Seni Sebagai Cermin Zaman: Menggapai Relevansi Karya
Kamis, 28 November 2024 08:36 WIB
Sederhananya, Fo menegaskan bahwa seni, khususnya sastra dan teater, harus menjadi cerminan zamannya.
Dario Fo, peraih Nobel Sastra tahun 1997 pernah mengutarakan pernyataan yang sarat makna tentang seni: “A theatre, a literature, an artistic expression that does not speak for its own time has no relevance.”
(Sebuah teater, sastra, ekspresi seni yang tidak menyuarakan jamannya tidak punya relevansi)
Sederhananya, Fo menegaskan bahwa seni, khususnya sastra dan teater, harus menjadi cerminan zamannya. Karya seni yang baik adalah karya yang mampu menangkap denyut nadi masyarakat, merefleksikan permasalahan yang sedang dihadapi, dan memberikan perspektif yang relevan dengan konteks sosial-budaya saat itu.
Mengapa Seni Harus Relevan dengan Zamannya?
Sebagai Respons terhadap Realitas. Seni lahir dari inspirasi, dan inspirasi yang paling kuat seringkali berasal dari realitas kehidupan. Ketika seniman merespons isu-isu kontemporer, karya mereka menjadi lebih dari sekadar hiburan. Mereka menjadi alat untuk mengkritik, mempertanyakan, dan bahkan mengubah tatanan sosial.
Membangun Dialog dengan Masyarakat. Seni yang relevan menciptakan ruang dialog antara seniman dan masyarakat. Karya seni yang menyuarakan aspirasi dan keresahan masyarakat akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh audiens.
Menjadi Arsip Sejarah. Karya seni yang merekam zamannya menjadi semacam arsip sejarah yang hidup. Melalui karya seni, generasi mendatang dapat memahami bagaimana kehidupan manusia pada masa lalu, apa saja tantangan yang dihadapi, dan bagaimana orang-orang bereaksi terhadap perubahan zaman.
Memiliki Nilai Estetika yang Berkelanjutan. Ironisnya, karya seni yang terlalu terpaku pada tren atau mode semata seringkali cepat usang. Sebaliknya, karya seni yang memiliki akar yang kuat pada realitas sosial cenderung memiliki daya tahan yang lebih lama.
Contoh Karya Seni yang Relevan
Sastra. Novel-novel realis yang menggambarkan kehidupan kelas pekerja pada abad ke-19, seperti karya Charles Dickens, merupakan contoh klasik karya sastra yang relevan dengan zamannya. Di Indonesia karya Pramudya menjadi karya yang tak terlupakan karena menyuarakan kritik pada kolonialisme.
Teater. Drama-drama satir yang mengkritik kebijakan politik atau sosial seringkali menjadi sorotan publik dan memicu diskusi. Di Indonesia ada karya Rendra sebagai contoh.
Lukisan. Lukisan-lukisan yang menggambarkan peristiwa bersejarah atau kondisi sosial masyarakat pada masa itu menjadi saksi bisu perjalanan sejarah. Contohnya lukisan Raden Saleh tentang penangkapan Diponegoro.
Tantangan Seni Kontemporer
Di era globalisasi seniman, termasuk penulis dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan karya yang tidak hanya relevan dengan konteks lokal, tetapi juga memiliki dimensi global. Perkembangan teknologi juga telah membuat kita lebih mudah menjangkau dunia. Kita adalah warga dunia, bukan hanya warga Indonesia. Maka kita ditantang untuk semakin bermakna buat dunia.
Kesimpulan
Kutipan Dario Fo mengingatkan kita akan pentingnya peran seni dalam masyarakat. Seni bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan alat untuk berpikir, merasakan, dan bertransformasi. Dengan menciptakan karya yang relevan dengan zamannya, seniman tidak hanya memberikan kontribusi bagi dunia seni, tetapi juga ikut serta dalam membangun peradaban manusia yang lebih baik. Dengan demikian seni, termasuk karya sastra, akan bermakna.
Semoga artikel ini bermanfaat.

Penulis Indonesiana
3 Pengikut

Jejak Langkah dan Bekas Hati: Transformasi Diri Melalui Perjalanan
Sabtu, 12 April 2025 07:33 WIB
Buku Sebagai Sumber Kebahagiaan Abadi: Merenungi Hikmah Ali bin Abi Thalib
Kamis, 10 April 2025 08:38 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler