Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.

Kiley Reid : Come and Get It  Mengupas Ambisi, Uang, dan Ras di Kampus Amerika

Minggu, 20 April 2025 10:53 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Novel Come and Get It karya Kiley Reid
Iklan

Potret kehidupan kampus yang penuh ambisi, mengupas ras, dan kuasa uang dikemas pada novel cantik "Come and Get It" karya Kiley Reid.

***

Setelah sukses besar dengan debut novelnya Such a Fun Age, penulis asal Amerika, Kiley Reid, kembali dengan novel keduanya yang tak kalah tajam: Come and Get It. Berlatar di Universitas Arkansas, Reid mengeksplorasi dinamika kekayaan, kelas sosial, dan ras melalui kisah para mahasiswa dan seorang profesor tamu yang saling terkait.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inspirasi novel ini datang dari pengalamannya mengajar di Universitas Michigan. Reid terpesona oleh keunikan dan kecerdasan mahasiswanya, yang kemudian menjadi benih karakter-karakter dalam bukunya. Selain itu, buku Paying for the Party karya dua sosiolog yang meneliti ketimpangan ekonomi di kampus turut memengaruhi narasi novel ini.

Dalam wawancaranya, Reid menekankan bahwa uang dan ras adalah dua hal yang tak terpisahkan di Amerika. Ia menolak gagasan bahwa konsumsi atau kepemilikan barang dapat menyelesaikan masalah rasisme sistemik. Menurutnya, solusi semacam itu hanya bersifat permukaan dan tidak menyentuh akar permasalahan.

Reid dikenal dengan gaya penulisan yang mengedepankan cerita daripada pesan moral. Ia percaya bahwa karakter yang kompleks dan penuh kontradiksi lebih menarik dan mencerminkan realitas kehidupan. Dalam Come and Get It, ia menghadirkan tokoh-tokoh yang tidak selalu simpatik, tetapi manusiawi.

Salah satu karakter utama dalam novel ini adalah Agatha Paul, seorang penulis berusia akhir 30-an yang menjadi profesor tamu di kampus. Agatha terlibat dalam kehidupan mahasiswa, termasuk Millie Cousins, seorang asisten residen yang ambisius, dan Kennedy Washburn, mahasiswa baru yang penuh semangat.

Reid mengaku bahwa banyak dialog dalam novelnya diambil langsung dari percakapan nyata yang ia dengar atau alami. Ia sering mencatat kalimat-kalimat menarik di kartu indeks, yang kemudian menjadi bagian dari narasi. Metode ini membantunya menciptakan dialog yang autentik dan hidup.

Saat ini, Reid sedang mempersiapkan kepindahannya ke Belanda bersama suami dan putrinya. Selain itu, ia juga menjadi salah satu juri untuk penghargaan Booker Prize tahun 2025, yang mengharuskannya membaca sekitar 160 novel dalam waktu singkat.

Meskipun jadwalnya padat, Reid tetap menjaga rutinitas menulisnya. Ia menganggap menulis sebagai proses yang terus berkembang dan membutuhkan disiplin. Bagi Reid, menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya, tetapi juga tentang memahami diri sendiri dan dunia di sekitarnya.

Dalam Come and Get It, Reid tidak hanya menceritakan kisah individu, tetapi juga menggambarkan struktur sosial yang mempengaruhi kehidupan mereka. Ia menunjukkan bagaimana sistem pendidikan, ekonomi, dan budaya saling terkait dalam membentuk pengalaman manusia.

Reid berharap bahwa pembaca dapat melihat kompleksitas isu-isu yang diangkat dalam novelnya tanpa merasa digurui. Ia percaya bahwa sastra memiliki kekuatan untuk membuka pikiran dan mendorong refleksi, bukan memberikan jawaban pasti.

Lewat novel Come and Get It, Reid sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam menggabungkan narasi yang menarik dengan analisis sosial yang tajam. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenung tentang realitas yang sering kali diabaikan. Melalui karyanya, Reid terus memperkaya dunia sastra dengan perspektif yang segar dan penting.

Come and Get It karya Kiley Reid adalah novel berlatar Universitas Arkansas yang menyelami dinamika kelas sosial, ambisi, dan ras di lingkungan kampus. Ceritanya berpusat pada Millie Cousins, seorang mahasiswa ambisius yang bekerja sebagai asisten residen, dan Agatha Paul, seorang penulis dewasa yang datang sebagai dosen tamu.

Ketika Agatha mulai mewawancarai mahasiswa tentang kehidupan keuangan mereka untuk proyek bukunya, hubungan antar tokoh menjadi kompleks dan penuh ketegangan. Novel ini memotret bagaimana uang, kekuasaan, dan keinginan membentuk interaksi manusia, sambil mempertanyakan nilai-nilai moral dan identitas di tengah realitas sosial yang tidak seimbang. ***

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler