AIPAC: Kekuatan Lobi Israel di Balik Kebijakan Amerika Serikat

Senin, 3 Maret 2025 19:14 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perdana Menteri Isreal, Benjamin Netanyahu berbicara melalui video dari Israel pada konferensi kebijakan AIPAC 2019, di Washington Convention Center di Washington, 26 Maret 2019.
Iklan

AIPAC, lobi pro-Israel terkuat di AS, memengaruhi kebijakan luar negeri AS dan memastikan dukungan finansial-militer untuk Israel.

Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara dengan sistem politik yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok kepentingan, atau yang sering disebut sebagai lobi. Di antara banyak kelompok lobi yang beroperasi di Washington, D.C., salah satu yang paling kuat dan berpengaruh adalah AIPAC (American Israel Public Affairs Committee).

Organisasi ini telah lama menjadi kekuatan pendorong di balik hubungan erat antara AS dan Israel, serta memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. Namun, pengaruh AIPAC juga menuai kritik dan kontroversi, terutama terkait isu Palestina dan dinamika politik domestik AS.

Apa Itu AIPAC?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AIPAC didirikan pada tahun 1951 sebagai organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara AS dan Israel. Meskipun AIPAC secara resmi tidak memberikan sumbangan langsung kepada kandidat politik, organisasi ini memiliki jaringan yang luas dan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya, termasuk dana dan dukungan pemilih, untuk mendukung politisi yang sejalan dengan agenda pro-Israel.

AIPAC dikenal karena konferensi tahunannya yang megah, yang dihadiri oleh ribuan aktivis, politisi, pemimpin masyarakat Yahudi AS, dan pejabat tinggi dari AS dan Israel. Acara ini sering menjadi panggung bagi para pemimpin AS, termasuk presiden, untuk menyampaikan pidato yang menegaskan komitmen mereka terhadap Israel. Misalnya, pada tahun 2023, Presiden Joe Biden menyampaikan pidato di konferensi AIPAC, menegaskan bahwa "komitmen AS terhadap keamanan Israel adalah hal yang tak tergoyahkan."

Bagaimana AIPAC Memengaruhi Kebijakan AS?

Pengaruh AIPAC di pemerintahan AS sangat luas dan multidimensi. Berikut adalah beberapa cara AIPAC memengaruhi kebijakan AS:

  1. Dukungan Finansial dan Militer untuk Israel
    AS adalah penyumbang bantuan terbesar untuk Israel, dengan total bantuan lebih dari 150 miliar sejak 1948. AIPAC memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa bantuan ini terus mengalir, bahkan ditengah perdebatan politik domestik AS tentang anggaran. Pada tahun 2016, AS dan Israel menandatangani perjanjian bantuan militer 38 miliar untuk 10 tahun, yang sebagian besar diyakini sebagai hasil lobi AIPAC.

  2. Kebijakan Luar Negeri yang Pro-Israel
    AIPAC sering menjadi kekuatan pendorong di balik kebijakan luar negeri AS yang mendukung Israel. Contohnya, selama pemerintahan Donald Trump, AIPAC mendukung keputusan kontroversial untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah langkah yang dianggap sebagai pengakuan atas klaim Israel atas kota suci tersebut. Keputusan ini menuai kritik dari banyak negara, tetapi AIPAC berhasil memastikan dukungan bipartisan di Kongres.

  3. Pengaruh di Kongres
    AIPAC dikenal karena kemampuannya untuk memobilisasi dukungan bipartisan. Banyak anggota Kongres, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, secara terbuka mendukung agenda AIPAC karena mereka menganggapnya sebagai cara untuk mendapatkan dukungan dari pemilih Yahudi dan sekutu Israel di konstituen mereka. AIPAC juga aktif mendukung kandidat yang pro-Israel melalui PAC (Political Action Committee) afiliasinya, seperti United Democracy Project.

  4. Penentangan terhadap Kebijakan yang Dianggap Anti-Israel
    AIPAC tidak hanya mendukung kebijakan pro-Israel, tetapi juga aktif menentang kebijakan atau tokoh yang dianggap tidak mendukung Israel. Misalnya, AIPAC menentang gerakan BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions), yang menyerukan boikot terhadap Israel karena kebijakan pendudukannya di Tepi Barat. AIPAC juga menentang kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) pada tahun 2015, yang dianggap mengancam keamanan Israel.

Kritik terhadap AIPAC

Meskipun pengaruhnya besar, AIPAC tidak lepas dari kritik. Beberapa kelompok progresif, aktivis hak asasi manusia, dan bahkan beberapa politisi AS menuduh AIPAC terlalu mendukung kebijakan Israel yang dianggap melanggar hak-hak rakyat Palestina. Mereka juga mengkritik AIPAC karena dianggap memprioritaskan kepentingan Israel di atas kepentingan nasional AS.

Salah satu kritik paling keras datang dari anggota Kongres Ilhan Omar, yang pada tahun 2019 menuduh bahwa dukungan AS terhadap Israel didorong oleh "uang" dari kelompok lobi seperti AIPAC. Komentarnya menuai kontroversi dan tuduhan anti-Semit, tetapi juga memicu perdebatan tentang pengaruh lobi Israel di AS.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pengaruh AIPAC dapat membatasi ruang gerak pemerintah AS dalam mengambil kebijakan yang lebih seimbang dalam konflik Israel-Palestina. Misalnya, AIPAC sering menentang upaya untuk mengkritik kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

AIPAC dan Dinamika Politik Domestik AS

Pengaruh AIPAC di AS tidak terlepas dari dinamika politik domestik. Dalam beberapa tahun terakhir, dukungan terhadap Israel di AS mulai menunjukkan perpecahan, terutama di kalangan Partai Demokrat. Sementara sebagian besar politisi Demokrat masih mendukung Israel, semakin banyak suara dari sayap progresif partai yang menyerukan kebijakan yang lebih adil terhadap Palestina.

Contohnya, anggota Kongres seperti Alexandria Ocasio-Cortez dan Rashida Tlaib secara terbuka mengkritik kebijakan Israel dan menyerukan penghentian bantuan militer AS jika Israel terus memperluas pemukiman di Tepi Barat. Namun, suara-suara ini masih minoritas di Kongres, di mana mayoritas anggota tetap mendukung agenda pro-Israel.

Terbaru dalam Pemilu AS 2024, AIPAC menyebut mengeluarkan $53 juta untuk mendukung calon-calon dari Partai Demokrat dan Partai Republik yang pro-Israel. Dengan pembagian $31,5 juta untuk kader Partai Demokrat dan $21 juta untuk kader Partai Republik. 

Masa Depan AIPAC dan Hubungan AS-Israel

Pengaruh AIPAC di pemerintahan AS tampaknya akan tetap kuat dalam waktu dekat. Namun, tantangan bagi organisasi ini mungkin akan semakin besar seiring dengan perubahan dinamika politik domestik AS dan global. Generasi muda AS, termasuk generasi muda Yahudi, semakin kritis terhadap kebijakan Israel, terutama terkait isu Palestina.

Selain itu, kebangkitan gerakan progresif di AS, yang menekankan hak asasi manusia dan keadilan global, dapat memengaruhi sejauh mana AIPAC dapat mempertahankan pengaruhnya. Pertanyaannya adalah: apakah AS akan terus mempertahankan kebijakan luar negeri yang sepenuhnya sejalan dengan agenda AIPAC, atau apakah akan ada ruang untuk pendekatan yang lebih seimbang?

AIPAC adalah contoh nyata bagaimana kelompok lobi dapat memengaruhi kebijakan luar negeri sebuah negara. Sebagai salah satu kelompok lobi terkuat di AS, AIPAC telah berhasil memastikan bahwa hubungan AS-Israel tetap erat, meskipun tidak tanpa kontroversi. Namun, di tengah perubahan politik domestik AS dan dinamika global, tantangan bagi AIPAC dan lobi pro-Israel lainnya mungkin akan semakin kompleks di masa depan.

Pertanyaan besar yang tersisa adalah: Apakah AS akan terus menjadi sekutu terbesar Israel tanpa syarat, atau apakah tekanan untuk kebijakan yang lebih adil terhadap Palestina akan mengubah arah hubungan ini?

Jawabannya mungkin tergantung pada bagaimana AIPAC dan kelompok lobi lainnya beradaptasi dengan perubahan zaman, serta bagaimana politik domestik AS berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

80 Pengikut

img-content

Strategi Pertumbuhan Konglomerat

Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
img-content

Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking

Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler