Ruang Kritis bagi Fandom Musik Hardcore
Selasa, 8 Juli 2025 06:59 WIB
Para penggemar biasa melakukan violence dance atau mosh pit sebagai pelampiasan energi dan ekspresi atas kebebasan.
Oleh: Dicky Febrian, Universitas 17 Agustus 1945
Musik hardcore saat ini sangat digemari terutama oleh anak muda. Musik ini memiliki ciri khas dari segi fesyen, seperti celana camo, jaket studded, sepatu boots atau kets, serta kaos band yang menjadi identitas penggemarnya. Dalam pertunjukan musik, para penggemar biasa melakukan violence dance atau mosh pit sebagai bentuk pelampiasan energi dan ekspresi kebebasan.
Mengacu pada konsep hegemoni Gramsci, kekuasaan bisa diterapkan melalui paksaan atau persetujuan. Dalam konteks ini, band-band hardcore membentuk hegemoni melalui energi panggung yang mendorong penggemar mengikuti tarian keras tersebut.
Dalam konsep representasi dan identitas dari Stuart Hall, penggemar hardcore sering dipandang negatif oleh masyarakat karena gaya berpakaian mereka yang menyeramkan serta musik yang keras. Namun sebenarnya, komunitas hardcore justru menjunjung tinggi solidaritas dan nilai moral kemanusiaan.
Menurut Foucault, diskursus menciptakan makna melalui hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Media dan masyarakat kerap menggambarkan musik hardcore sebagai sesuatu yang anarkis, sementara bagi komunitasnya, musik ini adalah simbol perlawanan dan kebebasan berekspresi. Cara pandang negatif ini membuat ruang gerak komunitas menjadi terbatas.
Budaya komunitas hardcore tidak bisa dimaknai secara tunggal karena sudut pandang masyarakat dan komunitas berbeda. Komunitas menolak makna negatif tersebut dan membentuk pemaknaan mereka sendiri. Hebdige menyebutkan bahwa subkultur memiliki simbol, nilai, dan gaya hidup yang khas, yang dalam konteks hardcore terlihat dari lirik kritis, musik keras, gaya berpakaian, dan tato.
Dalam konteks feminisme, komunitas hardcore dulu didominasi laki-laki, namun kini mulai berubah dengan munculnya gerakan “Riot Grrrl” yang menuntut kesetaraan gender dalam ruang musik tersebut. Dalam pendekatan postkolonialisme, komunitas hardcore lokal mencoba bersaing dengan budaya barat melalui kreativitas musik dan fesyen yang semakin berkembang.
Secara global, musik hardcore terus berkembang karena dukungan komunitas dan kemajuan teknologi yang memudahkan penyebaran musik. Praktik budaya para penggemarnya menjadi bentuk refleksi, perlawanan, dan tantangan terhadap kekuasaan dan ideologi melalui ekspresi musikal, visual, dan sosial. Meskipun dipandang negatif oleh masyarakat, mereka tetap mempertahankan budaya tersebut sebagai bentuk identitas dan kebanggaan.
Refleksir kritis dan rumuasn tindakan praksis
Para pecinta musik hardcore tidak hanya menyukai musik yang keras dan fan brutal. Tetapi mereka menunjukkan cara berpikir dan kerasnya mereka terhadap sistem sosial, politik, dan budaya yang ada di Indonesia. Kebanyakan refleksi tersebut disalurkan melalui seni, musik, grafiti, dan komunitas.
Kelompok-kelompok tersebut juga melakukan tindakan nyata seperti menggelar konser atau biasa disebut dengan gigs tanpa mengandalkan sponsor. Mereka juga menerapkan gaya hidup yang di sebut straight edge, yakni gaya hidup sehat, tanpa alkohol, narkoba, dan seks bebas. Itu bentuk melawan mereka atas gaya hidup yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Anr, M. (2018). Identitas Komunitas Punk dalam Perspektif Sosiologi Budaya. Universitas Airlangga.
BPJ IID UMA. (2024, 24 Desember). Teori Postkolonialisme: Perspektif dan Pemikiran Kritis.
Dararima. (2024, 26 Maret). Riot Grrrl dan Seksisme di Scene Indonesia. Kompasiana.
Fauzan, L. H. (2010). Budaya & Identitas. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Wibowo, Y. P. (2023). Perlawanan Subkultur Anak Punk terhadap Budaya Dominan dalam Kajian Pendidikan Kritis. EDUCATION: Journal of Educational Studies, 3(2), 32–42.
Zahra, D. R. (2023). Subkultur Musik Hardcore sebagai Representasi Budaya Populer. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Ruang Kritis bagi Fandom Musik Hardcore
Selasa, 8 Juli 2025 06:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler