Boy Chandra Kusuma: dari Top Global MLBB Menuju Pebisnis Perhiasan

Oleh: [Boy Chandra Kusuma]

Di tengah maraknya dunia digital dan kompetisi esports, nama Boy Chandra Kusuma mencuat sebagai salah satu Top Global Charisma Mobile Legends. Bukan sekadar pemain biasa, Boy menjadikan hobinya sebagai jalan menuju popularitas dan, kemudian, pintu gerbang ke dunia bisnis.

Lahir dan besar di Banyumas, Boy mulai dikenal publik sejak 2012 melalui aktivitasnya di media sosial. Tak butuh waktu lama, komunitas gaming mengenalnya sebagai figur karismatik yang konsisten di papan atas.

Namun, siapa sangka, di balik layar ponsel dan streaming game, tersimpan cita-cita lain yang tak kalah ambisius: membangun bisnis perhiasan.

Ketika Passion Bertemu Peluang

Perhiasan bukan hal yang tiba-tiba bagi Boy. Ia menaruh ketertarikan pada desain dan kualitas bahan sejak lama. Dengan modal terbatas, ia memberanikan diri memulai usaha di bidang yang masih didominasi pemain besar. Ia tak hanya menjadi wajah dari brand-nya sendiri, tapi juga terjun langsung mengurusi desain, pemilihan bahan, pemasaran, hingga layanan pelanggan.

Bagi Boy, kunci kesuksesan terletak pada kombinasi:

• Passion: cinta terhadap bidang yang ditekuni,

• Semangat dan kerja keras: konsistensi dalam menghadapi tantangan,

• Dedikasi dan kecerdasan: dalam membaca peluang dan membangun jaringan.

Seperti katanya dalam salah satu wawancara, “Saya melihat hobi bukan hanya sebagai kesenangan, tapi juga fondasi bisnis yang kuat jika ditekuni serius.”

Dualitas yang Seimbang

Yang menarik, Boy tidak meninggalkan dunia gaming begitu saja. Ia justru memanfaatkannya sebagai kanal promosi, branding, dan koneksi dengan komunitas. Followers-nya yang kini sudah mencapai lebih dari 42 ribu di Instagram, terus mengikuti perkembangan karier dan usahanya.

Keseimbangan antara kreativitas digital dan bisnis konvensional inilah yang menjadikan Boy inspirasi banyak anak muda: bahwa kita bisa sukses di dua dunia sekaligus—asal tahu cara menjaga fokus dan arah.

 Pelajaran dari Boy Chandra Kusuma

Dari kisah Boy, kita bisa menarik lima pelajaran penting:

1. Mulailah dari apa yang kamu cintai.

2. Bangun personal branding yang kuat.

3. Gunakan media sosial sebagai alat, bukan tujuan.

4. Berani pindah zona nyaman—tapi tetap bawa nilai dari zona lamamu.

5. Jangan tunggu sempurna untuk memulai.