Samarkand, Permata Jalur Sutra yang Abadi
Kamis, 17 Juli 2025 19:25 WIB
Samarkand, kota Jalur Sutra di Uzbekistan, pusat Timur Lenk, sains Islam, dan warisan arsitektur megah berabad-abad.
Awal Mula: Marakanda, Kota Tua di Tengah Rute Perdagangan
Samarkand dikenal sebagai salah satu kota tertua di dunia yang terus dihuni hingga kini. Menurut catatan arkeologi, wilayah Samarkand telah dihuni sejak sekitar abad ke-7 atau ke-8 SM. Kala itu, kota ini bernama Marakanda. Letaknya yang strategis di Lembah Zeravshan membuatnya berkembang pesat sebagai persinggahan penting para pedagang dan kafilah di Jalur Sutra, jalur dagang legendaris yang menghubungkan Timur dan Barat.
Penaklukan oleh Alexander Agung
Pada abad ke-4 SM, Marakanda menjadi incaran Alexander Agung. Pada tahun 329 SM, Alexander berhasil menaklukkan kota ini setelah pertempuran sengit dengan orang Sogdiana. Sejak itu, Marakanda menjadi bagian dari kekaisaran Helenistik, yang membawa pengaruh budaya Yunani ke Asia Tengah.
Masa Kekaisaran Persia dan Penyebaran Islam
Setelah era Helenistik, Samarkand dikuasai oleh Kekaisaran Parthia dan kemudian Kekaisaran Sassanid. Posisi Samarkand tetap vital di antara jalur dagang Timur-Barat.
Pada abad ke-8 M, Samarkand ditaklukkan oleh pasukan Kekhalifahan Umayyah, yang memperkenalkan agama Islam. Kota ini kemudian menjadi pusat penyebaran Islam dan berkembang menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan, kerajinan, dan perdagangan di wilayah Transoxiana (wilayah di antara Sungai Amu Darya dan Syr Darya).
Puncak Keemasan di Era Timur Lenk
Era keemasan Samarkand benar-benar mencapai puncaknya pada abad ke-14, di bawah pemerintahan Timur Lenk (Tamerlane), penakluk besar dari Asia Tengah. Timur menjadikan Samarkand sebagai ibu kota kerajaannya dan pusat kebudayaan Islam. Ia mendatangkan arsitek, seniman, dan cendekiawan dari seluruh wilayah kekuasaannya untuk membangun kota impiannya.
Hasilnya adalah pembangunan landmark bersejarah yang menakjubkan, seperti:
-
Registan Square, alun-alun pusat dengan tiga madrasah megah.
-
Masjid Bibi-Khanym, yang saat dibangun adalah salah satu masjid terbesar di dunia.
-
Mausoleum Gur-e-Amir, makam Timur Lenk yang menjadi mahakarya arsitektur Timurid.
-
Observatorium Ulugh Beg, didirikan oleh cucu Timur, Ulugh Beg, yang juga seorang ilmuwan dan astronom terkemuka.
Masa Dinasti Timurid hingga Penaklukan Persia
Setelah Timur wafat pada 1405, Samarkand tetap menjadi pusat penting di bawah Dinasti Timurid. Namun, pengaruh politik kota ini perlahan menurun seiring pergeseran pusat kekuasaan ke Herat (Afghanistan sekarang). Pada abad ke-16, wilayah ini dikuasai oleh Kesultanan Bukhara. Samarkand sempat mengalami penurunan populasi karena perang dan konflik internal.
Samarkand di Era Rusia dan Soviet
Pada abad ke-19, Samarkand menjadi sasaran ekspansi Kekaisaran Rusia di Asia Tengah. Pada tahun 1868, Samarkand resmi masuk ke dalam kekuasaan Rusia. Di bawah pemerintahan Tsar, jalur kereta api Trans-Caspian dibangun, membuat Samarkand semakin terhubung dengan Tashkent dan Bukhara.
Pada masa Uni Soviet, Samarkand menjadi pusat administratif Republik Sosialis Soviet Uzbekistan. Meski beberapa situs bersejarah sempat terabaikan atau rusak, pada abad ke-20 banyak upaya restorasi dilakukan untuk melestarikan warisan arsitektur kota.
Samarkand Masa Kini: Situs Warisan Dunia UNESCO
Pada tahun 2001, Samarkand resmi diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia dengan nama "Samarkand – Crossroad of Cultures". Kota ini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah utama di Asia Tengah, menarik ribuan wisatawan internasional setiap tahun.
Pengunjung dapat menikmati kemegahan Registan, menelusuri gang-gang tua, mengagumi detail ubin biru masjid, hingga berbelanja di bazaar kuno Siab Bazaar. Kota ini juga menjadi pusat festival budaya internasional untuk merayakan sejarah Jalur Sutra.
Samarkand, Warisan yang Terus Hidup
Samarkand adalah contoh nyata bagaimana sebuah kota kuno dapat bertahan dan terus berkembang meski berulang kali diguncang perang, pergantian kekuasaan, dan modernisasi. Ia tetap memegang peran penting sebagai simbol persimpangan budaya, pusat pengetahuan, dan keindahan arsitektur Islam klasik.
Sebagai salah satu mutiara Asia Tengah, Samarkand membuktikan bahwa warisan sejarah dapat menjadi jembatan masa lalu dan masa depan—tempat di mana kisah Jalur Sutra tetap hidup dalam bentuk bangunan, pasar, dan keramahan penduduknya.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler