Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Asesor LSP Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku. Salam literasi
Nasibmu Tergantung Pikiranmu, Bukan Pikiran Orang Lain
6 jam lalu
Jangan beri ruang untuk berpikir negatif, segera mainkan pikiran yang positif dan produktif
***
Ada benarnya pendapat yang menyebut “nasibmu tergantung pikiranmu”. Segala sesuatu tergantung pikiran kita sendiri. Pikirannya jelek maka akan jeleklah yang terjadi. Pikirannya bagus, maka baguslah yang akan dinikmati.
Rasa cemas, sedih, kecewa, dan segala perasaan negatif yang kita rasakan sering kali bukan karena kenyataan. Melainkan karena makna yang kita sematkan pada kenyataan itu sendiri. Jika pikirannya negatif, maka perasaan kita jadi negatif. Jika pikiran kita positif, maka perasaan kita pun ikut positif.
Merasa miskin, sulit, gagal, dan berbagai kenyataan buruk yang sering kali kita dapatkan, ternyata hasil dari bagaimana pikiran kita merespon realiats dan dunia sekitar. Pikiran itulah yang mempengaruhi nasib kita ke depan. Jika pikiran kita buruk, maka nasib kita jadi buruk. Jika pikiran kita baik, maka nasib kita pun baik. Percaya nggak?
Semaunya karena pikiran. Pikiran kita akan membentuk kenyataan hidup dengan pola yang selalu tetap dan berulang. Sebaba pikiran terbentuk perasaan, sebab perasaan membentuk tindakan, dan sebab tindakan akan membentuk kenyataan. Karenanya, penting punya skill memainkan pikiran sendiri. Bila tidak, maka pikiran akan dimainkan oleh keadaan sehingga kita kehilangan kendali terhadap hidup kita sekarang dan mungkin selamanya.
Perasaan yang kita miliki, nasib, rezeki, dan segala kenyataam hidup yang diperoleh adalah hasil dari apa yang kita pikirkan. Apa yang kita pikirkan itulah yang kita rasakan dan diterima. Itulah hakikat hidup kita, hanya sebuah permainan pikiran. Seperti firman Allah SWT, “Dan kehidupan dunia tidak lain adalah permainan dan senda gurau” (QS Al An’am: 32). Dan akhirnya, kita disadarkan. Bahwa siapa yang mampu menguasai pikirannya maka dialah yang akan menguasai hidupnya.
Perasaan kita sering kali labil, sering terombang-ambing. Itu berarti perasaan kita dimainkan, karena pikiran kita sedang dimainkan. Ketika hidup kita dipermainkan orang lain, itu karena pikiran kita dimainkan oleh orang lain. Maka jaga pikiran kita, jangan samapi dipermainkan oleh diri sendiri apalagi oleh orang lain. Ketika kita tidak punya pencapaian, itu karena pikiran kita dimainkan oleh gangguan sehingga kita kehilangan tujuan. Semaunya bertumpu pada pikiran kita.
Ternyata, nasib kita karena pikiran kita. Karenanya, segera mainkan pikiran kita dengan memikirkan hal-hal positif jika perasaan kita lagi negatif. Niscaya perasaan kita menjadi lebih positif. Jika nasib kita buruk, maka segera mainkan pikiran kita dengan memfokuskan pada hal-hal yang baik. Niscaya nasib kita berubah menjadi lebih baik. Sebab, pikiran kita ibarat kendaraan, kita perlu rutin memperbaikinya agar terasa nyaman dan tidak rusak.
Mulailah dari yang sederhana. Perbaikilah pikiran kita, untuk hidup yang lebih tenang., nyaman, dan mampu memenangkan permainan kehidupan. Sebab ketidak-mampuan kita dalam merasakan ketenangan adalah karena kita tidak mampu memainkan pikiran kita. Hingga akhirnya pikiran kita mati, lalu tumbuhlah mati rasa, hingga berujung pada tindakan yang mematikan. Mainkanlah pikiran kita sebelum pikiran mematikan kita. Hancurkan pola pikir yang membatasi hidup kita sebelum kita hancur karenanya. Dan ternyata, nasib kita tergantung pikiran kita sendiri. Salam literasi!.

Penulis Indonesiana
2 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler