Mahasiswa KKN UNHAS Ajak Siswa SDN 106 Belajar Empati Melalui Abjad Braille

Selasa, 12 Agustus 2025 19:39 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Foto Bersama dengan para murid SDN 106 Takalar 1 (KKN Tematik Literasi 114/dok. Tim KKN)
Iklan

Literasi Bukan Sekadar Bisa Eja, tapi juga bisa dilihat dari perspektif yang berbeda.

TAKALAR – Di tengah masifnya gempuran literasi digital, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi Universitas Hasanuddin (UNHAS) Angkatan 114 justru memilih jalur yang lebih fundamental yakni empati. Melalui program bertajuk Membuat Proyek Berbasis Bahan Bacaan, mereka mengajak siswa-siswi SDN 106 Takalar 1 untuk tidak hanya membaca, tetapi juga merasakan dunia literasi dari perspektif yang berbeda. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (9/8/2025) ini berpusat pada pembuatan abjad Braille, sebuah sistem tulisan sentuh bagi penyandang tunanetra.

Andi Muhammad Takbir, selaku penanggung jawab program kerja, menyatakan bahwa pemilihan medium literasi menjadi kunci utama keberhasilan kegiatan ini. Buku berjudul Kode Rahasia Persahabatan dipilih bukan tanpa alasan, melainkan melalui proses kurasi yang ketat dengan tiga kriteria utama.

“Pertama, narasi cerita harus mampu memikat atensi anak-anak sekolah dasar yang rentan terdistraksi. Kedua, buku wajib menyisipkan pesan moral yang subtil tetapi kuat. Ketiga, yang tidak kalah penting, buku tersebut harus menyajikan ide karya yang praktis dan dapat direplikasi dengan material sederhana yang telah disiapkan oleh panitia,” kata dia.

Proses kegiatan tidak serta-merta melompat ke sesi prakarya. Para mahasiswa, dalam perannya sebagai fasilitator, memulainya dengan sebuah pertanyaan provokatif untuk memantik nalar kritis peserta: “Bagaimana cara orang yang tidak bisa melihat untuk membaca?”

Pertanyaan ini menjadi jembatan untuk memperkenalkan konsep tunanetra dan sistem tulisan Braille. Setelah diskusi awal, sesi dilanjutkan dengan pembacaan buku cerita secara interaktif dan pengulasan isi untuk memastikan pesan moral terserap dengan baik. Barulah setelah fondasi pemahaman terbentuk, para siswa dibimbing untuk membuat proyek abjad Braille mereka sendiri, dengan pendampingan penuh untuk menjamin keamanan dan ketepatan proses.

Hasil karya para siswa tidak lantas disimpan. Sebaliknya, karya-karya tersebut dipajang di salah ruang kelas 6. Takbir menjelaskan, pemajangan ini memiliki tujuan berlapis.

“Selain menumbuhkan kebanggaan atas hasil kerja keras sendiri, pajangan ini diharapkan menjadi pengingat konstan akan pentingnya empati. Lebih jauh lagi, karya tersebut berfungsi sebagai alat pembelajaran inklusif sekaligus kenang-kenangan yang kelak membangkitkan nostalgia tentang sebuah pelajaran berharga, literasi bukan hanya soal melihat, tetapi juga merasakan,” pungkasnya.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
KKN UNHAS 114 Posko Kel. Takalar

Mahasiswa KKN

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler