Awas, Dehidrasi Bisa Mengganggu Fungsi Organ dan Komplikasi Kesehatan

2 hari lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
air putih bening alami
Iklan

Dalam sebuah wawancara dengan beberapa mahasiswa di Kota Tangerang, saya menanyakan tentang kebiasaan minum mereka sehari-hari.

***

Wacana ini ditulis oleh Maya Dwi Harianti, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br  Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sebuah wawancara dengan beberapa mahasiswa di Kota Tangerang, saya menanyakan tentang kebiasaan minum mereka sehari-hari. Hampir semua mengakui bahwa meskipun mengetahui pentingnya air, seringkali konsumsi cairan mereka tidak mencukupi. Fenomena ini menunjukkan bahwa dehidrasi bukan sekadar persoalan individu, tetapi isu kesehatan masyarakat yang perlu perhatian serius.

Air bukan hanya bagian dari makanan, melainkan sumber vital yang menyusun 60 hingga 70 persen berat badan manusia dewasa. Tubuh memerlukan air untuk mengatur metabolisme, pencernaan, keseimbangan elektrolit, serta sebagai pelumas sendi. Kebutuhan cairan setiap individu bervariasi, tergantung usia, jenis kelamin, intensitas aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan. Untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal, orang dewasa direkomendasikan minum antara 1,5 hingga 2,5 liter air mineral setiap hari, terutama bagi mereka yang aktif bergerak.

Ketika asupan air tidak mencukupi, tubuh berisiko mengalami dehidrasi, yaitu kondisi di mana cairan yang masuk lebih sedikit dibandingkan yang keluar. Dehidrasi memengaruhi hampir seluruh sistem tubuh, mulai dari pencernaan, fungsi ginjal, hingga stabilitas suhu tubuh. Air membantu membuang racun, menjaga elastisitas kulit, dan mendukung kinerja otot.

Kekurangan air yang ringan dapat menimbulkan haus, kelelahan, penurunan konsentrasi, penurunan performa atletik, serta urine pekat dan berkurang. Dehidrasi yang berat dapat berujung pada kulit pucat, bibir dan ujung jari kebiruan, disorientasi, gangguan pernapasan, syok, kejang, koma, bahkan kematian.

Faktor yang memengaruhi status hidrasi individu sangat beragam. Usia menjadi salah satu faktor utama, karena tubuh yang sedang tumbuh membutuhkan lebih banyak air untuk mendukung metabolisme dan aktivitas. Jenis kelamin juga berperan; laki-laki membutuhkan asupan air lebih tinggi karena massa otot dan aktivitas fisik yang biasanya lebih besar dibanding perempuan. Perbedaan ini diperkuat oleh perbedaan komposisi tubuh, di mana wanita memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi sehingga kadar air relatif lebih rendah dibanding remaja laki-laki.

Aktivitas fisik merupakan faktor lain yang signifikan. Kehilangan cairan melalui keringat dapat mencapai tiga liter per jam pada kondisi panas dan latihan berat, sehingga risiko dehidrasi meningkat. Kebutuhan ini harus diimbangi dengan penggantian cairan secara cepat agar fungsi tubuh tetap optimal.

Lingkungan dan suhu juga berperan penting. Suhu tubuh normal berkisar antara 36 hingga 37,5 derajat Celsius dan dapat berfluktuasi sepanjang hari, dengan suhu lebih rendah di pagi hari dan lebih tinggi pada sore hari. Ketika suhu meningkat, persepsi haus terkadang tertahan, sehingga individu tidak segera minum, yang berpotensi menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan mental.

Keadaan kesehatan juga memengaruhi hidrasi. Demam, diare, kelelahan, atau paparan sinar matahari berlebihan dapat mempercepat kehilangan cairan, sedangkan kondisi patologis seperti gagal ginjal, gagal jantung, atau diabetes dapat memperparah risiko dehidrasi.

Penilaian status hidrasi dan nutrisi dapat dilakukan melalui antropometri, pemeriksaan klinis, analisis biokimia, dan pemantauan asupan air dari pangan. Indeks massa tubuh menjadi salah satu alat untuk menentukan status gizi, yang kemudian dapat dikaitkan dengan kebutuhan cairan individu.

Pentingnya kesadaran tentang kebutuhan air dan tanda-tanda dehidrasi menjadi semakin nyata bagi generasi muda yang memiliki pola aktivitas tinggi. Mengabaikan kebutuhan dasar ini dapat mengganggu fungsi organ, menurunkan kemampuan fisik dan mental, serta meningkatkan risiko komplikasi kesehatan jangka panjang.

Kesimpulannya, air merupakan elemen vital yang mendukung kehidupan dan kesehatan manusia. Dehidrasi adalah ancaman nyata, yang muncul ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan air, mulai dari usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, hingga kondisi kesehatan, individu dapat mengambil langkah preventif untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Kesadaran akan pentingnya minum air setiap hari adalah fondasi utama untuk kesehatan optimal dan kualitas hidup yang lebih baik. Dengan memenuhi kebutuhan air, tubuh mampu berfungsi secara maksimal, mendukung kinerja mental dan fisik, serta menjaga keberlangsungan kesehatan di masa depan.

Corresponding Author: Maya Dwi Harianti ([email protected])

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler