Seorang Ibu Bekerja | Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sahid jakarta.
Kimbab Family Menjembatani Budaya Korea-Indonesia dengan Cinta dan Komunikasi
Senin, 30 Juni 2025 12:08 WIB
Kisah keluarga Korea-Indonesia yang harmonis, edukatif, dan inspiratif lewat komunikasi antar budaya di YouTube.
Kimbab Family bukan sekadar nama kanal YouTube dengan 1,46 juta subscriber. Nama ini diambil dari makanan Korea favorit mereka, gimbap, dan mencerminkan kisah cinta serta harmoni budaya antara Appa Jay (Yeon Seung Jae) dari Korea Selatan dan Mama Gina (Gina Selvina) dari Bandung, Indonesia.
Bersama tiga anak mereka—Suji, Yunji, dan Jio—keluarga multikultural ini berbagi keseharian dari Seoul, Korea Selatan, sejak memulai vlog pada 22 Juli 2018. Melalui konten yang menghibur dan edukatif, mereka menunjukkan bagaimana komunikasi antar budaya menciptakan keluarga yang harmonis, sekaligus menginspirasi “Keluarga Online”, sebutan untuk penggemar mereka.
Kisah Kimbab Family dimulai dari pertemuan romantis di China saat keduanya belajar bahasa Mandarin. Meski sempat menghadapi penolakan dari keluarga Appa Jay, cinta mereka membuktikan bahwa perbedaan budaya bukan penghalang. Kini, mereka aktif di YouTube, Instagram (@kimbabfamily.official), dan Facebook, berbagi vlog tentang parenting, kuliner Indonesia-Korea, hingga wisata.
Pada 2023, mereka memenangkan penghargaan “Keluarga Multikultural Terbaik” dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia. Mama Gina juga menerbitkan buku Kimbab Family: (Bukan) Kisah Drama Korea (2021), menceritakan perjuangan menjembatani dua budaya.
Menavigasi Perbedaan Budaya dengan Komunikasi
Budaya Korea yang hierarkis dan kolektivis bertemu dengan budaya Indonesia yang hangat dan kekeluargaan dalam kehidupan Kimbab Family. Menurut teori Hofstede (1980), perbedaan ini bisa memicu konflik, namun Kimbab Family justru menjadikannya kekuatan. Mama Gina, dengan gaya komunikasi ekspresif khas Indonesia, sering menggunakan humor dalam vlog, sementara Appa Jay tampil kalem, mencerminkan norma kesopanan Korea. Proses adaptasi mereka terlihat saat menghadapi penolakan awal dari keluarga Appa Jay. Dengan komunikasi terbuka, mereka berhasil membangun penerimaan.
Mama Gina belajar bahasa Korea dan memahami konsep jeong—ikatan emosional dalam budaya Korea—sementara Appa Jay menikmati rendang dan belajar bahasa Indonesia. Ini mencerminkan intercultural competence (Deardorff, 2006), kemampuan berinteraksi efektif di tengah perbedaan budaya. “Kami belajar untuk saling memahami, bukan mengubah satu sama lain,” ujar Mama Gina dalam salah satu vlog, menegaskan pentingnya komunikasi dua arah.
Parenting Multikultural: Harmoni dalam Dua Bahasa
Anak-anak Kimbab Family—Suji (lahir 2013, bercita-cita jadi penulis dan pianis), Yunji (2015, penggemar K-pop), dan Jio (2017, si petualang kecil)—tumbuh dengan identitas ganda. Mereka fasih berbahasa Korea dan Indonesia, hasil pendekatan parenting yang menggabungkan disiplin Korea dan kehangatan Indonesia. Dalam vlog, Kimbab Family menerapkan musyawarah ala Indonesia untuk menyelesaikan konflik anak-anak, seperti saat Suji dan Yunji berebut mainan, sambil menetapkan aturan ketat seperti waktu layar terbatas, khas pendekatan Korea.
Komunikasi non-verbal juga berperan besar. Mama Gina sering memeluk anak-anak untuk menunjukkan kasih sayang, gaya yang umum di Indonesia, sementara Appa Jay menggunakan ekspresi wajah tenang untuk menegaskan otoritas, sesuai norma Korea. Anak-anak mereka menunjukkan code-switching, beralih antara bahasa Korea formal saat berbicara dengan kakek-nenek di Korea dan bahasa Indonesia santai bersama Mama Gina. Pendekatan ini mencerminkan fleksibilitas budaya yang diajarkan sejak dini.
Edukasi Budaya melalui Vlog yang Menghibur
Kanal YouTube Kimbab Family bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi antar budaya. Vlog mereka, seperti perayaan Lebaran dengan opor ayam di Seoul atau Chuseok dengan songpyeon di Indonesia, memperkenalkan tradisi kedua budaya. “Kami ingin anak-anak bangga dengan akar Indonesia dan Korea mereka,” kata Appa Jay. Konten ini juga mengedukasi penonton global tentang keragaman budaya, mengatasi stereotip dengan cara yang inklusif.
Mama Gina sering berbagi pengalaman sebagai imigran di Korea, termasuk tantangan bahasa dan diskriminasi, dengan nada optimis. Dalam salah satu vlog, ia bercerita tentang kesulitan awal di Seoul, namun menekankan pentingnya bersikap terbuka. Pendekatan ini sejalan dengan intercultural sensitivity (Bennett, 1993), yaitu menghormati perspektif budaya lain tanpa menghakimi.
Mengatasi Tantangan dengan Kompromi
Tantangan komunikasi antar budaya tak terhindarkan. Dalam budaya Korea, keputusan keluarga sering melibatkan keluarga besar, sedangkan di Indonesia, keputusan lebih terpusat pada keluarga inti. Dalam bukunya, Mama Gina menceritakan bagaimana mereka mengatasi perbedaan ini dengan diskusi terbuka, seperti saat memilih sekolah untuk Suji. Mereka juga berusaha menjaga identitas Indonesia anak-anak di tengah lingkungan Korea yang homogen, dengan mengajarkan lagu-lagu daerah dan masakan Indonesia.
Hasilnya, Suji, Yunji, dan Jio tumbuh dengan identitas ganda yang seimbang, fasih beralih antara dua budaya. Keberhasilan ini menunjukkan kekuatan komunikasi antar budaya dalam membangun keluarga yang harmonis.
Penutup
Kimbab Family adalah bukti bahwa cinta dan komunikasi dapat menjembatani perbedaan budaya. Dengan adaptasi budaya, komunikasi verbal dan non-verbal yang inklusif, serta konten YouTube yang edukatif, mereka tidak hanya membangun keluarga multikultural yang kuat, tetapi juga menginspirasi jutaan orang. Kisah mereka mengajarkan bahwa komunikasi antar budaya bukan sekadar teori, melainkan praktik sehari-hari yang penuh kasih dan kompromi.
Referensi:
- Hofstede, G. (1980). Culture’s Consequences: International Differences in Work-Related Values.
- Deardorff, D. K. (2006). Identification and Assessment of Intercultural Competence.
- Bennett, M. J. (1993). Towards Ethnorelativism: A Developmental Model of Intercultural Sensitivity.
- Kimbab Family. (2021). Kimbab Family: (Bukan) Kisah Drama Korea.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Pacu Jalur, dari Sungai Kuantan ke Panggung Global
Selasa, 22 Juli 2025 08:16 WIB
Kimbab Family Menjembatani Budaya Korea-Indonesia dengan Cinta dan Komunikasi
Senin, 30 Juni 2025 12:08 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler