4 tahun!
Sebagai seorang prodigi, ia sangat ingin tahu tentang apa saja. Termasuk tentang bagaimana ia bisa mengabdi kepada negara dimana ia dilahirkan. Namun cintanya kepada Pancasila ini mendapat tentangan dari orangtuanya. Ia dianggap sebagai anak aneh yang memerlukan penanganan ahli jiwa. Bahkan di Sekolah Minggu di gerejanya pun ia dibuli oleh teman-temannya.
Tekanan yang dialami oleh Audrey membuatnya membenci dirinya sebagai anak Tionghoa. Ia benci mengapa kulitnya putih. Ia benci mengapa matanya sipit. Ia berupaya untuk menghilangkan identitas fisiknya. Tapi semakin ia membenci penampilan fisiknya, semakin tersiksa batinnya.
Untunglah saat ia berumur 11 tahun ia berkesempatan untuk kuliah ke Amerika. Audrey lancar berbagasa Inggris, Perancis, Rusia dan Latin. Dengan bakatnya yang luar biasa, Audrey lolos seleksi pendidikan anak prodigi di Amerika. Ia menyelesaikan jenjang S 1 di sebuah kampus di Amerika saat berumur 13 tahun dan mendapatkan S 2 cum laude di usia 16 tahun.
Dengan prestasinya tersebut ia akan diterima oleh negaranya. Namun ternyata ia menghadapi kenyataan lain. Ia tetap diperlakukan sebagai anak Tionghoa yang tidak perlu mengabdi kepada negeri, selain melalui uang hasil bisnisnya. Kenyataan ini membuat Audrey semakin frustasi. Ia mulai mengalami masalah dengan pola makan dan kesehatannya.
Untunglah ia bertemu dengan Zhang Qi Wen, dokter yang bisa mengerti pergumulannya. Sang dokter, selain memberikan nasihat tentang kesehatan juga mau mendengarkan kegalauan Audrey. Bahkan sang dokter (yang juga seorang Tionghoa) membantu Audrey untuk menemukan kembali jati dirinya. Zhang menasihati Audrey bahwa Audrey bisa menjadi orang Indonesia dengan tanpa kehilangan akar budayanya. Sang dokter membuat Audrey bisa menerima dirinya sebagai seorang Tionghoa yang mempunyai budaya leluhur. Sejak itu Audrey giat belajar bahasa dan tulisan Mandarin. Audrey menemukan kembali akar budayanya dan kembali bersemangat untuk mengabdi kepada negerinya.
Pandangan bahwa untuk menjadi Indonesia harus meninggalkan jatidiri sebagai orang Tionghoa yang selama ini membebani Audrey telah terangkat. Ia bisa berdamai dengan dirinya, sehingga dengan demikian ia bisa fokus kepada bagaimana ia bisa membaktikan kelebihannya bagi negeri yang dicintainya.
Mellow Yellow Drama adalah sebuah karya fiksi yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulisnya. Meski karya ini adalah karya fiksi, namun apa yang diungkapkan oleh Audrey Yu Jia Hui dalam novel ini menggambarkan kegundahan generasi muda Tionghoa di Indonesia. Generasi yang lahir dari orangtua yang besar di era Orde Baru, pada umumnya sudah tidak mengalami kondisi politik yang membuat mereka trauma. Namun mereka masih menghadapi stigmasi sebagai liyan oleh warga negara lainnya. Demikian juga mereka masih tinggal bersama dengan orangtuanya yang pandangannya terbentuk dari situasi politik di era Orde Baru.
Buku karya Audrey Yu Jia Hui ini bisa menjadi bahan bacaan bagi generasi muda Tionghoa dan generasi muda Indonesia pada umumnya, supaya sikap saling curiga ini bisa dihilangkan. Sinergi antaretnis antarbudaya akan membuat Indonesia semakin jaya. Bukankah Garuda tegap mencengkeram erat selendang Bhinneka Tunggal Ika? 881
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Mellow Yellow Drama - Tragedi Remaja Tionghoa yang Ingin Menjadi Indonesia Sepenuhnya
Minggu, 24 November 2024 19:05 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler